Hal-Hal Tentang Ilmu Budaya Dasar
Secara dasar, Ilmu Budaya Dasar adalah
pengetahuan yang diharapkan dapat memberiakn pengetahuan dasar dan pengertian
umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah masalah
manusia dan kebudayaan
Istilah ilmu budaya dasar dikembangkan di
Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanitism yang berasal dari istilah
bahasa inggris “the humanities” yang juga berasal dari bahasa latin
“humanus”yang artinya manusia .
Ilmu Budaya Dasar semata mata sebagai salah
satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan
pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap aspek aspek budaya ,baik yang
menyangkut orang lain dan alam sekitarnya amupun yang menyangkut dirinya
sendiri .Untuk bisa menyangkut tujuan tersbut IBD diharapkan dapat :
1. Mengusahakan penajaman kepekaan
mahasiswa terhadap lingkungan budaya ,sehingga dapat menyesuaikan diridengan
lingkumgam yang baru
2. Memberi kesempatan mahasiswa untuk
memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan kebudayaan
3. Mengusahakan agar mahasiswa tidak jatuh
kedalam sifat sifat kedaerahan dan pengkotkan disiplin ilmu yang ketat
4. Mengusahakan wahana komunikasi para
akademi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain ,supaya para akademisi
mampu berkomunikasi dengan lebih lancar
IBD Sebagai Mata Kuliah Dasar Umum
Secara khusus MKDU bertujuan untuk:
Berjiwa pancasila
Takwa terhadap Allah swt
Memiliki wawasan luas tehadap budaya
Indonesia
Pengertian Ilmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah manusia dan kebudayaan.
Istilah ilmu budaya dasar dikembangkan di
Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanities yang berkaitan dengan
nilai – nilai yaitu nilai – nilai manusia sebagai homo humanus atau
manusia berbudaya. Prof.Dr.Harsya Bachtiar mengatakan bahwa ilmu dan
pengetahuan dikelompokkan dalam tiga besar, yaitu:
Ilmu-ilmu alamiah (natural science)
Ilmu-ilmu social (social science)
Pengetahuan budaya (the humanities)
Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Tujuan Ilmu Budaya Dasar adlah memperluas
wawasan pemikiran serta kemampuan kritikal terhadap nilai – nilai budaya, baik
yang menyagkut orang lain dan alam sekitarnya. Untuk bisa menjangkau tujuan
tersebut IBD diharapkan dapat:
Menajamkan kepekaan terhadap lingkungan
budaya sehingga lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru
terutama dalam keoentingan pekerjaan.
Memperluas pandangan terhadap masalah
manusia dan budaya serta mangembangkan pola piker terhadap persoalan yang
menyagkut kedua hal tersebut.
Memperluas ruang lingkup pendidikan
Memperluas wawasan komunikasi
Ruang Lingkup IBD
Masalah pokok untuk menentukan ruang
lingkup IBD adalah:
Aspek kehidupan yang merupakan ungkapan
masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan
pengetahuan budaya,baik dari segi keahlian (disiplin) didalam pengetahuan
budaya maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan
budaya.
Hasil manusia yang universal akan tetapi
beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayan masing – masing zaman dan tempat.
Pokok bahasan yang dikembangkan adalah:
Manusia dan cinta kasih
Manusia dan keindahan
Manusia dan penderitaan
Manusia dan keadilan
Manusia dan pandangan hidup
Manusia dan tanggung jawab
Manusia dan kegelishan
Manusia dan harapan
Ilmu budaya dasar bukan ilmu sasatra,tari,
filsafat, dan ilmu lain. IBD menggunakan karya – karya yang terdapat dalam
pengetahuan budaya untuk mendekati masalah kemanusiaan dan budaya.
Manusia & Kebudayaan
A. Manusia
Manusia dan kebudayaan merupakan salah
satu ikatan yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia
sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka
sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan
sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha
Kuasa.
Namun siapakah manusia itu sebenarnya? Manusia di dunia ini memegang peranan
yang unik dan dapat di pandang dalam beberapa segi. Misalnya, manusia di
pandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk
jaringan-jaringan system (ilmu kimia). Manusia merupakan makhluk biologis yang
tergolong dalam golongan mamalia (ilmu biologi). Manusia sebagai makhluk social
yang tidak dapat berdiri sendiri (ilmu sosiologi) dan lain sebagainya.
Dari beberapa definisi di atas, tentu membuat kita sulit untuk menjawab
pertanyaan tentang manusia, oleh karena itu kita akan menerangkan siapa itu
manusia berdasarkan unsur-unsur yang membangunnya. Ada dua macam pandangan yang
akan menjadi acuan untuk menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia.
1. Manusia terdiri dari
empat unsur yang saling terkait, yaitu:
a. Jasad : badan kasar manusia yang
dapat kita lihat, raba bahkan di foto dan menempati ruang dan waktu.
b. Hayat : mengandung unsur hidup,
yang di tandai dengan gerak.
C. Ruh : bimbingan dan pimpinan
Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu
kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya
kebudayaan.
D Nafs : dalam pengertian diri atau
keakuan, yaitu kesadaran akan diri sendiri.( Asy’arie, 1992 hal: 62-84).
2. Manusia sebagai satu
kepribadian yang mengandung tiga unsur, yaitu:
Id, merupakan struktur kepribadian
yang paling primitive dan paling tidak tampak. Id merupakan energi psikis yang
irrasional dan terkait dengan sex yang secara instingtual menentukan
proses-proses ketidaksadaran (unconcius). Id diatur oleh kesenangan yang harus
di penuhi,baik secara langsung melalui pengalaman seksual atau tidak langsung
melalui mimpi atau khayalan.
Ego, sering disebut “eksekutif”
karena peranannya dalam menghubungkan kepuasan Id dengan saluran sosial agar
dapat di terima oleh masyarakat. Ego diatur oleh prinsip realitas dan mulai
berkembang pada anak antara usia satu dan dua tahun.
Super ego, merupakan struktur
kepribadian terakhir yang muncul kira-kira pada usia lima tahun. Super ego
menunjukan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan kontrol diri
melalui sistem imbalan dan hukuman terinternalisasi. (freud, dalam Brennan,
1991; hal 205-206).
B. Hakekat Manusia
Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai
makhluk hidup yang paling sempurna, melebihi ciptaan Tuhan yang lain. Manusia
terdiri dari jiwa dan raga yang dilengkapi dengan akal pikiran serta hawa
nafsu. Tuhan menanamkan akal dan pikiran kepada manusia agar dapat digunakan
untuk kebaikan mereka masing – masing dan untuk orang di sekitar mereka.
Manusia diberikan hawa nafsu agar mampu tetap hidup di bumi ini. Salah satu
hakekat manusia lainnya ialah manusia sebagai makhluk sosial, hidup
berdampingan satu sama lain, berinteraksi dan saling berbagi.
C. Kepribadian Bangsa Timur
Manusia mendiami wilayah yang berbeda dan
berada di lingkungan yang berbeda pula. Hal ini membuat kebiasaan, adat
istiadat, kebudayaan dan kepribadian setiap manusia suatu wilayah berbeda
dengan yang lainnya. Namun secara garis besar terdapat tiga pembagian wilayah,
yaitu : Barat, Timur Tengah, dan Timur.
Kita di Indonesia termasuk ke dalam bangsa
Timur, yang dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Bangsa Timur
dikenal dunia sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat. Orang–orang dari
wilayah lain sangat suka dengan kepribadian bangsa Timur yang tidak
individualistis dan saling tolong menolong satu sama lain. Meskipun begitu,
kebanyakan bangsa Timur masih tertinggal oleh bangsa Barat dan Timur Tengah.
Dalam ilmu psikologi yang notabanenya
berasal dari Barat, banyak mengembangkan konsep-konsep dan teori mengenai aneka
warna isi jiwa, serta metode dan alat untuk menganalisis dan mengukur secara
detail tentang variasi jiwa individu. Tetapi, tidak terlepas dari itu semua,
konsep-konsep tersebut masih kurang mengembangkan suatu konsep yang berkaitan
dengan jiwa individu dan lingkungan sosial budaya.
Oleh karena itu, Francis L.K Hsu seorang
sarjana Amerika keturunan Cina, mengembangkan suatu konsepsi tentang jiwa
manusia sebagai makhluk sosial budaya, yang ia sebut sebagai Bagan
Psiko-Sosiogram Manusia atau delapan daerah seperti lingkaran konsentris
sekitar diri pribadi.
D. Definisi Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata budaya yang
berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan sangat
erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai
sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang
kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung
keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta
keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi
segala pernyataan intelektual dan artistic.
Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah
sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita
nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu
bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.
E. Unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang
mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain Melville J.
Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu alat-alat
teknologi, sistem ekonomi, keluarga dan kekuatan politik. Sedangkan Bronislaw
Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi sistem norma,organisasi
ekonomi, alat-alat atau lembaga petugas pendidikan dan organisasi kekuatan.
C. Kluckhohn di dalam karyanya yang
berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan, bahwa ada tujuh unsur
kebudayaan universal, yaitu:
A. Sistem Religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang
Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha
Kuasa.
B. Sistem Organisasi
Kemasyarakatan
Sistem yang muncul karena kesadaran
manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun
tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga
timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
C. Sistem Pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia
memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan
sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga
mengerti.
D. Sistem Mata
Pencaharian Hidup dan Sistem Ekonomi
Terlahir karena manusia memiliki hawa
nafsu dan keinginan yang tidak terbatas dan selalu ingin lebih.
E. Sistem Teknologi dan
Peralatan
Sistem yang timbul karena manusia mampu
menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan
hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
F. Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah
kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar
sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti
bahasa Inggris.
G. Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia
juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga
lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
F. Wujud dan
Komponen Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan
dibedakan menjadi tiga:
Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran
manusia
Kebudayaan yang muncul dan hidup karena
adanya gagasan – gagasan baru, konsep yang matang serta buah dari pikiran yang
kreatif. Wujudnya dapat ditemukan dalam sebuah buku – buku, arsip dan
sebagainya.
Kompleks aktivitas
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai
suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula
disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta
bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat
tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat
diamati dan didokumentasikan.
Wujud Sebagai Benda
Aktivitas manusia sehari – hari umumnya
dilakukan dengan menggunakan benda sebagai sarana dan prasarana. Dari situ
lahir kebudayaan dalam bentuk fisik yang konkret, bisa bergerak maupun tidak.
G. Manusia Indonesia & Kebudayaan
Manusia Indonesia dalam hal kebudayaan
saat ini mengalami berbagai rintangan dan halangan untuk menerima serbuan
kebudayaan asing yang masuk lewat Globalisasi (perluasan cara-cara sosial
melalui antar benua). Dalam hal ini teknlogi informasi dan komunikasi yang
masuk ke Indonedia turut merobah cara kebudayaan Indonesia tersebut, baik itu
kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di
Indonesia. Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan manusia di Indonesia
untuk beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan
perilaku yang cenderung ke Barat-baratan (westernisasi), yang menyebabkan
terkendala dalam memajukan kebudayaannya sendiri.
Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam
Kesusastraan
Ilmu Budaya Dasar secara sederhana adalah
pengetahuan yang diharapkan mampu memberikan pengetahuan dasar dan umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah manusia dan kebudayaan .
Suatu karya dapat saja mengungkapkan lebih dari satu masalah, sehingga ilmu
budaya dasar bukan ilmu sastra, ilmu filsafat ataupun ilmu tari yang terdapat
dalam pengetahuan budaya, tetapi ilmu budaya dasar menggunakan karya yang
terdapat dalam pengetahuan budaya untuk .
Pengetahuan budaya mengkaji masalah
nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu
budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar
dan pengertian umum tentang konsep-konsep.
Pokok-pokok yang terkandung
dari beberapa definisi kebudayaan :
1. Kebudayaan yang terdapat antara umat
manusia sangat beragam
2. Kebudayaan didapat dan diteruskan
melalui pelajaran
3. Kebudayaan terjabarkan dari
komponen-komponen biologi, psikologi dan sosiologi
4. Kebudayaan berstruktur dan terbagi
dalam aspek-aspek kesenian, bahasa, adat istiadat,
budaya daerah dan budaya nasional
Ilmu Budaya Dasar Merupakan
Pengetahuan Tentang Perilaku Dasar-Dasar Dari Manusia. Unsur-unsur kebudayaan
1. Sistem Religi/ Kepercayaan
2. Sistem organisasi kemasyarakatan
3. Ilmu Pengetahuan
4. Bahasa dan kesenian
5. Mata pencaharian hidup
6. Peralatan dan teknologi
Karya sastra adalah penjabaran abstraksi,namun filsafat yang menggunakan bahasa
juga disebut abstrasi. Maka abstrak adalah cinta kasih,kebahagian,kebebasan dan
lainnya yang digarap oleh filsafat. Dalam kesusastraan IBD dapat dihubungkan …
meliputi: Bahasa, Agama, Kesusastraan,
Kesenian dll. Mengikuti pembagian ilmu pengetahuan seperti tersebut diatas maka
Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Budaya Dasar adalah satuan pengetahuan yang
dikembangkan sebagai usaha pendidikan. Konsep-konsep social dibatasi pada
konsep dasar atau elementer saja yang sangat diperlukan utntuk mempelajari
masala-masalah social yang dibahas dalam ilmu pengetahuan sosial, contohnya:
Keanekaragaman dan konsep kesatuan sosial bertolak .
Tanpa ada maksud menciptakan dikotomi
dalam kesusastraan, ada perbedaan antara literatur biasa dengan sastra. Sastra
memiliki sense of love yang lebih representatif. Sebagai contoh, literatur
ekonomi dapat saja mencatat angka-angka … Ada benang merah yang menyatukan
konsep kebudayaan kita. Tidak heran apabila para pendiri bangsa mampu melebur
diri dalam Bhineka Tunggal Ika. Kearifan budaya lokal masih kuat.
Pendekatan Pada Bidang Kesusastraan
Sastra berasal dari kata castra berarti
tulisan. Dari makna asalnya dulu, sastra meliputi segala bentuk dan macam
tulisan yang ditulis oleh manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan,
kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang, dan sebagainya.
Sastra dalam arti khusus yang kita gunakan
dalam konteks kebudayaan, adalah ekspresi gagasan dan perasaan manusia. Jadi,
pengertian sastra sebagai hasil budaya dapat diartikan sebagai bentuk upaya
manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan
dan pemikirannya.
Ilmu budaya dasar yang nama sebenarnya
adalah Basic Humanities, yaitu berasal dari bahasa Inggris yakni the
humanities. Istilah ini berasal pula dari bahasa latin Humanus yang artinya
manusiawi, berbudaya dan halus.
Seni sangat berkaitan erat dengan masalah
kemanusiaan. Karena seni adalah ekspresi yang bersifat tidak normatif,
menjadikan seni lebih mudah berkomunikasi. Oleh sebab itu nilai-nilai yang
disampaikannya lebih fleksibel, baik isinya maupun cara penyampaiannya. Sebab
masalah kemanusiaan merupakan masalah yang sangat penting, yang perlu
diperhatikan pula oleh mahasiswa.
Tujuan utama mata kuliah ini adalah supaya
mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.
Nilai-nilai Kemanusiaan Dalam Prosa Fiksi
Sebagai bagian dari seni, yang lebih
menekankan pada cerita. Mau tidak mau karya sastra ini langsung atau tidak
langsung membawa moral, pesan atau cerita. Dengan kata lain dalam Prosa Fiksi
mengandungg beberapa nilai yakni
Memberikan kesenangan
Memberikan informasi
Memberikan warisan cultural
Memberikan keseimbangan wawasan
Ilmu Budaya Dasar Yang Berhubungan dengan
Puisi
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa
puisi merupakan bagian dari seni sastra, sedangkan sastra merupakan bagian dari
kesenian, dan kesenian adalah unsure dari kebudayaan. Sehingga Puisi dapat
diartikan ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam dan
Tuhan melalui media bahasa yang artistik/estetik yang secara padu dan utuh
dipadatkan kata-katanya.
Kepuitisan, keartistikan atau keestetikaan
bahsa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan
menggunakan
Figura bahasa
Kata-kata yang ambiguitas
Kata-kata yang berjiwa
Kata-kata yang konotatif
Pengulangan
Adapun tujuan penyajian puisi pada
perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut :
1. Makna hubungan puisi dengan pengalaman
hidup
Penyampaian pengalaman dalam sastra puisi
disebut “pengalaman perwakilan”. Yang artinya manusia senantiasa ingin selalu
memiliki salah ssatu kebutuhan dasarnya untuk lebih menghidupkan pengalaman
hidupnya dari sekedar kumpalan pengalaman langsung yang terbatas. Dengan
pengalaman perwakilan itu puisi dapat memberikan kepada para mahasiswa memiliki
kesadaran yang penting untuk dapat melihat dan mengerti banyak tentang dirinya
sendiri dan tentang masyarakat.
2. Puisi dengan kesadaran individual
Dengan membaca puisi mahasiswa dapat
diajak untuk berfikir menurut hati nurani, baik untuk orang lain maupun diri
sendiri.
3. Puisi dengan keinsafan social
Dalam puisi syarat dengan masalah sosial,
yang terlibat dalam issue dan problem sosial. Yaitu bisa berupa :
- Penderitaan
- Perjuangan
- Konflik
- Pemberontakan terhadap hukum Tuhan
Puisi-puisi umumnya sarat akan nilai-nilai etika, estetika dan juga
kemanusiaan. Salah satu nilai kemanusiaan yang banyak mewarnai puisi-puisi
adalah cinta kasih.
Contohnya dalam puisi Rendra dengan judul
“Episode” misalnya, melukiskan betapa kemesraan cinta begitu merasuk kedalam
jiwa dua sejoli muda-mudi yang menjalin ikatan cinta. Ataupun contoh
lainnya Puisi Amir Hamzah denga judul “Padamu Jua” yang isinya merupakan
ratapan hati yang hancur luluh karena tali cintanya yang telah begitu mesra
dengan sorang gadis jawa direnggut dan diputuskan oleh ayahnya, yang
menjodohkan dengan gadis pilihan ayahnya yang masih terbilang kemenakannya
sendiri.
========================================================================
Manusia & Cinta Kasih
A. Pengertian Cinta Kasih
Cinta adalah sebuah perasaan yang
diberikan oleh Tuhan pada sepasang manusia untuk saling mencintai, saling
memiliki, saling memenuhi, saling pengertian. Cinta tidak dapat dipaksakan,
cinta juga datang secara tiba-tiba. Cinta memang sangat menyenangkan, tapi
kepedihan yang ditinggalkannya kadang berlangsung lebih lama dari cinta itu
sendiri. Antara cinta dan benci batasnya amat sangat tipis, tapi dengan cinta
dunia yang kita jalani serasa lebih indah, harum dan bermakna.
Cinta pun merupakan perasaan seseorang
kepada lawan jenisnya, karena ketertarikan terhadap sesuatu yang dimiliki oleh
lawan jenisnya (misalnya sifat, wajah dan lain-lain. Dengan cinta kita bias
berbagi suka maupun duka dengan pasangan kita. Namun dalam menjalin hubungan
kita harus saling melengkapi satu sama lain dan menerima pasangan kita apa
adanya.
Kasih sayang adalah perasaan sayang,
perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Apabila suatu hubungan
cinta diakhiri dengan sebuah pernikahan maka hal ini akan menimbulkan perasaan
yang lebih dewasa lagi dan juga menuntut agar suatu hubungan tersebut lebih
bertanggung jawab, perasaan inilah yang disebut dengan kasih sayang, mengasihi,
atau saling menumpahkan kasih sayang.
Jadi Secara Garis Besar pengertian
Cinta kasih itu sebuah perasaan sayang yang diberika Tuhan pada sesamanya
seperti cinta atau perasaan suka kepada seseorang.Dan juga mempunyai tanggung
jawab dalam suatu hubungan tersebut dan saling melengkapi satu sama lain terhadap
sesama.
B. Cinta Menurut Ajaran Agama
Dalam kehidupan manusia, cinta menampakan
diri dalam berbagai bentuk kadang-kadang seseorang mencintai dirinya sendiri,
kadang-kadang mencintai orang lain atau juga istri dan anaknya, hartanya, atau
Allah dan Rasulnya,berbagai bentuk cinta ini bisa kita dapatkan dalam kitab
suci Al-Qur`an.
CINTA DIRI
Cinta ini erat kaitannya dengan dorongan
menjaga diri, manusia untuk tetap senang mengaktualisasikan diri. Ia mencintai
segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia akan
membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup, berkembang dan
mengaktualisasikan diri, Ia juga membenci segala sesuatu yang mendatangkan rasa
sakit, penyakit, dan mara bahaya. Al-Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah
manusia terhadap dirinya sendiri, hidup, mengembangkan potensi dirinya, dan
kecenderungan untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi
dirinya, dan menghindari dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan
dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui
hal-hal gaib tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan
menjauhi dirinya dari segala keburukan.
CINTA KEPADA SESAMA MANUSIA
Agar manusia dapat hidup dengan keserasian
dan keharmonisan dengan manusia lainnya tidak boleh tidak ia harus membatasi
cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Hendaknya ia menyeimbangkan cintanya
itu dengan cinta dan kasih sayang pada orang-orang lain, bekerja sama dengan
memberi bantuan kepada orang lain. Oleh karena itu, Alloh ketika memberi
isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri, seperti yang tampak
pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus
menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian
karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung memberi pujian kepada
orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada
diri sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui
iman menegakan shalat, memberikan zakat, bersedekah kepada orang-orang miskin
dan tak punya, dan menjauhi segala larangan Allah. Keimanan yang demikian ini
akan bisa menyeimbangkan antara cintanya kepada diri sendiri dan cintanya
kepada orang lain. Dengan demikian akan bias merealisasikan kebaikan individu
dan masyarakat.
CINTA SEKSUAL
Cinta erat kaitannya dengan dorongan
seksual sebab yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan
kerja sama antara suami dan istri, ia merupakan faktor yang primer bagi
kelangsungan hidup keluarga. Dorongan seksual melakukan fungsi penting yaitu
melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis, lewat dorongan seksual terbentuk
keluarga, dari keluarga terbentuk masyarakat dan bangsa. Dengan demikian
bumipun menjadi ramai, kenal mengenal, kebudayaan berakembang. Dan ilmu
pengetahuan dan industri menjadi maju Islam mengakui dorongan seksual jelas
dengan sendirinya ia mengakui pula cinta seksual yang menyertai dorongan tsb.
Sebab ia merupakan emosi alamiah dalam diri manusia yang tidak diingkari, tidak
ditentang ataupun ditekannya. Yang diserukan Islam hanyalah pengendalian dan
penguasaan cinta lewat pemenuhan dorongan tsb antara yang sah yaitu dengan
perkawinan.
CINTA KEBAPAKAN
Mengingat bahwa antara ayah dengan
anak-anaknya tidak terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis seperti yang
menghubungkan si Ibu dengan anak-anaknya. maka para ilmu jiwa modern
berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti
halnya dorongan keibuan melainkan dorongan psikis. Dorongan ini nampak jelas
dalam cinta bapak kepada anak-anaknya, karena barsumber dari sumber kekuatan
dan kebanggaan dan merupakan faktor penting bagi kelangsungan peran bapak dan
kehidupan tetap terkenangnya dia setelah meninggal dunia.
CINTA KEPADA ALLAH
Kemesraan dapat menimbulkan daya
kreativitas manusia. Dengan kemesraan orang dapat menciptakan berbagai bentu
seni sesuai dengan kemampuan dan bakatnya. kesenangan dan kegembiraan baginya.
CINTA KEPADA RASUL
Cinta kepada Rasul, yang diutus Allah
sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat kedua setelah
cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik
dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya. Seorang mukmin
yang benar-benar beriman dengan sepenuh hati akan mencintai Rasulullah yang
menanggung derita dakwah Islam, berjuang dengan penuh segala kesulitan sehingga
Islam tersebar di seluruh penjuru dunia, dan membawa kemanusiaan dari
kekelaman, kesesatan menuju cahaya petunjuk.
C. Kasih Sayang
Kasih sayang adalah perasaan sayang,
perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Apabila suatu hubungan
cinta diakhiri dengan sebuah pernikahan maka hal ini akan menimbulkan perasaan
yang lebih dewasa lagi dan juga menuntut agar suatu hubungan tersebut lebih bertanggung
jawab, perasaan inilah yang disebut dengan kasih sayang, mengasihi, atau saling
menumpahkan kasih sayang.
Macam-macam Cinta Kasih dari Orang Tua
Adanya kasih sayang ini mempengaruhi
kehidupan sianak dalam masyarakat. Orang tua dalam memberikan kasih sayangnya
bermacam-macam demikian pula sebaliknya, dari cara pemberian cinta kasih ini
dapat dibedakan:
Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat
pasif.
Dalam hal ini orang tua memberikan kasih
sayang terhadap anaknya baik berupa moral-material dengan sebanyak-banyaknya,
dan si anak menerima saja, mengiyakan tanpa memberikan respon. Hal ini
menyebabkan si anak menjadi takut, kurang berani dalam masyarakat, tidak berani
menyatakan pendapat, minder, sehingga si anak tidak mampu berdiri sendiri di dalam
masyarakat.
Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat
aktif
Dalam hal ini si anak berlebih-lebihan
memberikan kasih sayang terhadap orang tuanya, kasih sayang ini diberikan
secara sepihak, orang tua mendiamkan saja tingkah laku si anak tidak memberikan
perhatian apa yang diperbuat anak.
Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat
pasif
Di sini jelas bahwa masing-masing membawa
hidupnya, tingkah lakunya sendiri-sendiri, tanpa saling memperhatikan.
Kehidupan keluarga sangat dingin, tidak ada kasih sayang, masing-masing membawa
caranya sendiri, tidak ada tegur sapa jika perlu, orang tua hanya memenuhi
dalam bidang materi saja.
Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat
aktif
Dalam hal ini orang tua dan anak saling
memberikan kasih sayang dengan sebanyak-banyaknya, sehingga hubungan antara
orang tua dan anak saling intim dan mesra, saling mencintai, saling menghargai,
saling membutuhkan. Kasih sayang itu nampak sekali bila seorang ibu sedang
menyusui atau mengendong, bayinya itu diajak bercakap-cakap, ditimang-timang,dinyanyikan,
meskipun bayi itu tidak tahu arti kata-kata, lagu dan sebagainya.
D. Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata dasar 'mesra',
yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan adalah hubungan akrab baik
antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah
tangga. Kemesraan merupakan perwujudan kasih sayang yang telah mendalam. Cinta
yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan.
Kemesraan adalah perwujudan dari cinta.
Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Kemesraan dapat
menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan bakatnya.
E. Pemujaan
Pemujaan adalah dimana kita memuja atau
mengagungkan sesuatu yang kita senangi.Pemujaan dapat dilakukan dalam berbagai
aspek seperti memuja pada leluhur,memuja pada agama tertentu dan kepercayan
yang ada.seperti Pemujaan pada leluhur adalah suatu kepercayaa bahwa para
leluhur yang telah meninggal masih memiliki kemampuan untuk ikut mempengaruhi
keberuntungan orang yang masih hidup.
Dalam beberapa budaya Timur, dan tradisi
penduduk asli Amerika, tujuan pemujaan leluhur adalah untuk menjamin kebaikan
leluhur dan sifat baik pada orang hidup, dan kadang-kadang untuk meminta suatu
tuntunan atau bantuan dari leluhur. Fungsi sosial dari pemujaan leluhur adalah
untuk meningkatkan nilai-nilai kekeluargaan, seperti bakti pada orang tua,
kesetiaan keluarga, serta keberlangsungan garis keturunan keluarga.
F. Belas Kasihan
Belas kasih adalah kebajikan di mana
kapasitas emosional empati dan simpati untuk penderitaan orang lain dianggap
sebagai bagian dari cinta itu sendiri, dan landasan keterkaitan sosial yang
lebih besar dan humanisme-dasar ke tertinggi prinsi-prinsip dalam filsafat,
masyarakat, dan kepribadian .
Cara menumpahkan belas kasihan
Dalam kehidupan banyak sekali yang harus
kita kasihani dan banyak pula cara kita menumpahkan belas kasihan. Yang perlu
kita kasihani antara lain :
·
Yatim Piatu.
·
Orang-orang Jompo yang tidak mempunyai waris.
·
Pengemis yang benar-benar tidak mampu bekerja.
·
Orang sakit dirumah sakit
·
Orang cacat
·
Masyarakat kita yang hidupnya menderita.
Orang-orang yang seperti diatas yang
menderita lahir dan batin serta umumnya sedikit orang yang menaruh belas
kasihan pada mereka.
G. Cinta Kasih Erotis
Cinta erotis adalah kehausan akan
penyatuan sempurna akan penyatuan dengan yang lainnya. Keinginan untuk bersatu
dan berteman dengan lawan jenis, untuk menghilangkan sepi atau untuk
menenangkan suatu naluri seksual. Cinta kasih dapat merangsang keinginan untuk
bersatu secara seksual. Namun apabila penyatuan fisis tadi tidak dilandasi oleh
cinta kasih maka hanya akan membawa pada penyatuan yang bersifat pesta pora dan
sementara saja. Cinta kasih erotis, apabila benar-benar sebuah cinta sejati,
mempunyai satu pendirian yaitu bahwa seseorang sungguh-sungguh mencintai dan
mengasihi dengan jiwanya yang sedalam-dalamnya dan menerima pribadi lawan
jenisnya. Cinta ini terjadi antara dua orang anak manusia berlainan jenis, yang
ingin menyatukan diri mereka untuk mengisi kekosongan hidup dan sebagai teman
hidup dalam mengarungi bahtera kehidupan.
Manusia dan Keindahan
Pengertian Keindahan
Keindahan, sering diutarakan kepada
situasi tertentu, arti kata keindahan yaitu berasal dari kata indah, artinya
bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keindahan identik dengan
kebenaran. Keindahan identik dengan kebenaran, sesuatu yang indah itu selalu
mengandung kebenaran. Walaupun kelihatanya indah tapi tidak mengandung
kebenaran maka hal itu pada prinsipnya tidak indah. Keindahan atau keelokan
merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang
memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak
dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian
dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan yang
ideal” adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan
dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Dalam bahasa Latin, keindahan
diterjemahkan dari kata “bellum” Akar katanya adalah “benum” yang berarti kebaikan.
Dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Prancis “beao”
sedangkan Italy dan Spanyol ”beloo”. Kata benda Yunani klasik untuk “keindahan
” adalah κάλλος, kallos, dan kata sifat untuk “indah” itu καλός, kalos. Kata
bahasa Yunani Koine untuk indah itu ὡραῖος, hōraios, kata sifat etimologis berasal dari kata ὥρα, hora, yang berarti “jam.” Dalam bahasa Yunani Koine, keindahan demikian
dikaitkan dengan “berada di jam (waktu) yang sepatutnya.”
C. Hakikat dari Keindahan
Keindahan adalah susunan kualitas atau
pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal kulitas yang paling disebut adalah
kesatuan (unity) keselarasan (harmony) kesetangkupan (symmetry) keseimbangan
(balance) dan pertentangan (contrast).
Herbet Read merumuskan bahwa keindahan adalah
kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat diantara
pencerapan-pencerapan indrawi manusia. Filsuf abad pertengahan Thomas Amuinos
mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.
Menurut luasnya pengertian keindahan
dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Keindahan dalam arti luas, menurut
Aristoteles keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan
2. Keindahan dalam arti estetik murni,
yaitu pengalaman estetik seseorang dalam hubungan dengan segala sesuatu yang
diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas, yaitu
yang menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan yakni berupa
keindahan bentuk dan warna
Keindahan identik dengan kebenaran,
keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai
nilai yang sama yaitu abadi dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah yang
tidak mengandung kebenaran tidak indah.
Ada 2 nilai yang penting dalam Keindahan :
1. Nilai ekstrinsik yakni nilai yang
sifatnya sebagai alat atau membantu untuk sesuatu hal. Contohnya tarian yang
disebut halus dan kasar.
2. Nilai intrinsik yakni sifat baik yang
terkandung di dalam atau apa yang merupakan tujuan dari sifat baik tersebut.
Contohnya pesan yang akan disampaikan dalam suatu tarian.
Teori estetika keindahan menurut Jean M.
Filo dalam bukunya “Current Concepts of Art” dikelompokkan dalam tiga kelompok
besar, yaitu :
1. Kelompok yang
berpendapat bahwa keindahan itu bersifat subjektif adanya, yakni karena
manusianya menciptakan penilaian indah dan kurang indah dalam pikirannya
sendiri.
2. Kelompok yang
berpendapat bahwa keindahan bersifat objektif adanya, yakni karena keindahan
itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu objek.
3. Kelompok yang
berpendapat bahwa keindahan itu merupakan pertemuan antara yang subjektif dan
yang objektif, artinya kualitas keindahan itu baru ada apabila terjadi
pertemuan antara subjek manusia dan objek substansi.
D. Hubungan Manusia dengan
Keindahan
Manusia dan keindahan memang tak bisa
dipisahkan sehingga kia perlu melestarikan bentuk dari keindahan yang telah
dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni
pertunjukan) yang nantinya dapat menjadi bagian dari suatu kebudayaan yang
dapat dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur politik. Kawasan
keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai
pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu
keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia.
Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan
siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan identik dengan kebenaran.
Keindahan merupakan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya
mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu
bertambah. Sesuatu yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena
itu hanya tiruan lukisan Monalisa yang tidak indah, karena dasarnya tidak
benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran
menurut konsep dalam seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan makna
sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan.
Manusia yang menikmati keindahan berarti
manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersifat
terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua
bidang tersebut.
Keindahan tersebut pada dasarnya adalah
almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu adalah wajar tidak berlebihan dan
tidak kurang. Konsep keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan
kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan
pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu
bertambah, sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai
daya tarik. Orang yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu
berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang
lainya. Dengan kata lain imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu benda
dengan benda lain sebagai objek imajinasi. Demikian pula kata indah diterapkan
untuk persatuan orang-orang yang beriman, para nabi, orang yang menghargai
kebenaran dalam agama, kata dan perbuatan serta orang –orang yang saleh
merupakan persahabatan yang paling indah.
E. Cara untuk Mengetahui Suatu
Keindahan
1. Renungan
Renungan berasal dari kata renunag,
merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu
dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung.
Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu
kadar renungannya satu sarna lain berbeda, meskipun obyek yang direnungkan
sama, lebih pula apabila obyek renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkan
itu bergantung kepada obyek dan subyek.
2. Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi-serasi
dari kata dasar rasi artinya cocok, sesuai, atau kena benar. Kata cocok sesuai
atau kena mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang.
Keserasian identik dengan keindahan.
Sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan yang tidak serasi tidak indah.
Karena itu sebagian ahli pikir berpendapat, bahwa keindahan ialah sejumlah
kualita pokok tertentu yang terdapat pada suatuhal.
3.Kehalusan
Kehalusan berasal dari kata halus artinya
tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan
berarti sifat-sifat yang halus.
Halus itu berarti suatu sikap manusia
dalam pergaulan baik dalam masyarakat kecil maupun dalam masyarakat luas. Sudah
tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar atau sikap orang-orang yang sedang
emosi, bersikap sombong, bersikap kaku sikap orang yang sedang bermusuhan. Oleh
karena itu kehalusan dapat menunjukan nilai keindahan seseorang dan sikap kasar
bisa mengurangi nilai keindahan dari seseorang.
4. Kontemplasi
Suatu proses bermeditasi, merenungkan atau
berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai makna, manfaat, dan
tujuan, atau niat hasil penciptaan.
Manusia & Penderitaaan
Pengertian Penderitaan
Penderitaan adalah bahasa
yang sering kita dengar. Penderitaan berasal dari kata derita.Kata derita
berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita
artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. penderitaan
bisa bersifat lahir dan bersifat batin. Setiap manusia memiliki penderitaan
yang berbeda –beda. Manusia dikatakan menderita apa bila dia memiliki masalah,
depresi karena tekanan hidup, dan lain lain.
Penderitaan termasuk realitas
dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang
berat dan ada juga yang ringan. Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada
yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan
kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak
bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang
lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.
Menurut agama
penderitaan itu adalah teguran dari tuhan. Penderitaan ada yang ringan dan
berat contoh penderitaan yang ringan adalah ketika seseorang mengalami
kegagalan dalam menggapai keinginannya. Sedangkan contoh dari penderitaan berat
adalah ketika seorang manusia mengalami kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia
merasa tertekan jiwanya sampai terkadang Ingin mengakhiri hidupnya.
Penderitaan adalah
termasuk realitas manusia di dunia. Namun peranan individu juga menentukan
berat-tidaknya intensitas penderitaan.Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan
oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Penderitaan
adalah bagian dari kehidupan.
2.2.
Siksaan
Penderitaan biasanya di
sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya.Siksaan atau penyiksaan
(Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit
untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan
penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja
dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman,
pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau
tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan
sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat
digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan
kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah.Arti siksaan,
siksaan berupa jasmani dan rohani bersifat psikis, kebimbangan, kesepian,
ketakutan.
Siksaan Yang Sifatnya Psikis :
Kebimbangan.
Memiliki arti tidak dapat menetukan pilihan
mana yang akan dipilih.
Kesepian.
Merupakan rasa sepi yang dia alami pada
dirinya sendiri / jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai.
Ketakutan.
Adalah sebuah sesuatu yang tidak dinginkan
yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu
dibesar – besarkan tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia.
Penyebab seseorang merasakan ketakutan,
antara lain:
Claustrophobia dan agrophobia adalah rasa
takut terhadap ruangan tertutup.
Gamang adalah rasa takut akan tempat yang
tinggi.
Kegelapan adalah rasa takut bila seseorang
berada di tempat gelap.
Kesakitan merupakan ketakutan yang
disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami.
Kegagalan ketakutan dari seseotang
disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan.
2.3.
Kekalutan Mental
Gejala-gejala permulaan pada orang yang
mengalami kekalutan mental adalah sebagai berikut :
Nampak pada jasmani yang sering merasakan
pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas,
ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya
dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi sangat agresif,
berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan bunuh diri.
Komunikasi sosial putus dan ada yang
disorientasi social
Kepribadian yang lemah atau kurang percaya
diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang
melankolis)
Terjadinya konflik sosial – budaya akibat
dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.
Tahap – tahap gangguan jiwa :
Gangguan kejiwaan nampak dalam
gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya.
Usaha mempertahankan diri dengan cam
negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada
orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru
lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan
melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
Kekalutan merupakan titik patah (mental
breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah
menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa, terutama gangguan
kecemasan.
Dipicu oleh faktor psychoeducational.
Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak
kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil
yang tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase
perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa
yang lebih parah.
Faktor sosial atau lingkungan juga dapat
berperan bagi timbulnya gangguan jiwa, misalnya budaya, kepadatan populasi
hingga peperangan. Jika lingkungan sosial baik, sehat tidak mendukung untuk
mengalami gangguan jiwa maka seorang anak tidak akan terkena gangguan jiwa.
Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular, tetapi mempunyai
kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini tidak berlaku secara
absolut.
Sebab-sebab Timbulnya Kekalutan Mental
Kepribadian yang lemah akibat kondisi
jasmani atau mental yang kurang sempurna.
Terjadinya konflik sosial-budaya akibat
adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dan yang ada dalam
masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi.
Cara pematangan bathin yang salah dengan
memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial; overacting sebagai
overkompensasi dan tampak emosional.
Proses – proses kekalutan mental:
Positif, bila trauma (luka
jiwa) yang dialami seseorang, akan disikapi untuk mengambil hikmah dari
kesulitan yang dihadapinya, setelah mencari jalan keluar maksimal, tetapi belum
mendapatkannya tetapi dikembalikan kepada sang pencipta yaitu Allah SWT, dan
bertekad untuk tidak terulang kembali dilain waktu.
Negatif, bila trauma yang
dialami tidak dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi,
yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang dicita-citakan.
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa
sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau
merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau
batin, atau lahir batin. Sedangkan perjuangan merupakan usaha manusia untuk keluar
dari penderitaan.
2.4.
Penderitaan dan Perjuangan
Setiap manusia pasti
mengalami penderitaan, baik secara berat ataupun ringan. Penderitaan adalah
bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada
manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal
mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah
makhluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang
mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi
penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati
penderitaan.
Penderitaan dikatakan sebagai
kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia
hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena
itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian
penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan
hidupnya. Allah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan
merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
Pembebasan dari penderitaaan pada
hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi
tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan
disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Kita
sebagai manusia hanya bisa merencanakan namun yang Tuhanlah yang yang
menentukan hasilnya.
2.5.
Penderitaan, media massa, dan seniman
Berita mengenai penderitaan
manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV, pesawat radio, dengan
maksud agar semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan
manusia. Dengan demikian dapat mengunggah hati manusia untuk berbuat sesuatu.
Media massa adalah alat yang paling
tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara
cepat kepada asyarakat luas. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai
untuk menentukan sikap anatara sesama manusia, terutama bagi mereka yang
simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman
melalui karya seni, sehingga para pembaca dapat mengambil hikmah dan pelajaran
dari karya tersebut.
2.6.
Pengaruh Penderitaan Terhadap Kelangsungan Hidup Manusia
Penderitaan mungkin akan
memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul
dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya
penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup
bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari
penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.
Orang yang merasa dirinya menderita
akan mendapat tekanan dari dalam jiwanya dan rasa malu. Tak jarang banyak
manusia yang ingin mengakhir hidupnya karena tidak kuat menopang siksaan dalam
hidupnya. Ini terjadi di karenakan kekalutan mental. Kekalutan mental
merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacuan dan
kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya.
Gejala- gejala permulaan pada orang yang
mengalami kekalutan mental sebagai berikut :
a) Fisiknya sering merasa pusing, sesak
napas, demam dan nyeri pada lambung.
b) Jiwanya sering menunjukkan rasa cemas,
ketakutan, patah hati, apatis (kurangnya emosi, motivasi, atau antusiasme).
Terkadang kekalutan mental bisa
berujung pada gangguan jiwa dikarenakan kepribadiaan yang lemah akibat
kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna sehingga orang tersebut merasa
rendah diri.
2.7.
Contoh–contoh Penderitaan dan Penyebabnya
Berdasarkan sebab-sebab timbulnya
penderitaan, maka penderitaan manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian
sebagai berikut :
Nasip buruk penderitaan ini karenakan
perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan
alam sekitarnya. Perbedaan nasip buruk dan takdir adalah jika takdir di
tentukan oleh tuhan sedangkan nasib buruk penyebabnya Karena ulah manusia itu
sendiri. Contohnya : penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab
tuhan. Namun dengan kesabaran dan tawakal dan optimise merupakan usaha
manusia untuk mengatasi penderitaan tersebut.
Kehilangan orang tua, setiap manusia pasti
mencintai orang tuanya dan memiliki hubungan yang erat dengan keluarganya.
Penderitaan ini adalah yang paling sering kita jumpa dan sangat sedih tentunya
.tapi kesedihan Karena penderitaan diharapkan tidak berlarut larut karena semua
manusia yang hidup pasti akan kembali kepada tuhannya.
Kemiskinan , banyak orang yang mederita
karena kemiskinan , merasa tidak pernah cukup dengan apa yang telah ia punya
sehingga mengakibatkan seseorang merasa menderita karena tidak bisa memiliki
sesuatu yang ia inginkan. Ini di karena kan kurangnya rasa syukur manusia atas
apa yang telah di berikan oleh tuhan.
Bencana, tidak ada seorang pun yang dapat
menghindari bencana yang tuhan berikan. Bencana bisa kapan saja dating dan
menimpa siapa saja bahkan seringkali mengakibatkan kehilangan anggota keluarga.
Trauma batin yang diakibatkan karena bencana juga sulit di sembuhkan.
Manusia & Keadilan
KEADILAN
Keadilan adalah idealnya atau seimbangnya suatu kondisi mengenai suatu hal baik
yang menyangkut benda maupun orang. Setiap orang mempunyai hak keadilan masing
– masing. Yang menjadi hak setiap orang yaitu di akui dan di perlakukan sesuai
harkat dan martabatnya sama derajatnya dan tidak membedakan agama, suku dan ras
tertentu.
Menurut W.J.S Poerwodarminto, kata adil berarti tidak berat sebelah dan tidak
semena – mena serta tidak memihak. Di Indonesia, keadilan ada dalam PANCASILA,
UUD 1945 DAN GBHN. Di dalam pancasila yaitu sila ke dua dan sila ke lima. Di
dalam UUD 1945 yaitu alinea kedua dan keempat pembukaan UUD 1945. Di dalam GBHN
yaitu GBHN 1999-2004 tentang visi.
Pembagian keadilan menurut Aristoteles :
Keadilan Distributif, perlakuan terhadap
seseorang sesuai dengan jasa – jasa yang telah di buatnya.
Keadilan Komutatif, perlakuan terhadap
seseorang yang tidak melihat jasa – jasa yang telah di lakukannya.
Keadilan Konvensional, seseorang yang
telah menaati segala peraturan perundang – undangan yang telah di wajibkan.
Keadilan Kodrat Alam, memberi sesuatu
sesuai yang di berikan orang lain kepada kita.
Keadilan menurut Teori Perbaikan,
seseorang yang telah berusaha memulihkan nama baik seseorang yang telah
tercemar.
KEADILAN SOSIAL
Pengertian keadilan sosial memang jauh lebih luas daripada keadilan hukum.
Keadilan sosial tidak hanya berbicara tentang keadilan dalam arti tegaknya
peraturan perundang – undangan atau hukum, tetapi berbicara lebih luas tentang
hak kewarganegaraan dalam sebuah negara. Keadilan sosial adalah keadaan dimana
kekayaan dan sumberdaya suatu negara di distribusikan secara adil kepada
seluruh rakyat.
Menurut keadilan sosial, setiap orang berhak atas “kebutuhan manusia yang
mendasar” tanpa memandang perbedaan seperti ekonomi, ras, etnis, agama, suku
dan usia. Untuk mencapai tujuan tersebut, harus dilakukan penghapusan
kemisikinan secara mendasar, pemberantasan buta huruf, pembuatan kebijakan
lingkungan yang baik, dan kesamaan kesempatan bagi perkembangan pribadi dan
sosial.
Keadilan sosial pun juga dapat di artikan keadilan yang pelaksanaannya
tergantung dari struktur proses – proses ekonomis, politis, sosial, budaya dan
ideologis dalam masyarakat.
Selain harus di usahakan oleh negara, keadilan sosial uga harus secara nyata di
usahakan sendiri oleh mereka yang tertimpa ketidakadilan. Tidak ada keadilan
sosial tanpa demokrasi, karena hanya dalam sistem politik demokrasilah mereka
yang terkena ketidakadilan mungkin menyuarakan harapan dan cita – cita mereka.
MACAM – MACAM KEADILAN
macam – macam keadilan :
a. Keadilan Legal/Moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari
masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang
adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang paling cocok bagi dirinya.
Pendapat Plato itu disebut keadilan moral. Sunoto menyebutnya keadilan legal.
Keadilan timbul karena penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat yang
selaras kepada masyarakat. Keadilan terwujud dalam masyarakat apabila setiap
anggota masyarakat melakukan funsinya secara baik.
b. Keadilan Distributif
Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana pabila hal – hal yang
sama di perlakukan secara sama dan hal – hal yang tidak sama diperlakukan
secara tidak sama.
c. Keadilan Komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum.
KEJUJURAN
Jujur adalah tidak berbohong, lurus hati dan apa adanya. Jujur juga berarti
tidak curang dan mengikuti aturan yang berlaku. Semua kehidupan manusia modal
pertamanya adalah kepercayan. Kepercayan bahwa mereka pasti jujur yang telah
menjadi kesepakatan dan kepercayaan membaa kesuksesan.
Kejujuran memang pada awalnya akan mengorbankan “jangka pendek” untuk sesuatu
yang lebih baik pada “jangka panjang”. Kebohongan adalah mengambil kenikmatan
“jangka pendek” untuk sesuatu yang lebih buruk pada “jangka panjang”.
Banyak orang sukses dan beberapa tahun kemudian mereka hancur itu di karenakan
mereka sukses untuk berbohong. Lihatlah Indonesia mengalami kesulitan untuk
maju itu di karenakan sebagian oknum pemerintahan sukses untuk berbohong.
Lihatlah Singapura negara kecil lebih cepat maju daripada Indonesia itu karena
sebagian oknum pemerintahan belaku jujur. Kebesaran suatu negara berawal dari
individu yang jujur.
KECURANGAN
Curang bisa berarti sedikit menyeleweng dari jalur yang ada. Kecurangan identik
dengan ketidakjujuran atau bohong. Curang bisa juga di artikan suatu usaha
seseorang tanpa kerja keras dan usaha dengan maksud memperoleh keuntungan.
Apabila sikap curang di biasakan dalam kehidupan yang terjadi adalah menyebabkan
orang menjadi serakah, tamak, egois, ingin menang sendiri. Korupsi merupakan
salah satu bentuk kecurangan yang terjadi pada saat ini. Akibat dari korupsi
ini yaitu merugikan negara dan dirinya sendiri.
Unsur – unsur dari kecurangan :
– harus terdapat salah pernyataan
– fakta bersifat material
– di lakukan secara sengaja
– dengan maksud untuk menyebabkan suatu
pihak beraksi
– pihak yang di rugikan harus beraksi
terhadap salah pernyataan tersebut
– yang merugikannya
PEMULIHAN NAMA BAIK
Nama baik adalah nama yang selalu di jaga agar tidak hilang reputasinya. Nama
baik merupakan tujuan utama orang hidup. Jika telah wafat maka setiap orang
pasti nama baik nya yang akan di kenang seperti halnya para pahlawan dan para
nabi nabi. Terlebih apabila ia menjadi teladan di lingkungan sekitarnya maka
menjadi suatu kebanggaan batin yang tidak ternilai harganya.
Ada peribahasa berbunyi “daripada berputih mata lebih baik berputih tulang”
artinya orang lebih baik mati daripada malu. Betapa besar nilai nama baik itu
sehingga nyawa menjadi taruhannya.
Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau
bisa di katakan nama baik atau tidak baik itu adalah tingkah laku atau
perbuatannya. Maksud dari tingkah laku atau perbuatan itu adalah cara
berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang,
perbuatan yang dianggap halal, dsb.
PEMBALASAN
Pembalasan adalah suatu perilaku yang bertujuan untuk membalas perbuatan
seseorang. Hal ini bisa menjadi negatif dan bisa pula menjadi positif. Sebagai
contoh yang positif yaitu pembalasan budi terhadap kebaikan seseorang kepada
kita. Sebagai contoh negatif yaitu suatu balasan dendam akibat adanya kontak
yang memicu terjadinya konflik sehingga ingin membalas perbuatannya.
Manusia & Pandangan Hidup
PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan
hidup itu bersifat kodrati. Karena itu ia menentukan
masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan
pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat
atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan. Pendapat atau
pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman
sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Dengan
demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul
seketika atau dalam waktu yang singkat saja,
melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus
menerus, sebingga basil pemikiran itu dapat diuji
kenyataannya.Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui
kebenarannya. Atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran
itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang
disebut pandangan hidup.
Pandangan hidup banyak sekali macamnya
dan ragamnya, akan tetapi pandangan
hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya
yaitu terdiri dari 3 macam :
(A) Pandangan hidup yang berasal
dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
(B) Pandangan hidup yang berupa
ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan nonna yang terdapat
pada negara tersebut.
(C) Pandangan hidup
hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif
kebenarannya.
Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung
suatu organisasi, maka pandangan hidup itu
disebut ideologi. Jika organisasi itu organisasi
politik, ideologinya disebut ideologi politik.
Jika organisasi itu negara, ideologinya disebut
ideologi negara. Pandangan hidup pada
dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu
cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur
ini merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan. Cita
– cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat
dicapai dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang
hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala
hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tentram.
Usaha atau peIjuangan adalah kerja keras yang dilandasi
keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan
akal, kemampuan jasmani, dan kepercayaan kepada Tuhan.
B. CIT A-CIT A
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia,
yang disebut cita-cita adalah keinginan,
harapan, tujuan yang selalu ada dalam
pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun
tujuan merupakan apa yang mau diperoleh
seseorang pada masa mendatang. Dengan
demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan,
merupakan pandangan hidup yang akan datang. Pada
umumnya cita-cita merupakan semacam garis
linier yang makin lama makin tinggi, dengan
perkataan lain: cita-cita merupakan keinginan,
harapan, dan tujuan manusia yang makin
tinggi tingkatannya.
Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin
terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan.
Disini persyaratan dan kemampuan tidak/belum dipenuhi
sehinga usaha untuk mewujudkan cita-cita itu tidak
mungkin dilakukan. Misalnya seorang anak bercita-cita
ingin menjadi dokter, ia belum sekolah, tidak
mungkin berpikir baik, sehingga tidak punya
kemampuan berusaha mencapai cita-cita. Itu baru
dalam taraf angan-angan.
Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang
akan datang sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu.
Dapatkah seseorang mencapai apa yang dicita-citakan, hal itu
bergantung dari tiga faktor. Pertama, manusianya yaitu yang
memiliki cita-cita; kedua, kondisi yang dihadapi selama mencapai
apa yang dicita-citakan; dan ketiga, seberapa tinggikah cita-cita
yang hendak dicapai.
Faktor manusia yang mau mencapai cita-cita
ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada orang yag tidak
berkemauan, sehingga apa yang dicita-citakan hanya merupakan khayalan
saja. Hal demikian banyak menimpa anak-anak muda yang memang senang berkhayal,
tetapi sulit mencapai apa yang dicita-citakan karena kurang mengukur dengan
kemampuannya sendiri. Sebaliknya dengan anak yang dengan
kemauan keras ingin mencapai apa yang di cita-citakan,
cita-cita merupakan motivasi atau dorongan dalam menempuh hidup
untuk mencapainya. Cara keras dalam mencapai cita-cita merupakan suatu
perjuangan hidup yang bila berhasil akan menjadikan dirinya
puas.
Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umumnya dapat
disebut yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan
merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya suatu cita-cita. Sedangkan
faktor yang menghambat merupakan kondisi yang merintangi
tercapainya suatu cita-cita, Misalnya sebagai
bcrikut :
Amir dan Budi adalah dua anak pandai dalam
satu kelas, keduanya bercita-cita menjadi sarjana. Amir anak orang
yang cukup kaya, sehingga dalam mencapai cita-citanya tidak mengalami hambatan.
Malahan dapat dikatakan bahwa kondisi ekonomi orang tuanya merupakan faktor
yang menguntungkan atau memudahkan mencapai cita-cita si
Amir.Sebaliknya dengan Budi yang orang tuanya
ekonominya lemah, menyebabkan ia tidak mampu mencapai
cita-citanya. Ekonomi orang tua Budi yang lemah merupakan hambatan
bagi Budi dalam mencapai cita-citanya.
c. KEBAJIKAN
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan
pada hakekatnya sarna dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai
dengan norma-norma agama dan etika. Manusia berbuat
baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk
bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia
cenderung berbuat baik.
Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan
badan. Kedua unsur itu terpisah bila manusia meninggal.
Karena merupakan pribadi, manusia mempunyai pendapat
sendiri, ia mencintai diri sendiri, perasaan sendiri,
cita-cita sendiri dan sebagainya. Justru karena itu,
karena mementingkan diri sendiri, seringkali manusia tidak mengenal
kebajikan.
Manusia merupakan mahluk sosial: manusia hidup bermasyarakat,manusia saling
membutuhkan, saling menolong,saling menghargai sesama anggota masyarakat.
Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan,dan
sebagainya.
Manusia sebagai mahluk Tuhan, diciptakan
Tuhan dan dapat berekembang karena Tuhan. Untuk itu manusia
dilengkapi kemampuan jasmani dan rohani juga
fasilitas alam sekitarnya seperti tanah, air,
tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu
manusia sebagai mahluk pribadi, manusia sebagai anggota
masyarakat,dan manusia sebagai mahluk Tuhan.
Sebagai mahluk pribadi, manusia dapat
menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk.Baik buruk itu ditentukan
oleh suara hati. Suara hati adalah semacam bisikan di dalam
hati yang mendesak seseorang untuk menimbang dan
menentukan baik buruknya suatu perbuatan,tindakan atau tingkah laku. Jadi suara
hati dapat merupakan hakim untuk diri sendiri. Sebab itu,
nilai suara hati amat besar dan penting dalam
hidup manusia. Misalnya orang tahu, bahwa
membunuh itu buruk, jahat: suara hatinya mengatakan
demikian, namun manusia kadang-kadang tak
mendengarkan suara hatinya.
Suara hati selalu memilih yang baik,
sebab itu ia selalu mendesak orang untuk berbuat yang baik
bagi dirinya. Oleh karena itu, kalau
seseoraang berbuat sesuatu sesuai dengan bisikan suara
hatinya, maka orang tersebut perbuatannya pasti baik. Jadi berbuat atau
bertindak menurut suara hati, maka tindakan atau perbuatan
itu adalah baik. Sebaliknya perbuatan atau tindakan
berlawanan dengan suara hati kita, maka perbuatan atau tindakan itu
buruk. Misalnya, suara hati kita mengatakan “tolonglah orang yang menderita
itu”, dan kita berbuat menolongnya, maka kita membuat
kebajikan. Sebaliknya, apabila hati kita berkata demikian,namun
kita hanya seolah-olah tak mendengarkan suara hati itu,
maka munafiklah kita.
Karena merupakan anggota masyarakat, maka seseorang juga terikat dengan
suara masyarakat. Setiap masyarakat adalah kumpulan
pribadi-pribadi, sehingga setiap suara masyarakat pada hakekatnya adalah
kumpulan suara hati pribadi-pribadi dalam masyarakat itu. Sebagaimana
suara hati tiap pribadi itu pasti selalu menginginkan yang
baik,maka masyarakat yang terdiri atas pribadi-pribadi itu pun
pasti suara hatinya juga menginginkan yang baik, maka masyarakat yang
terdiri atas pribadi-pribadi pasti suara hatinya juga menginginkan yang baik
untuk kehidupan masyarakatnya. Sebab itu jika benar-benar berdasarkan
pada suara hati anggota-anggotanya. Suara hati masyarakat pada dasarnya adalah
baik. Misalnya, warga disuatu daerah menghendaki kerja bakti
dengan mengadakan pembersihan saluran air di kampung. Bila kita ikut
beramai-ramai kerja bakti, berarti kita mengikuti suara hati
masyarakat, kerja bakti itu. Tetapi bila kita tidak mengikutinya berarti
kita tidak mau mengikuti suara hati masyarakat.
Sesuatu yang baik bagi masyarakat, berarti baik bagi kepentingan
masyarakat. Tetapi dapat saja terjadi, bahwa sesuatu yang baik bagi
kepentingan umum/masyarakat tidak baik bagi salah seorang atau
segelintir orang didalamnya atau sebaliknya. Dengan demikian, seseorang harus tunduk
kepada apa yang baik bagi masyarakat umum.
Contoh : Budi tidak setuju jalan di depan
rumahnya diperlebar, karena harus memotong bagian depan rumahnya. Tetapi
masyarakat kampung mengusulkan dan telah disetujui jalan itu harus
diperlcbar demi keamanan. Akhimya karena desakan seluruh warga, dengan
sangat terpaksa Budi menyetujuinya.
Jadi baik atau buruk itu dilihat menurut suara hati sendiri. Meskipun
demikian harus dinilai dan diukur menurut suara atau pendapat umum.
Disini tidak berarti bahwa pendapat umum atau kepentingan umum itu di atas
segala-galanya, sehingga suara hati, pendapat atau kepentingan
pribadi-pribadi diperkosa begitu saja.
Sebagai mahluk Tuhan, manusia pun
harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar
manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi,untuk
mengukur perbuatan baik buruk, harus kita dengar pula suara Tuhan atau kehendak
Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk hukum Tuhan atau
hukum agama.
Jadi kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita,
suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan berarti
berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah tamah
terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang
melihatnya.
Baik-buruk, kebajikan dan ketidakbijakan menimbulkan daya
kreatifitas bagi seniman. Banyak hasil seni lahir dari
imajinasi kebajikan dan ketidakbajikan.
Namun ada pula kebajikan semua, yaitu kejahatan yang berselubung kebajikan.
kebajikan semu ini sangat berbahaya, karena pelakunya orang-orang munafik, yang
bermaksud meneari keuntungan diri sendiri.
Kebajikan manusia nyata dan
dapat dirasakan dalarn tingkah lakunya. Karena tingkah
laku bersurnber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku
sendin-sendiri, sehingga tingkah laku setiap orang
berbeda-beda.
Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku
setiap orang ada tiga hal. Pertama faktor pembawaan
(heriditas) yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam
kandungan. Pembawaan merupakan hal yang diturunkan atau
dipusakai oleh orang tua. Tetapi mengapa mereka yang
saudara sekandung tidak memiliki pembawaan yang sarna? Hal
itu disebabkan, karena sel-sel benih yang mengandung
faktor-faktor penentu (determinan) berjumlah sangat
banyak: pada saat konsepsi
saling berkombinasi dengan cara bermacam-macam sehingga
menghasilkan anak yang bermacam-macam juga
(prinsip variasi dalam keturunan). Namun mereka yang
bersaudara memperlihatkan kecondongan kearah rata-rata,
yaitu sifat rata-rata yang dimiliki oleh mereka yang saudara
sekandung (prinsip regresi filial). Pada masa konsepsi atau
pembuahan itulah terjadi pembentukan
temperamen seseorang.
Faktor kedua yang
menentukan tingkah laku seseorang adalah Iingkungan (environ
ment). Lingkungan yang membentuk seseorang
merupakan alam kedua yang terjadinya
setelah seorang anak lahir (masa pembentukan
seseorang waktu masih dalam kandungan
merupakan alam pertama ). Lingkungan membentuk
jiwa seseorang meliputi lingkungan keluarga, sekolah,
dan masyarakat. Dalarn lingkungan keluarga orang tua maupun anak
-anak yang lebih tua merupupakan panutan
seseorang, sehingga bila yang dianut sebagai teladan berbuat yang
balk-balk, maka si anak yang tengah membentuk diri pribadinya
akan baikjuga. Dalarn lingkungan
sekolah yang menjadi panutan utama
adalah guru, sementara itu ternan-ternan sekolah ikut serta memberikan
andilnya. Dalam lingkungan sekolah tokoh panutan seorang anak
sudah memiliki posisi yang lebih luas
dibandingkan dengan dalarn keluarga.
Pembentukan pri bad i dalarn sekolah
terjadi pada masa anak-anak at
au masa sekolah. Lingkungan ketiga adalah
masyarakat, yang menjadi panutan bagi
seseorang adalah tokoh masyarakat dengan masa setelah
anak-anak menjadi dewasa atau duduk di perguruan
tinggi. Selain tokoh-tokoh dalarn rumah tangga,
sekolah dan masyarakat yang merupakan person,
kepribadian seorang anak juga memperoleh pengaruh dari benda-benda
atau peralatan dalarn lingkungaan tersebut yang merupakan non
person. Karena itu dalarn pembentukan kepribadian pada
umumnya anak-anak kota lebih trampil dibandingkan
dengan anak pedesaan, namun dalam hubungan
bermasyarakat lebih-lebih yang berjenjang anak-anak
dari daerah pedesaan lebih unggul. Faktor ketiga yang
menentukan tingkah laku seseorang adalah pen gala man yang
khas yang pemah diperoleh. Baik pengalaman pahit
yang sifatnya negatif, maupun pengalarnan manis
yang sifatnya positif. Memberikan pada manusia suatu bekal yang selalu
dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum seseorang mengarnbil
tindakan. Mungkin sekali bahwa berdasarkan hati nurani seseorang
mau menolong orang dalarn kesusahan, tetapi
karena pemah memperoleh pengalarnan pahit
waktu mau menolong seseorang sebelumnya, maka niat baiknya itu
tertahan, sehingga diurungkan untuk membantu. Belajar hidup dari pengalarnan
inilah yang merupakan pembentukan budaya
dalarn diri seseorang.
Dalarn prakteknya, dari ketiga faktor diatas. yaitu hereditas, lingkungan, dan
pengalarnan. manakah yang paling dominan? Sulit diberikan
jawaban, karena ketiga-tiganya terjalin erat
sekali. Disarnping itu ketiga faktor tersebut dalam
membentuk pribadi seseorang berbeda kekuatannya dengan
pembentukan pada pribadi lain.
D. USAHA / PERJUANGAN
Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap
manusia hams kerja keras untuk kelanjutan hidupnya,
Sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan. Perjuangan
untuk hidup, dan ini sudah kodrat manusia.
Tanpa usaha/perjuangan, manusia tidak dapat hidup
sempuma. Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, ia harus kerja
keras. Apabila seseorang bercita-cita menjadi ilmuwan, ia harus rajin belajar
dan tekun serta memenuhi semua ketentuan akademik.
Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun dengan
tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya. Para ilmuwan lebih banyak
bekerja keras dengan otak/ilmunya daripada dengan
jasmaninya. Sebaliknya pam buruh,
petani lebih banyak menggunakan jasamani
daripada otaknya. Para tukang dan pam ahli lebih banyak
menggunakan kedua-duanya otak dan jasmani
daripada salah satunya. Para politisi lebih banyak
kerja otak daripada jasmani. Sebaliknya para prajurit
lebih ban yak kerja jasmani daripada otak.
Kerja keras pada dasamya menghargai dan meningkatkan harkat dan
martabat manusia. Sebaliknya pemalas membuat manusia
itu miskin, melarat, dan berarti menjatuhkan harkat dan
martabatnya sendiri. Karma itu tidak boleh bermalas-malas,
bersantai-santai dalam hidup ini. Santai dan istirahat
ada waktunya dan manusia mengatur waktunya itu.
Dalam agama pun diperintahkan untuk kerja keras. Sebagaimana
hadist yang diucapkan Nabi Besar Muhammad S.A.W. yang
ditujukan kepada para pengikutnya:”Bekerjalah kamu
seakan-akan kamu hidup selama-lamanya. dan
beribadahlah kamu seakan-akan kamu akan mati besok.
Allah berfirman dalarn Al-Qur’an surat Ar-Ra’du ayat
II : “sesungguhnya Allah tidak mengubah
keadaan suatu kaum, kecuali jika mereka
mengubah keadaan diri mereka sendiri”. Dari haidst dan
firman ini dapat dinyatakan bahwa manusia perlu kerja keras untuk
mempenbaiki nasibnya sendiri.
Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena
kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kernakmuran
antara manusia satu dan manusia lainnya. Kemampuan itu
terbatas pada fisik dan keahlian/ketrampilan.
Orang bekerja dengan fisik lemah memperoleh hasil
sedikit, ketrampilan akan memperoleh penghasilan lebih banyak
jika dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai
ketrampilan/keahlian. Karena itu mencari ilmu dan
keahlian/ketrampilan itu suatu keharusan. Sebagaimana
dinyatakan dalam ungkapan sastra: “tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke
liang lahat” dalam pendidikan dikatakan sebagai “long life
education”
Karena manusia itu mempunyai rasa
kebersamaan dan belas kasihan (cinta kasih)
antara sesama manusia. maka ketidakmampuan atau kemampuan terbatas yang
menimbulkan perbedaan tingkat kemakmuran
itu dapat diatasi bersama-sama secara
tolong menolong, bergotong-royong. Apabila sistem
ini diangkat ke tingkat organisasi negara,maka negara akan
mengatur usaha/peljuangan warga negaranya
sedemikian rupa, sehingga perbedaan tingkat
kemakmuran antara sesama warga negara dapat dihilangkan atau tidak
terlalu mencolok. Keadaan ini dapat dikaji melalui
pendangan hidup/ideologi yang dianut oleh
suatu negara.
E. KEYAKINAN / KEPERCAYAAN
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau
kekuaasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada tiga aliran
filsafat,yaitu aliran naturalisme, aliran intelektualisme, dan aliran gabungan.
(a) Aliran Naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan
tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur, dan itu dari Tuhan. Tetapi bagi yang
tidak percaya pada Tuhan, natur itulah yang tertinggi. Tuhan menciptakan alarn
semesta lengkap dengan hukum-hukumnya. secara mutlak dikuasai Tuhan. Manusia
sebagai mahluk tidak mampu menguasai alarn ini, karena manusia itu lemah.
Manusia hanya dapat berusaha/berencana tetapi Tuhan yang menentukan .
Aliran naturalisme berintikan spekulasi, mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak
ada Tuhan. Lalu mana yang benar ? Yang benar adalah keyakinan. Jika kita yakin
Tuhan itu ada, maka kita katakan Tuhan ada. Bagi yang tidak yakin, dikatakan
Tuhan tidak ada yang ada hanya natur.
Bagi yang percaya Tuhan, Tuhan itulah kekuasaan tertinggi. Manusia adalah
mahluk ciptaan Tuhan. Karena itu manusia mengabdi kepada Tuhan berdasarkan
ajaran-ajaranTuhan yaitu agarna. Ajaran agarna itu ada dua macarn yaitu :
1. Ajaran agarna dogmatis, yang
disarnpaikanoleh Tuhan melalui nabi-nabi. Ajaran agarna yang dogmatis bersifat
mutlak (absolut),terdapat dalam kitab suci Al-Quran dan Hadist. Sifatnya tetap,
tidak berubah-ubah.
2.Ajaran agarna dari
pemuka-pemukaagarna,yaitu sebagaihasil pemikiranmanusia, sifatnya
relatif(terbatas).Ajaranagarnadari
pemuka-pemukaagarnatermasukkebudayaan,terdapat dalarn buku-buku agarna yang
ditulis oleh pemuka-pemuka agarna. Sifatnya dapat berubah-ubah sesuai dengan
perkembanganjarnan.
Apabila aliran naturalisme ini dihubungkan dengan
pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bennula dan
Tuhan.Jadi, pandangan hidup dilandasi oleh
ajaran-ajaran Tuhan melalui agamanya Manusia yakin
bahwa kebajikan itu diridhoi oleh Tuhan. pandangan
hidup yang dilandasi keyakinan bahwa
Tuhanlah kekuasaan tertinggi, yang
menentukan segala-galanya disebut pandangan hidup
religius (keagamaan).
Sebaliknya, apabila manusia tidak mengakui adanya
Tuhan, natur adalah kekuatan tertinggi, maka
keyakinan itu bermula dan kekuatan natur.
Pandangan hidupnya dilandasi oleh kekuatan natur.
Manusia yakin bahwa kebajikan adalah
kebajikan natur. Pandangan hidup yang dilandasi
oleh kekuatan natur sifatnya atheisme. Ini
disebut pandangan hidup komunis.
(b) Aliran intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika / akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan
akal manusia berpikir. Mana yang benar menu rut
akal itulah yang baik, walaupun
bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Manusia
yakin bahwa dengan kekuatan pikir (akal) kebajikan itu dapat
dicapai dengan sukses. Dengan akal diciptakan teknologi. Teknologi adalah
a1at bantu mencapai kebajikan yang maksimal, walaupun
mungkin teknologi memberi akibat yang
bertentangan dengan hati nurani.
Akal berasal dan bahasa Arab,
artinya kalbu, yang berpusat di hati, sehingga timbul
istilah “hati nurani”, artinya daya rasa Di Barat hati nurani ini
menipis, justru yang menonjol adalah akal yaitu logika
berpikir, Karena itu aliran ini banyak dianut di
kalangan Barat di Timur orang mengutamakan
hati nurani,yang baik menurut akal belurn tentu
baik menurut hati nurani.
Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka
keyakinan manusia ito bennula dan akal. Jadi pandangan hidup
ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal.
Benar menurut akal itulah yang baik. Manusia
yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh
dengan akal (ilmu dan teknologi). Pandangan hidup ini disebut
llberalisme.Kebebasan akal menimbulkan
kebebasan bertingkah laku dan berbuat,
walaupun tingkah laku dan perbuatan itu
bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan akallebih
ditekankan pada setiap individu. karena itu individu yang berakal
(berilmu dan berteknologi tinggi) dapat menguasai individu
yang berpikir rendah (bodoh).
(c) Aliran Gabungan
Dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan
juga akal. kekuatan gaib aninya kelruatan yang berasal dan
Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan.
Sedangkan aka! adalah dasar kebudayaan, yang menentukan
benar tidaknya sesuato. Segala sesuatu
dinilai dengan akal, baik sebagai logika berpikir
maupun sebagai rasa (hati nurani). Jadi, apa yang benac
menurut logika berpikir juga dapat diterima oleh hati
nurani.
Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbul
dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat
didasarlcan pada logika berpildr, sedangkan hati nurani
dinomor duakan, kekuatan gaib dari Tuhan
diakui adanya tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir tidak
ditekankan pada logika berpikir individu, melainkan logika berpikir
kolektif (masyarakat), pandangan hidup ini disebut sosialisme.
Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan
akal, kedua-duanya mendasari keyakinan secara berimbang, akal dalam arti baik
sebagai logika berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani), logika berpikir
baik secara individual maupun secara kolektif pandangan hidup ini disebut
sosialime – religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut
logika berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat
karunia Tuhan.
Apabila kita kaji maka antara dua pandangan hidup ini terdapat perbedaan pokok.
Pandangan hidup sosialisme menekankan pada logika berpikir kolektif,
sedangkan pandangan hidup sosialisme religius menenkankan pada logika
berpikir kolektif individual.Pandangan hidup sosialisme mengutamakan
logika berpikir dari pada hati nurani, sedangkan sosialisme religius
mengutamakan kedua-duanya logika berpikir dan hati nurani. Pandangan hidup
sosialisme tidak begitu menghiraukan kekuasaan Tuhan, sebaliknya sosialisme
religius kekuasaan Tuhan begitu menentukan.
F. LANGKAH-LANGKAH
BERPANDANGAN HIDUP YANG BAlK
Manusia pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimana
kita memeperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yang
bersangkutan. Ada yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana
mencapai tujuan dan ada pula yang memperlakukaan sebagai penimbul
kesejahteraan, ketentraman dan sebagainya.
Akan tetapi yang terpenting, kita seharusnya rnernpunyai langkah-langkah
berpandangan hidup ini. Karena hanya dengan rnernpunyai langkah-langkah
itulah kita dapat memperlakukan pandangan hidup sebagai
sarana mcncapai tujuan dan cita-cita dengan baik. Adapun langkah-langkah
itu sebagai berikut :
(1) Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi rnanusia yaitu rnerupakan tahap
pertarna dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam jal ini rnengenal apa itu
pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa sctiap manusia itu
pasti rnernpunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan
hidup itu ada sejak rnanusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia
itu bel urn turun ke dunia. Adam dan hawalah dalam hal ini yang merupakan
manusia pertama, dan berarti pula mereka rnernpunyai pandangan hidup yang
digunakan sebagai pedoman dan yang rnernberi petunjuk kepada mereka.
Sedangkan kita sebagai mahluk yang bernegara dan atau beragama pasti mempunyai
pandangan hidup juga dalam beragama, khususnya Islam, kita
rnernpunyai pandangan hidup yaitu AI-Qur’an, Hadist dan ijmak Ulama, yang
rnerupakan satu kesatuan dan lidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lainnya.
(2) Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini
dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila
dalam bernegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan
hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan
bagaimana mengatur kehidupan bernegara. Begitu
juga bagai yang berpandangan hidup pada agama Islam.
Hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur’an, Hadist dan ijmak itu dan
bagaimana ketiganya itu mengatur kehidupan baik di dunia
maupun di akherat Selain itu juga kita mengerti untuk apa dan dari mana Al
Qur’an, hadist, dan ijmak itu. Sehingga dengan demikian mempunyai
suatu konsep pengertian tentang pandangan hidup dalam Agama
Islam.
Mengerti terhadap pandangan
hidup di sini memegang peranan penting. Karena dengan mengerti, ada
kecenderungan mengikuti apa yang terdapat dalam
pandangan hidup itu.
(3) Menghayati
Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah
menghayati pandangan hidup itu. Dengan menghayati
pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan
benar mengenai kebenaran pandangan hdiup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung
didalanmya, yaitu dengan memperluas dan memperdalam pengetahuan
mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah
yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati
ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan
hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih
tabu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai
pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hid
up kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang
pandangan hidup itu sendiri.
Yang perIu diingat dalam langkah mengerti
dan menghayati pandangan hidup itu, yaitu
harus ada. Sikap penerimaan terhadap pandangan hidup
itu sendiri. Dalam sikap penerimaan pandangan hidup
ini ada dua altematif yaitu
penerimaan secara ikhlas dan penerimaaan
secara tidak ikhlas.
Dengan kata lain langkah mengenai mengerti dan menghayati ini ada sikap
penerimaan dan hal lain merupakan langkah yang menentukan
terhadap langkah selanjutnya. Bila dalarn mengerti dan
menghayati ini ada penerimaan secara ikhlas,maka langkah selanjutnya akan
memperkuat keyakinannya. Akan tetapi bila sebaliknya
langkah selanjutnya tidak berguna.
(4) Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara
kemanusiaan, maupun ditinjau dan segi
kemasyarakatan maupun negara dan dari kehidupan
di akherat, maka hendaknya kita meyakini pandangan
hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini ini merupakan
suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat
mencapai suatu tujuan hidupnya.
Dengan meyakini berarti secara
langsung ada penerimaan yang ikhlas
terhadap pandangan hidup itu. Adanya sikap
menerima secara ikhlas ini maka ada kecenderungan
untuk selalu berpedoman kepadanya dalam segala tingkah laku dan tindak
tanduknya selalu dipengaruhi oleh pandangan hidup yang diyakininya. Dalam
meyakini ini penting juga adanya iman yang teguh. Sebab dengan iman
yang teguh ini dia tak akan terpengaruh oleh pengaruh dari luar dirinya yang
menyebabkan dirinya tersugesti.
Contoh bahwa keyakinan itu penting dalam
tingkah laku. Kita sebagai umat yang beragama Islam yakin bahwa Allah itu
mempunyai sifat yang malla dari segala yang diantaranya adalah maha mengetahui.
Sifat maha mengetahui ini membuat orang yang meyakininya selalu berbuat
baik, Dalam hal ini adalah keyakinan yang sebenar-benamya. Akan tetapi
dalam kasus tertentu ada pula orang yang walaupun meyakini, tetapi karena
imannya tipis maka terpaksa melanggar ketentuannya.
(5.) Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini
sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh
orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya Sedangkan
perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan
manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah
meninggal yaitu di alam akherat.
Dampak berpandangan hidup Islam yang antara lain yaitu mengabdi kepada
orang tua (kedua orang tua). Dalam mengabdi kepada orang tua bila didasari oelh
pandangan hidup Islam maka akan cenderung untuk selalu disertai dengan ketaatan
dalam mengikuti segala perintahnya. Setidak-tidaknya kita menyadari
bahwa kita sudah selayaknya mengabdi kepada orang tua. Karena kita dahulu yaitu
dari bayi sampai dapat berdiri sendiri tokh diasuhnya dan juga kita dididik
kepada hal yang baik.
Oleh karena itu seharusnya mengabdi kepada orang tua kita dengan
perwujudannya yang berupa perbuatan yang menyenangkan hatinya, baik secara
langsung maupun secara tidak langsung. Artinya apapun yang menjadi hambatan dan
tantangan kita untuk tidak mengabdi kepadanya harus selalu ditumbangkan.
Jadi jika kita sudah mengenal, mengerti, menghayati, dan meyakini
pandangan hidup ini, maka selayaknya disertai dengan pengabdian. Dan
pengabdian ini hendaknya dijadikan pakaian, baik dalam waktu tentram
Iebih-lebih bila menghadapi hambatan, tantangan dan sebagainya.
(6) Mengamankan
Mungkin sudah merupakan sifat manusia bahwa bila sudah mengabdikan diri pada
suatu pandangan hidup lalu ada orang lain yang mengganggu dan atau
mayalahkannya tentu dia tidak menerima dan bahkan cenderung untuk
mengadakan perlawanan. Hal ini karena kemungkinan merasakan
bahwa dalam berpandangan hidup itu dia telah mengikuti
langkah-langkah sebelumnya dan langkah-langkah yang ditempuhnya itu telah
dibuktikan kebenarannya sehingga akibatnya bila ada orang lain yang
mengganggunya rnaka dia pasti akan mengadakan suatu respon entah respon itu
berwujud tindakan atau lainnya.
Proses mengamankan ini merupakan langkah terakhir.Tidak mungkin atau
sedikit kemungkinan bila belum mendalami langkah sebelumnya
lalu akan ada proses mengamankan ini. Langkah yang terakhir ini
merupakan langkah terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang
teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan
hidup itu.
Misalnya seorang yang beragama Islam dan berpegang teguh kepada pandangan
hidupnyaa,lalu suatu ketika dia dicela baik secara langsung
ataupun secara tidak langsung, maka jelas dia
tidak menerima celaan itu. Bahkan bila ada orang
yang ingin merusak atau bahkan ingin memusnahkan
agama Islam baik terang-terangan ataupun
secara diam-diam, sudah tentu dan sudah
selayaknya kita mengadakan tindakan terhadap
segala sesuatu yang menjadi pengganggu.
========================================================================
Manusia dan Tanggung Jawab
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah
keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut
kamus umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung,memikul jawab,
menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tangung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajibannya.
Seorang mahasiswa mempunyai kewajiban belajar. Bila belajar, maka hal itu
berarti ia telah memenuhi kewajibannya. Berarti pula ia telah bertanggung jawab
atas kewajibannya. Sudah tentu bagaimana kegiatan belajar si mahasiswa, itulah
kadar pertanggungjawabannya. Bila pada ujian ia mendapat nilai A, B atau C
itulah kadar pertanggung-jawabannya.
Bila si mahasiswa malas belajar, dan ia sadar akan hal itu. Tetapi ia tetap
tidak mau Belajar dengan alasan capek, segan dan lain-lain. Padahal ia
menghadapi ujian.Ini berarti bahwa si mahasiswa tidak memenuhi
kewajibannya,berarti pula ia tidak bertanggung jawab.
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa
bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk
perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan
pengabdian atau pengorbanannya.Untuk memperoleh atau meningkatkan
kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui
pendidikan,penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
B. MACAM-MACAM TANGGUNG
JAWAB
Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau
untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia manghadapi
manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi
lingkungan alamo Dalam usahanya itu manusia juga menuadari
bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu
kekuasaan Tuhan. Dengan demikian
tanggung jawab itu dapat dibedakan
menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya.
Atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung
jawab, yaitu :
(a) Tanggung jawab terhadap diri
sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang
untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan
kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa
memecahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya
sendiri Menurut sifat dasamya manusia adalah mahluk bermoral, tetapi
manusia juga seorang pribadi. Karena merupakan seorang
pribadi maka manusia mempunyai pendapat sendiri,
perasaan sendiri angan-angan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat,
perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan
bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari
kesalahan, kekeliruan,baik yang disengaja maupun tidak.
Contoh:
Rudi membaca sambil berjalan. Meskipun sebentar-sebentar ia melihat
jalan, tetap juga ia lengah, dan terperosok ke sebuah
lobang. kakinya terkilir. Ia menyesali dirinya sendiri akan kejadian
itu.Ia harus beristirahat dirumah beberapa hari. Konsekwensi tinggal di
rumah beberapa hari merupakan tanggung jawab sendiri akan kelengahannya.
(b) Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri
dari suami-istri. ayah-ibu dan anak-anak. dan juga
orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota
keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung
jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung
jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan. pendidikan, dan kehidupan.
Contoh :
Seorang ibu telah dikarunia tiga anak, kemudian
oleh sesuatu sebab suaminya meninggal dunia, karena ia tidak
mempunyai pekeIjaan/tidak beketja pada waktu suaminya
masih hidup maka demi rasa tanggung
jawabnya terhadap keluarga ia melacurkan diri.
Ditinjau dari segi moral hal ini tidak bisa diterima karena
melacurkan diri tennasuk tindakan di kutuk,
tetapi dari segi tanggung jawab ia
tennasuk orang yang dipuji. karena
demi rasa tanggung jawabnya terhadap keluarga ia
rela berkorban menjadi manusia yang hina dan
dikutuk.
(c) Tanggung jawab terhadap
Masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan
manusia lain. sesuai dengan kedudukannya sebagai
mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia
lain maka ia hams berkomunikasi dengan manusia
lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia
di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya
mempunyai mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat
yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat
tersebut Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya
harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Contoh:
Hanafi terlalu congkak dan sombong, ia mengejek dan menghina
pakaian pengantin adat Minangkabau. Ia tidak memakai
pakaian itu, bahkan penutup kepala yang
dikeramatkan pun semula ditolak. Tetapi setelah ada ancaman dari
pihak pengiring, terpaksa Hanafi mau memakainya juga. Di
dalam peralatan itu hampir-hampir pernikahan
dibatalkan,karena timbul perselisihan antara pihak kaum
perempuan dengan pihak kaum laki-laki. Pangkalnya dari Hanafi
juga. Ia berkata pakaian mempelai yang masih sekarang
dilazimkan di negerinya, yaitu pakaian secara zaman dahulu,
disebutkannya cara anak komedi Istambul. Jika ia dipaksa memakai
secara itu, sukalah urung sahaja, demikian katanya
dengan pendek. Setelah timbul pertengkaran di dalam keluarga
pihaknya sendiri akhimya diterimalah, bahwa ia
memakai smoking, yaitu jas hitam, celana hitam, dengan berompi dan
berdasi putih. Tetapi waktu hendak menutup kepalanya,
sudah berselisih pula. Dengan kekerasan ia
menolak pakaian dester suluk,yaitu pakaian
orang Minangkabau. Bertangisan sekalipun perempuan meminta
supaya ia jangan menolak tanda keminangkabauan yang satu, yaitu
selama beralat saja. Jika peralatan sudah selesai, bolehlah ia nanti memakai
sekehendak hatinya pula. Hanafi tetap menolak kehendak orang tua, ia tidak
hendak menutup kepala, karena lebih gila pula
dari pada anak komidi, bila memakai dester
saluk dengan baju smoking dan dasi. Setelah ibunya sendiri
hilang sabamya dan memukul-mukul dada di muka anak yang “terpelajar” itu,
barulah Hanafi menurut kehendak orang banyak, sambil mengeluh dan teringat akan
badannya yang sudah “tergadai”. Untunglah ia menurutkan hal menutup
kepala itu, karena sekalian pengantar dan pasuinandan (pengiring bangsa
perempuan) sudah berkata bahwa mereka talc sudi mengiringkan “mempelai
didong”. Akhimya Hanafi tunduk pula dengan norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat, Meskipun harus bersitegang dahulu. Sebagai pertanggungjawaban kecongkakan
dan kesombongannya itu, Hanafi harus menerima rasa antipati dari
masyarakat Minangkabau yang sangat ketat terhadap adat itu (salah asuhan)
(d). Tanggung jawab kepada
Bangsa / Negara
Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga
negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku
manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara.
Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah,
maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.
Contoh:
1) Dalam novel jalan tak ada
ujung karya Muchtar Lubis, Guru Isa yang tekenal sebagai guru yang baik,
terpaksa mencuri barang-barang milik sekolah demi rumah tangganya.
Perbuatan guru isa ini harus pula dipertanggung jawabkan kepada pemerintah
kalau perbuataan itu diketahui ia harus berurusan dengan pihak kepolisian dan
pengadilan.
2) Kumbakarna menolak perintah
kakaknya, juga rajanya yaitu Rahwana untuk berperang melawan rama,
karena kakanya berbuat keburukan. Bukan main Rahwana. Ia membangkit-bangkitkan
hutang budi Kumbakama terhadap kerajan Alengka. Kumbakama menyadari
kedudukannya sebagai pang1ima perang, karena itu berangkat juga ia ke medan
perang menghadapi Rama. Akan tetapi ia maju ke medan perang bukan karena
membela kakanya, melainkan karena rasa tanggung jawabnya sebagai panglima yang
harus membela negara ( Ramayana)
(e). Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan
untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab Iangsnng
ternadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari
hukuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab sud melalui
berbagai macam agama Pelanggaran dari hukuman-hukuman tersebut akan segera
diperingatkan oleh Tuhan dan jika dengan peringatan yang keraspun manusia masih
juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan
mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab
yang seharusnya dilakukan manusia ternadap Tuhan sebagai
penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawabnya, manusia perlu
pengorbanan.
Contoh:
Seorang biarawati dengan ikhlas tidak menikah selama hidupnya karena dituntut
tanggung jawabnya terhadap Tuhan sesuai dengan hukum-hukum yang ada
pada agamanya, hal ini dilakukan agar ia dapat sepenuhnya
mengabdikan din kepada Tuhan demi rasa tanggung jawabnya.
Dalam rangka memenuhi tanggung jawab ini ia
berkorban tidak memenuhi kodrat manusia
pada umumnya yang seharusnya
meneruskan keturunannya yang sebetulnya juga merupakan
sebagian tanggung jawabnya sebagai mahluk Tuhan.
C. PENGABDIAN DAN
PENGORBANAN
Wujud tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan.
Pengabdian dan pengorbanan adalah perbuatan baik untuk
kepentingan manusia itu sendiri.
(a). Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga
sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat,
atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggung jawab.
Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk
mencukupi kebutuhan. hal itu berarti mengabdi kepada
keluarga.
Lain halnya jika kita membantu ternan dalam kesulitan,
mungkin sampai berhari-hari itu bukan pengabdian.
tetapi hanya bantuan saja.
Berikut ini diberikan gambaran bagaimana orang tua
mengabdi kepada putra-putrinya demi kebahagiaan keluarga mereka.
Sepasang suami istri guru sekolah dasar
di sebuah desa. Anaknya cukup banyak. yaitu 6
orang. Untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga
besar tesebut. si ibu tetap bekerja sebagai guru.
karena tahu bahwa gaji suaminya juga kecil, Si
ibu di rumah tidak melepaskan tanggung jawabnya sebagai
ibu rumah tangga, karena memang tidak mampu
membayar pembantu. Untuk urusan pendidikan di
sekolah si bapak yang bertanggung jawab,
sedangkan si ibu untuk urusan pendidikan yang bersangkutan dengan
rumah tanggga. Si Bapak mcmbimbing putra-putrinya
dalam belajar di rumah malam hari.
scdangkan siang hari saling dengan praktek
biologi seperti menanam sayur. memelihara ternak yang
hasilnya langsung dapat dimanfaatkan oleh keluarga. Si ibu mcngajar
putra-putrinya memasak, mencuci piring. mencuci pakaian.
membersihkan rumah. Anak-anaknya yang mulai
besar menjadi semacam asistennya. Setelah anak-anaknya
mulai harus sckolah di kota, mereka itu hanya disewakan kamar yang murah dengan
harus memasak dan mencuci sendiri yang sudah terlatih baik waktu di
desa. Demikianlah maka kamar itu makin
banyak penghuninya oleh adik-adik yang
juga menyusul kakak untuk belajar di
kota. Sekali seminggu seorang pulang untuk
mengambil uang dan perbekalan di desa,
dan sekali sebulan ayah-ibu datang ke
kota untuk tetap mengakrabkan hubungan mereka
sebagai keluarga, sekaligus mengontrol apakah
anak-anaknya menjalankan kewajibannya
secara benar. Hal demikian juga dilakukan oleh
keluarga itu waktu anak terbesar harus masuk ke
perguruan tinggi. Pada waktu si sulung sudah tarnat dan bekerja, ia
pindah ke tempat kerjanya dan berfungsi sebagai donateur
ternadap adik-adiknya.Walhasil seluruh putra-putri keluarga guru tersebut
dapat menamatkan sekolahnya dan menjadi
sarjana. Sementara itu si bapak dan ibu bertahan bekerja
sebagai guru di desa demi mengabdi kepada putra-putrinya
agar dapat menjadi manusia yang hidupnya
tidak sesulit dirinya. Waktu mereka sudah
pensiun, mereka merasakan bahwa pengabdiannya pada
putra-putrinya juga sudah cukup, mereka merasa puas karena
mampu membekali putra-putrinya dengan ilmu yang
dijadikan kail dalam menempuh kehidupan
ini. Orang tua itu tidak membekali
dengan ikan, karena akan cepat habis tanpa bekas !
Manusia tidak ada dengan sendirinya,tetapi merupakan mahluk ciptaan Tuhan.
Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian
berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu merupakan
perwujudan tanggung jawabnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pengabdian kepada agama atau kepadaTuhan terasa menonjolnya seperti yang
dilakukan oleh para biarawan dan biarawati. Pada umumnya mereka itu adalah
orang-orang yang terjun di ladang Tuhan karena kesadaran moralnya,karena
panggilanTuhan. Mereka meningggalkan keluarganya dan tidak akan
berkeluarga, Sehingga hampir seluruh waktu waktu, pikiran, tenaga maupun
kegiatan hanya tercurah untuk memuliakan Tuhan. Dalam agama yang tidak
membedakan manusia atas dasar ras ataupun bangsa itu, para biarawan atau
biarawati ditempatkandi daerah – daerah yangjauh dan terpencil.Semuanya
dilakukan dengan semboyan tugas sud. Selain pada gereja Katolik,pada agama
Budha juga dikenal biarawati atau biarawan dengan sebutan bhiksu dan bhiksuni
dengan cara kehidupan yang tidak jauh berbeda.
Pengabdian kepada negara dan bangsa yang juga menyolok antara lain dilakukan
oleh pegawai negeri yang bertugas menjaga mercusuar di pulau yang terpencil.
Mereka bersama keluarganya hidup terpencil terpencil dari masyarakat ramai,
sementara ito sctiap ban tiupan angin kencang dan laut tidak pernah bernenti,
apalagi bila terjadi badai. Mereka bersunyi diri dalam rnengabdikan diri demi
keselamatan kapal yang lalu lalang. Kesenangan yang dapat dirasakan oleh
pegawai negri di kota tidak dapat dirasakan,mungkin sekali-sekali bila mereka
memperoleh cuti tahunan. Kesenangandan kegembiraansesamapegawai negri haanya
mereka bayangkan secara terang di alam yang demikian sepi. Anak-anak mereka
sulit berkembang sebagai mahluk sosial, dan tebatas untuk dapat mengembangkan
diri akibat terpencilnya tempat tinggalnya. Dengan membandingkanmereka dan
kehidupan kawan-kawannya di kota atau di tempat yang lebih enak terasa arti
pengorbanan mereka demi keselamatan manusia lain, bangsa dan negara sendiri.
Berapa banyakkah orang yang mau dan mampu menghayati pengorbanan mereka itu.?
(b). Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti
persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk
menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat
kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih. Suatu
pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.
Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat
dirasakan bila kita membaca atau mendengarkan kotbah agama. Dari kisah
para tokoh agama atau nabi, manusia memperoleh tauladan, bagaimana
scmestinya wajib berkorban. Berikut ini diberikan dua buah
penggambaran.
Pangeran Sidharta Gautama dari Kapilawastu diharapkan oleh ayahnya untuk
kemudian menggantikan kedudukannya sebagai raja. Tetapi, Pangeran tersebut
lebih tetarik pada kehidupan pertapa untuk memperoleh penerangan agung
bagaimana caranya manusia dapat membebaskan dirinya dari
sengsara (samsara) melalui pelepasan (mokhsa) dan mencapai kehidupan
abadi di sorga (nirvana). Ia mengorbankan kehidupannya yang mewah duniawi dalam
istana, ia mengorbankan kepentingan keluarganya, karena memandang bahwa
kepentingan umat manusia yang bodoh (avidhya) perlu didahulukan. Usahanya
berhasil memperoleh penerangan agung di tcmpat pertapaan Bodh Gaya, yang
kemudian disiarkan kepada umat manusia. Ia rela mengorbankan duniawinya,
keluarganya. demi kepentingan umat manusia yang derajatnya lebih tinggi.
Ia menjadi seorang Budha yang akhimya tidak dilahirkan kembali dan menjadi
pendiri agama Budha.
Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah untuk mengorbankan putra
tunggalnya Ismail. Walaupun ia sangat sayang pada putranya tersebut,
perintah Allah untuk mengorbankan tetap dipatuhinya. Allah menguji
kesetiaan dan besamya pengorbanan Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim tidak sampai
hati melihat pisaunya dipotongkan ke leher putranya, tetapi ia sudah
bertekad setia menjalankan perintahNya. Kemudian terbukti. bahwa putra yang mau
dikorbankan kepada Allah sudah berganti dengan biri-biri. Pengorbanan
yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim kepada Allah lebih tinggi kadamya daripada
pengorbanan oleh nabi ibrahim sekarang yang ditiru oleh oleh umat Islam yang
menjalankan ibadah haji di Tanah Suci maupun umat Islam di wilayah lain dengan
mengorbanan temak untuk keperluan fakir miskin pada hari raya Idul Qurban.
Perbedaan antara pengertian pcngabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas.
Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesama
kawan, sulit dikatakan pengabdian, karena kata pengabdian mengandung arti lebih
rendah tingkatannya. Tetapi untuk kala pengorbanan dapat juga diterapkan
kepada sesama teman.
Pengorbanan merupakan akibat dan pengabdian. Pengorbanan dapat
berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat
juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan
secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian,
tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.
Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan
sedangkan, pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada
pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya,
waktu. Dalam pengabdian selalu
dituntut pengorbanan,tetapi pengorbanan belum tentu menuntut
pengabdian.
Kesediaan seorang guru sekolah dasar ditempatkan di pelosok
terpencil daerah transmigrasi, adalah pengabdian yang juga menuntut
pengorbanan. Dikatakan pengabdian karena ia mengajar disitu
tanpa menerima gaji dari pemerintah, tanpa diurus
oleh pihak berwenang usul pengangkatannya, ia hanya bertanggung
jawab untuk kemajuan dan kecerdasan masyarakat / bangsanya. Ia
hanya menerima penghargaan dan belas kasihan dari masyarakat setempat.
Pengorbanan yang ia berikan berupa tenaga,
pikiran,waktu untuk kepentingan anak didiknya.
Dalam novel berjudul “Siti Nurbaya” karya
Marah Rusli, betapa besar pengorbanan gadis
Siti Nurbaya sebagai pengabdiannya kepada
orang tua. Orang tua Siti Nurbaya tidak mampu
membayarhutang kepada Datuk Maringgih. Sebagai tebusannya, Siti
Nurbaya dibujuk agar bersedia kawin dengan Datuk Maringgih,
si tua bangka, walaupun sebenamya ia sudah mengikat
janji dengan pemuda pujaannya bemama Syamsul Bahri.
Demi pengabdian kepada bapaknya , Siti Nurbaya bersedia
memutuskan hubungannya dengan Syamsul Bahri dan mau
dikawinkan dengan Datuk Maringgih, walaupun
dcngan perasaan yang sangat berat.
========================================================================
Manusia dan Kegelisahan
A. PENGERTIAN
KEGELISAHAN
Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang
berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang,
tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang
menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kawatir,
tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari
gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala
tingkah laku atau gerak.-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya
berjalan mundar-mandir dalam ruang tertentu
sambil menundukkan kepala, memandang jauh ke depan sambil
mengepal-ngepalkan tangannya, duduk termenung sambil memegang kepalanya, duduk
dengan wajah murung atau sayu, malas bicara, dan lain-lain.
Kegelisahan merupakan salah satu
ekspresidari kecemasan.Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga
diartikan sebagai kecemasan, kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan
atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi
dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan
tidak tecapai.
Sigmund Freud ahli psikoanalisa
berpendapat,bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan
kenyataan (obyektit), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.
(a). Kecemasan obyektif
Kecemasan tentang kenyataan
adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat
pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap
kcadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam
untuk meneelakakannya. Pengalaman bahaya dan
timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa
seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia
berada dekat dengan benda-benda tertentu atau keadaan
tertentu dari lingkungannya.
Kenyataan yang pernah dialami seseorang
misalnya pernah terkejut waktu diketahui dipakaiannya
ada kecoa. Keterkejutannya itu demikian hebatnya, sehingga kecoa
merupakan binatang yang mencemaskan. Seseorang wanita
yang pernah diperkosa oleh sejumlah pria yang tidak
bertanggung jawab, sering ngeri melihat pria bila ia
sendirian, lebih-lebih bila jumlahnya sama dengan yang pernah
memperkosanya. Kecnemasan akibat dan kenyataan yang
pemah dialami sangat terasa bilamana pengalaman itu
mengancam eksistensi hidupnya. Karena seseorang tidak
mampu mengatasinya waktu itu, terjadilah kemudian apa
yang disebut stress. Kecemasan yang dialami oleh seorang bayi
atau anak keeil dan sangat berkesan akan nampak kembali pada
waktu ia sudah dewasa, misalnya ia mendapat perlakuan yang
kejam dari ayahnya. Mungkin ia selalu ccmas bila berhadapan dengan orang
yang seusia ayahnya, tetapi ada pula yang memberikan
reaksi membalik karena ia mendendam, maka ia
berusaha selalu untuk ganti berbuat kejam sebagai
pelampiasannya.
(b). Kecemasan neorotis
(syarat)
Kecemasan ini timbul karena
pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund
Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :
(1) Kecemasan yang
timbul karena penyesuaian diri dcngan lingkungan.
Kecemasan timbul karena orang itu takut
akan bayangannya scndiri, atau takut akan
id-nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai
ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari
seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa
seseuatu yang hebat akan terjadi.
Contoh:
Didi anak laki-laki
berumur 10 tahun. Ia duduk di kelas V SO. Pada
suatu hari ia diberitahu ayahnya, bahwa bulan depan
ayahnya dipindahkan ke kota lain. Mereka sekeluarga
harus pindah. Sudah tentu Didi harus ikut. Jadi
ia harus pindah sekolah di kota tempat ayahnya
bertugas. Ibu Didi nampak gelisah, karena tinggal di tempat
yang lama ia sudah betah, berkat adanya seorang ibu yang aktif
mengumpulkan dan memajukan ibu-ibu. Lebih-Iebih
Didi, karena baik di kampung maupun di sekolah Didi banyak
kawannya. Karena itu ia takut kalau di tempat yang bam kelak ia
tidak akan merasa betah. Bila tidak ikut pindah, akan
ikut siapa, ikut pindah bagaimana di tempat yang
bam nanti. Ia takut pada bayangannya sendiri.
(2) Bentuk
ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia).
Bentuk khusus dari phobia adalah, bahwa
intensitet ketakutan melebihi proporsi yang
sebenamya dan obyek yang ditakutkannya.
Misalnya seorang gadis takut memegang benda
yang terbuat dari karet. Ia tidak mengetahui sebab
ketakutan tersebut, setelah dianalisis; ketika
masih kecil dulu ia sering diberi balon karet oleh ayahnya. satu
untuk dia dan satu untuk adiknya. Dalam suatu
pertengkaran ia memecahkan balon adiknya, sehingga ia
mendapat hukuman yang keras dari
ayahnya. Hukuman yang didapatnya dan
perasaan bersalah menjadi terhubung dengan
balon karet.
(3) Rasa takut
lain ialah rasa gugup, gagap dan
sebagainya. Reaksi ini munculnnya secara tiba-tiba
tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan meredakan
diri yang bertujuan untuk membebaskan
seseorang dari kecemasan neorotis yang sangat
menyakitkan dengan jalan melakukan sesuatu yang dikehendaki
oleh id meskipun ego dan superego melarangnya.
Contoh:
Seseorang yang tidak biasa menyanyi atau
bicara didepan umum, sekonyong-konyong diminta untuk menyanyi atau
berpidato. maka ia gelisah, gemetar, dan hilang keseimbangan,
sehingga sulit berbicara atau menyanyi.
(c). kecemasan moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi
seseorang.Tiap pribadi memiliki bermacam-macam emosi
antara lain: iri, dendam, dengki, marah, gelisah,
cinta, rasa kurang.
Rasa iri, benci, dengki,
dendam itu merupakan sebagian dari pernyataan individu secara
keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat Oleh
karena itu sering alasan untuk iri, benci, dengki itu
kurang dapat dipahami orang lain.
Sifat-sifat seperti itu adalah sifat yang
tidak terpuji, bahkan mengakibatkan manusia akan merasa
khawatir, takut, cemas, gelisah dan putus
asa. Misalnya seseorang yang merasa dirinya kurang
cantik, maka dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan,
sementara itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan, sehingga
kawan-kawannya lebih dinilai sebagai lawan. Ketidakmampuannya
menyamai kawan-kawannya demikian menimbulkan
kecemasan moril.
B. SEBAB-SEBAB ORANG GELISAH
Apabila kita kaji,
sebab-sebab orang gelisah adalah karena
pada hakekatnya orang takut kehilangan
hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik
ancaman dari luar maupun dari dalam.
Contoh:
Bila ada suatu tanda bahaya
(bahaya banjir, gunung meletus, atau perampokan), orang tentu
akan gelisah. Hal itu disebabkan karena bahaya itu mengancam akan hilangnya
beberapa hak orang sekaligus.
misalnya hak hidup, hak milik,
hak memperoleh perlindungan, hak kemerdekaan hid
up, dan mungkin hak nama baik.
c. USAHA-USAHA MENGATASI KEGELISAHAN
Mengatasi kegelisahan ini
pertama-tama harus mulai dari diri kna scndiri,
yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan
sikap tenang kita dapat berpikir tenang,
sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.
Contoh
Dokter yang menghadapi istri
dan anaknya yang sedang sakit, justru tidak dapat merasa
tenang, karena ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak dapat berbuat
apa-apa bila menghadapi keluarganya yang
sakit, karena ia merasa khawatir. Dalam
hal ini dokter itu harus bersikap seperti
menghadapi pasien yang bukan keluarganya.
Cara lain yang mungkin juga baik
untuk digunakan dalam mengatasi kegelisahan atau
kecemasan yaitu dengan memerlukan sedikit pemikiran;
pertama-tarna, kita tanyakan kepada diri kita sendiri
(introspeksi). akibat yang paling buruk yang bagaimanakah
yang akan kita tanggung atau yang akan terjadi, mengapa hal itu terjadi,
apa penyebabnya dan sebagainya. Apabila kita dapat menganalisa akibat
yang akan ditimbulkan olch kecernasan tersebut dan bila
kita tidak dapat mengatasinya, kita dapat
mempersiapkan diri untuk menghadapinya,karena
tidak semua pengalaman di dunia ini
menyenangkan. Yang kedua kita bersedia menerima
akibatnya dengan rasa tabah dan senang
hati niscaya kecemasan tersebut akan sima dalam jiwa kita.
Dan yang ketiga, dengan bersama-sama berjalannya waktu kita
dapat mencoba untuk memperkecil dan
mengurangi keburukan-keburukan akibat timbulnya
kecernasan,dengan demikian kita akan tidak merasakan lagi
adanya rasa kecemasan / kegelisahan dalam jiwa.
Untuk mengatasi kegelisahan yang
paling ampuh kita memasrahkan diri kepada
Tuhan.Kita pasrahkan nasib kita sepenuhnya
kepada-Nya, kita harus percaya bahwa Tuhanlah
Maha Kuasa. Maha Pengasih, Maha penyayang dan
Maha Pengampun.
D. KETERASINGAN
Keterasingan berasal dari kata
terasing. dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata asing
berarti sendiri, tidak dikenal orang.
sehingga kata terasing berarti, tersisihkan
dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain. atau
terpencil. Jadi kata keterasingan berarti hal-hal
yang berkenaan dengan tersisihkan dari
pergaulan,terpencil atau terpisah dari yang lain.
Terasing atau
keterasingan adalah bagian hidup manusia.
Sebentar atau lama orang pemah
mengalami hidup dalarn keterasingan, sudah
tentu dengan sebab dan kadar yang berbeda
satu sarna lain.
Yang menyebabkan orang berada dalam
keterasingan itu ialah perilakunya yang tidak dapat
diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau
kekurangan yang ada pada diri seseorang, sehingga ia
tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.
Perilaku yang tidak dapat diterima
atau tidak dapat dibenarkan itu selalu menimbulkan keonaran
dalam masyarakat, sifatnya
bertentangan dengan atau menyentuh nilai-nilai
kemanusiaan. Hal itu akan merugikan harta,
nama baik, martabat, harga diri orang lain.
Karena itu orang yang berbuat itu dibenci oleh
masyarakat dan berada dalam keterasingan. Perbuatan itu misalnya
mencuri, memperkosa, mengganggu istri orang, menghina orang,
sombong.
Keterasingan dalam hal ini sifatnya
dapat dipaksakan oleh anggota masyarakat, ataupun oleh institusi yang
diciptakan oleh masyarakat kepada si pelaku. Maksudnya supaya
si pelaku ini tidak merugikan orang lain lagi
atau membuat gelisah orang lain. dan si
pelaku dapat menjadi sadar, sehingga dapat memperbaiki
perilakunya yang bertentangan dengan nilai-nilai kemasyarakatan
itu. Kesadaran itu mungkin dapat terjadi
apabila orang itu terasing yang membuat ia
gelisah.
Keterasingan yang
dipaksakan oleh manusia lain dalam masyarakat
misalnya, tidak simpati, tidak mau berurusan, tidak mau mendekati,
tidak mempedulikan, memboikot, bahkan mengisolasi di
pelaku. Apabila dengan perilaku
masyarakat ini masih tidak mempan
menyadarkan si pelaku itu, maka keterasingan itu dapat dipaksakan oleh
istitusi yang diciptakan masyarakat misalnya pengadilan.
Orang yang bersikap
angkuh, sombong. besar kepala, tidak
menghonnati orang lain selalu akan tersisih dari
pergaulan masyarakat, karena perilaku semacam ini tidak
disenangi dan dibenci oleh masyarakat. Orang lain
akan merasa tersentuh nilai-nilai kemanusiaannya apabila
bergaul dengan orang angkuh, sombong. dan
tidak menghonnati orang lain. Karena itu ia dibenci orang
lain. sehingga membuat ia dalam keterasingan.
Dalam karya sastra Abdul Muis
yang berjudul “Salah Asuhan”,
Hanafi yang berpendidikan Barat adalah tipe orang yang
sombong, angkuh, tak menghonnati orang lain. Ia
menganggap rendah dan kolot masyarakat Minangkabau,
sehingga ia terasing karena dibenci, tak disukai oleh
masyarakat sekitarnya. Dikalangan teman-temannya sendiri ia dibenci
dan dijauhi karena sifatnya yang
membeda-bedakan teman-temannya. Ini terbukti
ketika ia bersama istrinya Corrie de Busye mengadakan
pesta makan malam di rumahnya di Jakarta. dengan mengundang
teman-temannya tetapi yang diundang
hanya ternan-ternan tamatan sekolah di Negeri Belanda
Pembedaan seperti ini tak disenangi oleh teman-temannya. sehingga tak
seorangpun yang hadir pada malam itu. Hanafi dan
Corrie istrinya dalam keterasingan.
Kekurang yang ada pada diri
seseorang dapat juga membuat keterasingan. Dalam
hal ini bukan masyarakat yang membuat
orang itu terasing. melainkan dirinya sendiri
karena ketidak mampuan atau karen a
membuat kesalahan. Ketidakmampuan
atau kesalahan ini berpengaruh pada
nama baik atau harga diri atau
martabat orang yang bersangkutan.
Ketidakmampuan disini meliputi
kekurangan ilmu pengetahuan yang
dimiliki ataupun ketidakmampuan fisiko Kurang
ilmu pengetahuan ini disebabkan taraf pendidikannya
yang belurn sampai pada taraf tertentu yang
dihadapinya sekarang. Dengan demikian orang yang
bersangkutan tidak japat menyesuaikan diri
dengan masyarakat ilmiah yang dihadapinya
Karena itu ia merasa gelisah, terasing.
Kesalahan yang dibuat
seseorang juga dapat membuat orang itu dalam
keterasingan, dan karena itu ia merasa gelisah.
E. KESEPIAN
Kesepian berasal dari kata sepi yang
berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa
sunyi atau lengang. tidak berteman. Setiap orang pemah mengalami
kesepian, karena kesepian bagian hidup manusia,
lama rasa sepi itu bergantung kepada mental orang
dan kasus penyebabnya.
Sebab-sebab terjadinya
kesepian
Bermacam-macam penyebab teIjadinya
kespian. Frustasi dapat mengakibatkan kesepian. Dalam hal
seperti itu orang tidak mau diganggu, ia lebih senang
dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan
sebagainya. la lebih senang hidup sendiri.
Contoh
Pangeran Sidharta
meninggalkan istana, tempat kemewahan, keramaian dan
ketidakpastian. Karena frustasi menyaksikan kontradiksi
keadaan istana dengan keadaan luar istana yang penuh penderitaan,
maka ia meninggalkan istana pergi ke tempat yang sepi,
mencari hakekat hidup.
Bila kita perhatikan
sepintas lalu keterasingan dan kesepian itu
serupa tetapi tidak sarna, namun ada hubungannya. Beda
antara keduanya hanya terletak pada sebab akibat.
Jadi kesepian itu akibat dari
keterasingan. Keterasingan akibat sikap sombong. angkuh,
kaku, keras kepala, sehingga dijauhi ternan-ternan sepergaulan. Karena
ternan-ternan menjauhi, maka orang yang bersikap sombong itu hidup terasing.
terpencil dari keramaian hidup sehingga kesepian.
Orang yang frustasi itu bersikap rendah
diri, sengaja menjauhi pergaulan ramai, kebalikan dengan orang
yang bersikap sombong. Orang yang bersikap
rendah diri, pemalu, minder. merasa dirinya
kurang berharga dibanding orang lain. maka orang itu lebih suka
menyendiri. Karena menyendiri itu akibatnya
kesepian.
F. KETIDAKPASTIAN
Ketidak pastian berasal dari kata tidak
pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa
arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidak pastian
artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak
tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yangjelas.
ltu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidakkonsentrasian
disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau.
Ketidakpastian tentang
lulus atau tidak dalam ujian sarjana yang sudah
lama ditunggu-tunggu membuat orang gelisah.lulus atau tidak
lulus ujian sarjana akan menentukan status atau karir seseorang dalam
hidupnya. Ketidakpastian ini akan merugikan. karena
status dari karir itu terancam.Karena ketidakpastian
itu status yang telah ditetapkan oleh atasan menjadi
hilang, berhubung ada orang lain yang lebih dulu memenuhinya.
G. SEBAB-SEBAB TERJADI
KETIDAKPASTIAN
Orang yang pikirannya terganggu tidak
dapat lagi berpikir secara teratur, apalagi mengambil kesimpulan. Dalam
berpikir manusia selalu menerima rangsang-rangsang lain, sehingga jalan
pikirannya menjadi kacau oleh rangsang-rangsang barn. Kalau toh ia dapat
berpikir baik akan memakan waktu yang cukup lama dan sukar. Mereka menampakkan
tanda-tandaobsesi, phobia, delusi, gerakan-gerakan gemetar,kehilangan
pengertian,kehilangan kemampuan untuk menangkap sesuatu.
Beberapa sebab orang tak dapat berpikir
dengan pasti ialah :
1. Obsesi
Obsesi merupakan gejala neurosa jiwa,
yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus, biasanya
tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh
penderita. Misalnya selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia.
Contoh:
Seorang pedagang yang maju pesat, pada
suatu saat terpikir olehnya ada kawannya yang ingin menjatuhkannya. Pikiran itu
tidak hilang, tetapi justru menjadi-jadi. Apalagi setelah ia merugi.
2. Phobia
lalah rasa ketakutan yang tak
terkendali,tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui
sebab-sebabnya.
3. Kompulasi
lalah adanya keragu-raguan tentang apa
yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan
perbuatan yang serupa berkali-kali.
Contoh:
a.Keinginan untuk mengambil barang
(mencuri), padahal barang itu tak bermanfaat baginya, dan andaikan ingin
membeli, mampu juga dia (kleptomania)
b.Keinginan minum minuman keras. Orang itu
bukan pemabuk, tetapi bila dilanda pikiran atau perasaan kecewa keinginan
minumnya tak dapat dibendung.
4. Histeria
lalah neorosa jiwa yang disebabkan oleh
tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf,
tidak mampu menguasai diri, sugesti dari sikap orang lain.
Contoh:
Ketika Ibu Bakri sedang melayani anaknya
makan, datang orang-orang mengetuk pintu, mengucap salam. OIjawabnya dan
keluarlah ia. Di luar, kagetlah ia melihat orang banyak mengusung
jenazah yang ditutupi kain. Ibu itu langsung bertanya
siapa itu ? .. itu kan bukan Kang Bakri !”
semua orang yang ditanya diam. Akhimya
dia berteriak histeris lalu pingsan (film orang-orang
laut)
5. Delusi
Menunjukkan pikiran
yang tidak beres, karena berdasarkan
suatu keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak
ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman. Delusi ini ada
tiga macam, yaitu :
a. Delusi persekusi :
menganggap keadaan sekitamya jelek. Seseorang
yang mengalami delusi persekusi tidak mau
mengenal tetangga kiri kanan karena menganggap
jelek.
b. Delusi keagungan :
menganggap dirinya orang penting dan
besar. Orang seperti itu biasanya gila
honnat Menganggap orang-orang disekitamya
sebagai orang-orang tidak penting. Akhimya semua
orang menjauhi juga.
c. Delusi melancholis :
merasa dirinya bersalah, hina,
dan berdosa. Hal ini dapat
mengakibatkan buyuten atau dikenal dengan nama delirium trements,
hilangnya kesadaran dan menyebabkan otot-otot tak
terkuasa lagi.
Contoh:
Pak Joyo orang kampung pada suatu
hari dipanggil ke pengadilan untuk diminta
kesaksiannya. Tetapi karena takutnya, ia gemetar, keringat
dingin mengucur, ditanya ini itu tak bisa
menjawab, mulutnya gemetar. Akhimya jaksa
tak memperoleh kesaksian apa-apa darinya.
6. Halusinasi.
Khayalan yang terjadi tanpa
rangsangan pancaindera. Dengan sugesti diri orang dapat juga
berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang
mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena halusinai orang merasa
mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan dasarnya,
sehingga dengan timbulnya halusinasi dorongan-dorongan itu
menemukan sasarannya. Ini nampak dalam
perbuatan perbuatan penderita. ( penderita itu
dapat menyadari perbuatan itu, tetapi tidak dapat
menahan rangsang khayalan sendiri)
7. Keadaan Emosi
Dalam keadaan tenentu
seseorang sangat berpengaruh oleh emosinya. lni nampak
pada keseluruhan pribadinya: gangguan pada nafsu makan,
pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah
tinggi/lemah. Sikapnya dapat apatis atau terlalu gembira dengan gerakan
lari-larian, nyanyian, ketawa atau berbicara.
Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bemafsu,
tidak bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak mau berbicara,
diam seribu bahasa, tennenung, menyendiri.
Contoh:
Dalam liburan, seperti biasa
Samsulbahri pulang ke kampungnya,dan biasa pula setiap pulangnya Samsul
bennain ke rumah Nurbaya, bekas pacamya. Kedatangan Samsul di rumah
Nurbaya ialah untuk mengulang cintanya. Pada saat itu terketahuilah Samsulbahri
oleh Datuk Maringgih, suami Nurbaya.
Melihat itu Samsul bahkan menghamtam si tua
bangka itu. Siti Nurbaya menjerit histeris. Jeritan itu
terdengar oleh ayah Nurbaya; ayah Nurbaya keluar
melihat kejadian itu gemetar, jatuh terus
meninggal ( Siti Nurbaya, Marah Rusli )
H. USAHA-USAHA PENYEMBUHAN
KETIDAKPASTIAN
Orang yang tidak
dapat berpikir dengan baik, atau kacau pikirannya ada
bermacam-macam penyebabnya.Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu
bergantung kepada mental si penderita. Andai kata penyebab sudah
diketahui, kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila
hal itu terjadi, maka jalan yang paling baik bagi penderita ialah
diajak atau pergi sendiri ke psikolog.
Bila penyebabnya itu jelas, misalnya
rindu, obatnya mudah, yaitu dipertemukan dengan orang yang dirindukan.
Phobia atau jenis takut bisa dilatih dari sedikit,
sehingga tidak takut lagi. Orang takut ular, takut ulat yang
berbulu, dapat disembuhkan karena dibiasakan dengan benda-benda
tersebut.
Orang yang bersikap sombong atau angkuh
bila mengalami musibah, baru berkurang kesombongannya,
tetapi mungkin tidak. Andai kata mereka
sadar, kesembuhan itu adalah karena pengalaman. Jadi
yang menyembuhkan masyarakat sekitamya dan dirinya sendiri.
========================================================================
SOURCE :
https://bagaskawarasan.wordpress.com/2012/12/08/tugas-1-ilmu-budaya-dasar-ibd-tinjauan-tentang-ilmu-budaya-dasar/
https://robyyuliardi.wordpress.com/2013/05/23/tinjauan-tentang-ilmu-budaya-dasar/
https://sanusiadam79.wordpress.com/2013/03/14/manusia-dan-kebudayaan/
http://imstuff-it.blogspot.com/2013/04/konsepsi-ilmu-budaya-dasar-dalam.html
http://afriduarchan.blogspot.com/2015/04/manusia-dan-cinta-kasih_21.html
https://mariefrancis65.wordpress.com/2013/12/03/makalah-tugas-ibd-ilmu-budaya-dasar-manusia-dan-keindahan/
https://rrachman.wordpress.com/2013/10/15/ibd-manusia-dan-penderitaan/
https://sanusiadam79.wordpress.com/2013/04/17/manusia-dan-keadilan/
https://sanusiadam79.wordpress.com/2013/04/25/manusia-dan-pandangan-hidup/
https://sanusiadam79.wordpress.com/2013/05/01/manusia-dan-tanggung-jawab/
https://sanusiadam79.wordpress.com/2013/05/09/manusia-dan-kegelisahan/
http://sap.gunadarma.ac.id/upload/KU-000204.pdf
http://dendyidr.blogspot.com/ Tinjauan
tentang Ilmu Budaya Dasar
Secara dasar Ilmu Budaya Dasar adalah
pengetahuan yang diharapkan dapat memberiakn pengetahuan dasar danpengertian
umum tenatng konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalh masalah
manusia dan kebudayaan
Istilah ilmu budaya dsar dikembangkan di
Indaonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanitism yang berasal dari istilah
bahasa inggris “the humanities” yang juga berasal dari bahasa latin
“humanus”yang artinya manusai .
Ilmu Budaya Dasar semata mata sebagai salah
satu usaha mengembangkan kepriabadian mahasiswa denagan cara memperluas wawasan
pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap aspek aspek budaya ,baik yang
menyangkut orang lain dan alam sekitarnya amupun yang menyangkut dirinya
sendiri .Untuk bias menyangkut tujuan tersbut IBD diharapkan dapat :
1. mengusahakan penajaman kepekaan
mahasiswa terhadap lingkungan budaya ,sehingga dapat menyesuaikan diridengan
lingkumgam yang baru
2. Memberi kesempatan mahasiswa untuk
memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan kebudayaan
3. Mengusahakan agar mahasiswa tidak jatuh
kedalam sifat sifat kedaerahan dan pengkotkan disiplin ilmu yang ketat
4. Mengusahakan wahana komunikasi para
akadmii agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain ,supaya para akademisi
mampu berkomunikasi dengan lebih lancar
IBD Sebagai Mata Kuliah Dasar Umum
Secara khusus MKDU bertujuan untuk:
Berjiwa pancasila
Takwa terhadap Allah swt
Memiliki wawasan luas tehadap budaya
Indonesia
Pengertian Ilmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah manusia dan kebudayaan.
Istilah ilmu budaya dasar dikembangkan di
Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanities yang berkaitan dengan
nilai – nilai yaitu nilai – nilai manusia sebagai homo humanus atau
manusia berbudaya. Prof.Dr.Harsya Bachtiar mengatakan bahwa ilmu dan
pengetahuan dikelompokkan dalam tiga besar, yaitu:
Ilmu-ilmu alamiah (natural science)
Ilmu-ilmu social (social science)
Pengetahuan budaya (the humanities)
Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Tujuan Ilmu Budaya Dasar adlah memperluas
wawasan pemikiran serta kemampuan kritikal terhadap nilai – nilai budaya, baik
yang menyagkut orang lain dan alam sekitarnya. Untuk bisa menjangkau tujuan
tersebut IBD diharapkan dapat:
Menajamkan kepekaan terhadap lingkungan
budaya sehingga lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru
terutama dalam keoentingan pekerjaan.
Memperluas pandangan terhadap masalah
manusia dan budaya serta mangembangkan pola piker terhadap persoalan yang
menyagkut kedua hal tersebut.
Memperluas ruang lingkup pendidikan
Memperluas wawasan komunikasi
Ruang Lingkup IBD
Masalah pokok untuk menentukan ruang
lingkup IBD adalah:
Aspek kehidupan yang merupakan ungkapan
masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan
pengetahuan budaya,baik dari segi keahlian (disiplin) didalam pengetahuan
budaya maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan
budaya.
Hasil manusia yang universal akan tetapi
beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayan masing – masing zaman dan tempat.
Pokok bahasan yang dikembangkan adalah:
Manusia dan cinta kasih
Manusia dan keindahan
Manusia dan penderitaan
Manusia dan keadilan
Manusia dan pandangan hidup
Manusia dan tanggung jawab
Manusia dan kegelishan
Manusia dan harapan
Ilmu budaya dasar bukan ilmu sasatra,tari,
filsafat, dan ilmu lain. IBD menggunakan karya – karya yang terdapat dalam
pengetahuan budaya untuk mendekati masalah kemanusiaan dan budaya.
========================================================================
Manusia dan Kebudayaan
A. Manusia
Manusia dan kebudayaan merupakan salah
satu ikatan yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia
sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka
sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan
sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha
Kuasa.
Namun siapakah manusia itu sebenarnya? Manusia di dunia ini memegang peranan
yang unik dan dapat di pandang dalam beberapa segi. Misalnya, manusia di
pandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk
jaringan-jaringan system (ilmu kimia). Manusia merupakan makhluk biologis yang
tergolong dalam golongan mamalia (ilmu biologi). Manusia sebagai makhluk social
yang tidak dapat berdiri sendiri (ilmu sosiologi) dan lain sebagainya.
Dari beberapa definisi di atas, tentu membuat kita sulit untuk menjawab
pertanyaan tentang manusia, oleh karena itu kita akan menerangkan siapa itu
manusia berdasarkan unsur-unsur yang membangunnya. Ada dua macam pandangan yang
akan menjadi acuan untuk menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia.
1. Manusia terdiri dari
empat unsur yang saling terkait, yaitu:
v Jasad : badan kasar manusia yang
dapat kita lihat, raba bahkan di foto dan menempati ruang dan waktu.
v Hayat : mengandung unsur hidup,
yang di tandai dengan gerak.
v Ruh : bimbingan dan pimpinan
Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu
kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya
kebudayaan.
v Nafs : dalam pengertian diri atau
keakuan, yaitu kesadaran akan diri sendiri.( Asy’arie, 1992 hal: 62-84).
2. Manusia sebagai satu
kepribadian yang mengandung tiga unsur, yaitu:
v Id, merupakan struktur kepribadian
yang paling primitive dan paling tidak tampak. Id merupakan energi psikis yang
irrasional dan terkait dengan sex yang secara instingtual menentukan
proses-proses ketidaksadaran (unconcius). Id diatur oleh kesenangan yang harus
di penuhi,baik secara langsung melalui pengalaman seksual atau tidak langsung
melalui mimpi atau khayalan.
v Ego, sering disebut “eksekutif”
karena peranannya dalam menghubungkan kepuasan Id dengan saluran sosial agar
dapat di terima oleh masyarakat. Ego diatur oleh prinsip realitas dan mulai
berkembang pada anak antara usia satu dan dua tahun.
v Super ego, merupakan struktur
kepribadian terakhir yang muncul kira-kira pada usia lima tahun. Super ego
menunjukan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan kontrol diri
melalui sistem imbalan dan hukuman terinternalisasi. (freud, dalam Brennan,
1991; hal 205-206).
B. Hakekat Manusia
Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai
makhluk hidup yang paling sempurna, melebihi ciptaan Tuhan yang lain. Manusia
terdiri dari jiwa dan raga yang dilengkapi dengan akal pikiran serta hawa
nafsu. Tuhan menanamkan akal dan pikiran kepada manusia agar dapat digunakan
untuk kebaikan mereka masing – masing dan untuk orang di sekitar mereka.
Manusia diberikan hawa nafsu agar mampu tetap hidup di bumi ini. Salah satu
hakekat manusia lainnya ialah manusia sebagai makhluk sosial, hidup
berdampingan satu sama lain, berinteraksi dan saling berbagi.
C. Kepribadian Bangsa Timur
Manusia mendiami wilayah yang berbeda dan
berada di lingkungan yang berbeda pula. Hal ini membuat kebiasaan, adat
istiadat, kebudayaan dan kepribadian setiap manusia suatu wilayah berbeda
dengan yang lainnya. Namun secara garis besar terdapat tiga pembagian wilayah,
yaitu : Barat, Timur Tengah, dan Timur.
Kita di Indonesia termasuk ke dalam bangsa
Timur, yang dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Bangsa Timur
dikenal dunia sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat. Orang–orang dari
wilayah lain sangat suka dengan kepribadian bangsa Timur yang tidak
individualistis dan saling tolong menolong satu sama lain. Meskipun begitu,
kebanyakan bangsa Timur masih tertinggal oleh bangsa Barat dan Timur Tengah.
Dalam ilmu psikologi yang notabanenya
berasal dari Barat, banyak mengembangkan konsep-konsep dan teori mengenai aneka
warna isi jiwa, serta metode dan alat untuk menganalisis dan mengukur secara
detail tentang variasi jiwa individu. Tetapi, tidak terlepas dari itu semua,
konsep-konsep tersebut masih kurang mengembangkan suatu konsep yang berkaitan
dengan jiwa individu dan lingkungan sosial budaya.
Oleh karena itu, Francis L.K Hsu seorang
sarjana Amerika keturunan Cina, mengembangkan suatu konsepsi tentang jiwa
manusia sebagai makhluk sosial budaya, yang ia sebut sebagai Bagan
Psiko-Sosiogram Manusia atau delapan daerah seperti lingkaran konsentris
sekitar diri pribadi.
D. Definisi Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata budaya yang
berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan sangat
erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai
sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang
kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung
keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta
keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi
segala pernyataan intelektual dan artistic.
Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah
sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita
nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu
bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.
E. Unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang
mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain Melville J.
Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu alat-alat
teknologi, sistem ekonomi, keluarga dan kekuatan politik. Sedangkan Bronislaw
Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi sistem norma,organisasi
ekonomi, alat-alat atau lembaga petugas pendidikan dan organisasi kekuatan.
C. Kluckhohn di dalam karyanya yang
berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan, bahwa ada tujuh unsur
kebudayaan universal, yaitu:
a. Sistem Religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang
Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha
Kuasa.
b. Sistem Organisasi
Kemasyarakatan
Sistem yang muncul karena kesadaran
manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun
tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga
timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
c. Sistem Pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia
memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan
sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga
mengerti.
d. Sistem Mata
Pencaharian Hidup dan Sistem Ekonomi
Terlahir karena manusia memiliki hawa
nafsu dan keinginan yang tidak terbatas dan selalu ingin lebih.
e. Sistem Teknologi dan
Peralatan
Sistem yang timbul karena manusia mampu
menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan
hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
f. Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah
kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar
sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti
bahasa Inggris.
g. Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia
juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga
lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
F. Wujud dan
Komponen Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan
dibedakan menjadi tiga:
Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran
manusia
Kebudayaan yang muncul dan hidup karena
adanya gagasan – gagasan baru, konsep yang matang serta buah dari pikiran yang
kreatif. Wujudnya dapat ditemukan dalam sebuah buku – buku, arsip dan
sebagainya.
Kompleks aktivitas
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai
suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula
disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta
bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat
tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat
diamati dan didokumentasikan.
Wujud sebagai benda
Aktivitas manusia sehari – hari umumnya
dilakukan dengan menggunakan benda sebagai sarana dan prasarana. Dari situ
lahir kebudayaan dalam bentuk fisik yang konkret, bisa bergerak maupun tidak.
G. Manusia Indonesia dan
Kebudayaan
Manusia Indonesia dalam hal kebudayaan
saat ini mengalami berbagai rintangan dan halangan untuk menerima serbuan
kebudayaan asing yang masuk lewat Globalisasi (perluasan cara-cara sosial
melalui antar benua). Dalam hal ini teknlogi informasi dan komunikasi yang
masuk ke Indonedia turut merobah cara kebudayaan Indonesia tersebut, baik itu
kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di
Indonesia. Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan manusia di Indonesia
untuk beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan
perilaku yang cenderung ke Barat-baratan (westernisasi), yang menyebabkan
terkendala dalam memajukan kebudayaannya sendiri.
========================================================================
Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam
Kesusastraan
Ilmu Budaya Dasar secara sederhana adalah
pengetahuan yang diharapkan mampu memberikan pengetahuan dasar dan umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah manusia dan kebudayaan .
Suatu karya dapat saja mengungkapkan lebih dari satu masalah, sehingga ilmu
budaya dasar bukan ilmu sastra, ilmu filsafat ataupun ilmu tari yang terdapat
dalam pengetahuan budaya, tetapi ilmu budaya dasar menggunakan karya yang
terdapat dalam pengetahuan budaya untuk .
Pengetahuan budaya mengkaji masalah
nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu
budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar
dan pengertian umum tentang konsep-konsep.
Pokok-pokok yang terkandung
dari beberapa devinisi kebudayaan
1. Kebudayaan yang terdapat antara umat
manusia sangat beragam
2. Kebudayaan didapat dan diteruskan
melalui pelajaran
3. Kebudayaan terjabarkan dari
komponen-komponen biologi, psikologi dan sosiologi
4. Kebudayaan berstruktur dan terbagi
dalam aspek-aspek kesenian, bahasa, adat istiadat,
budaya daerah dan budaya nasional
Ilmu Budaya Dasar Merupakan
Pengetahuan Tentang Perilaku Dasar-Dasar Dari Manusia. Unsur-unsur kebudayaan
1. Sistem Religi/ Kepercayaan
2. Sistem organisasi kemasyarakatan
3. Ilmu Pengetahuan
4. Bahasa dan kesenian
5. Mata pencaharian hidup
6. Peralatan dan teknologi
Karya sastra adalah penjabaran abstraksi,namun filsafat yang menggunakan bahasa
juga disebut abstrasi. Maka abstrak adalah cinta kasih,kebahagian,kebebasan dan
lainnya yang digarap oleh filsafat. Dalam kesusastraan IBD dapat dihubungkan …
meliputi: Bahasa, Agama, Kesusastraan,
Kesenian dll. Mengikuti pembagian ilmu pengetahuan seperti tersebut diatas maka
Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Budaya Dasar adalah satuan pengetahuan yang
dikembangkan sebagai usaha pendidikan. Konsep-konsep social dibatasi pada
konsep dasar atau elementer saja yang sangat diperlukan utntuk mempelajari
masala-masalah social yang dibahas dalam ilmu pengetahuan sosial, contohnya:
Keanekaragaman dan konsep kesatuan sosial bertolak .
Tanpa ada maksud menciptakan dikotomi
dalam kesusastraan, ada perbedaan antara literatur biasa dengan sastra. Sastra
memiliki sense of love yang lebih representatif. Sebagai contoh, literatur
ekonomi dapat saja mencatat angka-angka … Ada benang merah yang menyatukan
konsep kebudayaan kita. Tidak heran apabila para pendiri bangsa mampu melebur
diri dalam Bhineka Tunggal Ika. Kearifan budaya lokal masih kuat.
Pendekatan Pada Bidang Kesusastraan
Sastra berasal dari kata castra berarti
tulisan. Dari makna asalnya dulu, sastra meliputi segala bentuk dan macam
tulisan yang ditulis oleh manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan,
kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang, dan sebagainya.
Sastra dalam arti khusus yang kita gunakan
dalam konteks kebudayaan, adalah ekspresi gagasan dan perasaan manusia. Jadi,
pengertian sastra sebagai hasil budaya dapat diartikan sebagai bentuk upaya
manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan
dan pemikirannya.
Ilmu budaya dasar yang nama sebenarnya
adalah Basic Humanities, yaitu berasal dari bahasa Inggris yakni the
humanities. Istilah ini berasal pula dari bahasa latin Humanus yang artinya
manusiawi, berbudaya dan halus.
Seni sangat berkaitan erat dengan masalah
kemanusiaan. Karena seni adalah ekspresi yang bersifat tidak normatif,
menjadikan seni lebih mudah berkomunikasi. Oleh sebab itu nilai-nilai yang
disampaikannya lebih fleksibel, baik isinya maupun cara penyampaiannya. Sebab
masalah kemanusiaan merupakan masalah yang sangat penting, yang perlu
diperhatikan pula oleh mahasiswa.
Tujuan utama mata kuliah ini adalah supaya
mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.
Nilai-nilai Kemanusiaan Dalam Prosa Fiksi
Sebagai bagian dari seni, yang lebih
menekankan pada cerita. Mau tidak mau karya sastra ini langsung atau tidak
langsung membawa moral, pesan atau cerita. Dengan kata lain dalam Prosa Fiksi
mengandungg beberapa nilai yakni
Memberikan kesenangan
Memberikan informasi
Memberikan warisan cultural
Memberikan keseimbangan wawasan
Ilmu Budaya Dasar Yang Berhubungan dengan
Puisi
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa
puisi merupakan bagian dari seni sastra, sedangkan sastra merupakan bagian dari
kesenian, dan kesenian adalah unsure dari kebudayaan. Sehingga Puisi dapat
diartikan ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam dan
Tuhan melalui media bahasa yang artistik/estetik yang secara padu dan utuh
dipadatkan kata-katanya.
Kepuitisan, keartistikan atau keestetikaan
bahsa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan
menggunakan
Figura bahasa
Kata-kata yang ambiguitas
Kata-kata yang berjiwa
Kata-kata yang konotatif
Pengulangan
Adapun tujuan penyajian puisi pada
perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut :
1. Makna hubungan puisi dengan pengalaman
hidup
Penyampaian pengalaman dalam sastra puisi
disebut “pengalaman perwakilan”. Yang artinya manusia senantiasa ingin selalu
memiliki salah ssatu kebutuhan dasarnya untuk lebih menghidupkan pengalaman
hidupnya dari sekedar kumpalan pengalaman langsung yang terbatas. Dengan
pengalaman perwakilan itu puisi dapat memberikan kepada para mahasiswa memiliki
kesadaran yang penting untuk dapat melihat dan mengerti banyak tentang dirinya
sendiri dan tentang masyarakat.
2. Puisi dengan kesadaran individual
Dengan membaca puisi mahasiswa dapat
diajak untuk berfikir menurut hati nurani, baik untuk orang lain maupun diri
sendiri.
3. Puisi dengan keinsafan social
Dalam puisi syarat dengan masalah sosial,
yang terlibat dalam issue dan problem sosial. Yaitu bisa berupa :
- Penderitaan
- Perjuangan
- Konflik
- Pemberontakan terhadap hukum Tuhan
Puisi-puisi umumnya sarat akan nilai-nilai etika, estetika dan juga
kemanusiaan. Salah satu nilai kemanusiaan yang banyak mewarnai puisi-puisi
adalah cinta kasih.
Contohnya dalam puisi Rendra dengan judul
“Episode” misalnya, melukiskan betapa kemesraan cinta begitu merasuk kedalam
jiwa dua sejoli muda-mudi yang menjalin ikatan cinta. Ataupun contoh
lainnya Puisi Amir Hamzah denga judul “Padamu Jua” yang isinya merupakan
ratapan hati yang hancur luluh karena tali cintanya yang telah begitu mesra
dengan sorang gadis jawa direnggut dan diputuskan oleh ayahnya, yang
menjodohkan dengan gadis pilihan ayahnya yang masih terbilang kemenakannya
sendiri.
========================================================================
Manusia dan cinta kasih
A. Pengertian Cinta Kasih
Cinta adalah sebuah perasaan yang
diberikan oleh Tuhan pada sepasang manusia untuk saling mencintai, saling
memiliki, saling memenuhi, saling pengertian. Cinta tidak dapat dipaksakan,
cinta juga datang secara tiba-tiba. Cinta memang sangat menyenangkan, tapi
kepedihan yang ditinggalkannya kadang berlangsung lebih lama dari cinta itu
sendiri. Antara cinta dan benci batasnya amat sangat tipis, tapi dengan cinta
dunia yang kita jalani serasa lebih indah, harum dan bermakna.
Cinta pun merupakan perasaan seseorang
kepada lawan jenisnya, karena ketertarikan terhadap sesuatu yang dimiliki oleh
lawan jenisnya (misalnya sifat, wajah dan lain-lain. Dengan cinta kita bias
berbagi suka maupun duka dengan pasangan kita. Namun dalam menjalin hubungan
kita harus saling melengkapi satu sama lain dan menerima pasangan kita apa
adanya.
Kasih sayang adalah perasaan sayang,
perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Apabila suatu hubungan
cinta diakhiri dengan sebuah pernikahan maka hal ini akan menimbulkan perasaan
yang lebih dewasa lagi dan juga menuntut agar suatu hubungan tersebut lebih
bertanggung jawab, perasaan inilah yang disebut dengan kasih sayang, mengasihi,
atau saling menumpahkan kasih sayang.
Jadi Secara Garis Besar pengertian
Cinta kasih itu sebuah perasaan sayang yang diberika Tuhan pada sesamanya
seperti cinta atau perasaan suka kepada seseorang.Dan juga mempunyai tanggung
jawab dalam suatu hubungan tersebut dan saling melengkapi satu sama lain terhadap
sesama.
B. Cinta Menurut Ajaran Agama
Dalam kehidupan manusia, cinta menampakan
diri dalam berbagai bentuk kadang-kadang seseorang mencintai dirinya sendiri,
kadang-kadang mencintai orang lain atau juga istri dan anaknya, hartanya, atau
Allah dan Rasulnya,berbagai bentuk cinta ini bisa kita dapatkan dalam kitab
suci Al-Qur`an.
CINTA DIRI
Cinta ini erat kaitannya dengan dorongan
menjaga diri, manusia untuk tetap senang mengaktualisasikan diri. Ia mencintai
segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia akan
membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup, berkembang dan
mengaktualisasikan diri, Ia juga membenci segala sesuatu yang mendatangkan rasa
sakit, penyakit, dan mara bahaya. Al-Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah
manusia terhadap dirinya sendiri, hidup, mengembangkan potensi dirinya, dan
kecenderungan untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi
dirinya, dan menghindari dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan
dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui
hal-hal gaib tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan
menjauhi dirinya dari segala keburukan.
CINTA KEPADA SESAMA MANUSIA
Agar manusia dapat hidup dengan keserasian
dan keharmonisan dengan manusia lainnya tidak boleh tidak ia harus membatasi
cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Hendaknya ia menyeimbangkan cintanya
itu dengan cinta dan kasih sayang pada orang-orang lain, bekerja sama dengan
memberi bantuan kepada orang lain. Oleh karena itu, Alloh ketika memberi
isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri, seperti yang tampak
pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus
menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian
karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung memberi pujian kepada
orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada
diri sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui
iman menegakan shalat, memberikan zakat, bersedekah kepada orang-orang miskin
dan tak punya, dan menjauhi segala larangan Allah. Keimanan yang demikian ini
akan bisa menyeimbangkan antara cintanya kepada diri sendiri dan cintanya
kepada orang lain. Dengan demikian akan bias merealisasikan kebaikan individu
dan masyarakat.
CINTA SEKSUAL
Cinta erat kaitannya dengan dorongan
seksual sebab yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan
kerja sama antara suami dan istri, ia merupakan faktor yang primer bagi
kelangsungan hidup keluarga. Dorongan seksual melakukan fungsi penting yaitu
melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis, lewat dorongan seksual terbentuk
keluarga, dari keluarga terbentuk masyarakat dan bangsa. Dengan demikian
bumipun menjadi ramai, kenal mengenal, kebudayaan berakembang. Dan ilmu
pengetahuan dan industri menjadi maju Islam mengakui dorongan seksual jelas
dengan sendirinya ia mengakui pula cinta seksual yang menyertai dorongan tsb.
Sebab ia merupakan emosi alamiah dalam diri manusia yang tidak diingkari, tidak
ditentang ataupun ditekannya. Yang diserukan Islam hanyalah pengendalian dan
penguasaan cinta lewat pemenuhan dorongan tsb antara yang sah yaitu dengan
perkawinan.
CINTA KEBAPAKAN
Mengingat bahwa antara ayah dengan
anak-anaknya tidak terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis seperti yang
menghubungkan si Ibu dengan anak-anaknya. maka para ilmu jiwa modern
berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti
halnya dorongan keibuan melainkan dorongan psikis. Dorongan ini nampak jelas
dalam cinta bapak kepada anak-anaknya, karena barsumber dari sumber kekuatan
dan kebanggaan dan merupakan faktor penting bagi kelangsungan peran bapak dan
kehidupan tetap terkenangnya dia setelah meninggal dunia.
CINTA KEPADA ALLAH
Kemesraan dapat menimbulkan daya
kreativitas manusia. Dengan kemesraan orang dapat menciptakan berbagai bentu
seni sesuai dengan kemampuan dan bakatnya. kesenangan dan kegembiraan baginya.
CINTA KEPADA RASUL
Cinta kepada Rasul, yang diutus Allah
sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat kedua setelah
cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik
dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya. Seorang mukmin
yang benar-benar beriman dengan sepenuh hati akan mencintai Rasulullah yang
menanggung derita dakwah Islam, berjuang dengan penuh segala kesulitan sehingga
Islam tersebar di seluruh penjuru dunia, dan membawa kemanusiaan dari
kekelaman, kesesatan menuju cahaya petunjuk.
C. Kasih Sayang
Kasih sayang adalah perasaan sayang,
perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Apabila suatu hubungan
cinta diakhiri dengan sebuah pernikahan maka hal ini akan menimbulkan perasaan
yang lebih dewasa lagi dan juga menuntut agar suatu hubungan tersebut lebih bertanggung
jawab, perasaan inilah yang disebut dengan kasih sayang, mengasihi, atau saling
menumpahkan kasih sayang.
Macam-macam Cinta Kasih dari Orang Tua
Adanya kasih sayang ini mempengaruhi
kehidupan sianak dalam masyarakat. Orang tua dalam memberikan kasih sayangnya
bermacam-macam demikian pula sebaliknya, dari cara pemberian cinta kasih ini
dapat dibedakan:
Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat
pasif.
Dalam hal ini orang tua memberikan kasih
sayang terhadap anaknya baik berupa moral-material dengan sebanyak-banyaknya,
dan si anak menerima saja, mengiyakan tanpa memberikan respon. Hal ini
menyebabkan si anak menjadi takut, kurang berani dalam masyarakat, tidak berani
menyatakan pendapat, minder, sehingga si anak tidak mampu berdiri sendiri di dalam
masyarakat.
Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat
aktif
Dalam hal ini si anak berlebih-lebihan
memberikan kasih sayang terhadap orang tuanya, kasih sayang ini diberikan
secara sepihak, orang tua mendiamkan saja tingkah laku si anak tidak memberikan
perhatian apa yang diperbuat anak.
Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat
pasif
Di sini jelas bahwa masing-masing membawa
hidupnya, tingkah lakunya sendiri-sendiri, tanpa saling memperhatikan.
Kehidupan keluarga sangat dingin, tidak ada kasih sayang, masing-masing membawa
caranya sendiri, tidak ada tegur sapa jika perlu, orang tua hanya memenuhi
dalam bidang materi saja.
Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat
aktif
Dalam hal ini orang tua dan anak saling
memberikan kasih sayang dengan sebanyak-banyaknya, sehingga hubungan antara
orang tua dan anak saling intim dan mesra, saling mencintai, saling menghargai,
saling membutuhkan. Kasih sayang itu nampak sekali bila seorang ibu sedang
menyusui atau mengendong, bayinya itu diajak bercakap-cakap, ditimang-timang,dinyanyikan,
meskipun bayi itu tidak tahu arti kata-kata, lagu dan sebagainya.
D. Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata dasar 'mesra',
yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan adalah hubungan akrab baik
antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah
tangga. Kemesraan merupakan perwujudan kasih sayang yang telah mendalam. Cinta
yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan.
Kemesraan adalah perwujudan dari cinta.
Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Kemesraan dapat
menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan bakatnya.
E. Pemujaan
Pemujaan adalah dimana kita memuja atau
mengagungkan sesuatu yang kita senangi.Pemujaan dapat dilakukan dalam berbagai
aspek seperti memuja pada leluhur,memuja pada agama tertentu dan kepercayan
yang ada.seperti Pemujaan pada leluhur adalah suatu kepercayaa bahwa para
leluhur yang telah meninggal masih memiliki kemampuan untuk ikut mempengaruhi
keberuntungan orang yang masih hidup.
Dalam beberapa budaya Timur, dan tradisi
penduduk asli Amerika, tujuan pemujaan leluhur adalah untuk menjamin kebaikan
leluhur dan sifat baik pada orang hidup, dan kadang-kadang untuk meminta suatu
tuntunan atau bantuan dari leluhur. Fungsi sosial dari pemujaan leluhur adalah
untuk meningkatkan nilai-nilai kekeluargaan, seperti bakti pada orang tua,
kesetiaan keluarga, serta keberlangsungan garis keturunan keluarga.
F. Belas Kasihan
Belas kasih adalah kebajikan di mana
kapasitas emosional empati dan simpati untuk penderitaan orang lain dianggap
sebagai bagian dari cinta itu sendiri, dan landasan keterkaitan sosial yang
lebih besar dan humanisme-dasar ke tertinggi prinsi-prinsip dalam filsafat,
masyarakat, dan kepribadian .
Cara menumpahkan belas kasihan
Dalam kehidupan banyak sekali yang harus
kita kasihani dan banyak pula cara kita menumpahkan belas kasihan. Yang perlu
kita kasihani antara lain :
·
Yatim Piatu.
·
Orang-orang Jompo yang tidak mempunyai waris.
·
Pengemis yang benar-benar tidak mampu bekerja.
·
Orang sakit dirumah sakit
·
Orang cacat
·
Masyarakat kita yang hidupnya menderita.
Orang-orang yang seperti diatas yang
menderita lahir dan batin serta umumnya sedikit orang yang menaruh belas
kasihan pada mereka.
G. Cinta Kasih Erotis
Cinta erotis adalah kehausan akan
penyatuan sempurna akan penyatuan dengan yang lainnya. Keinginan untuk bersatu
dan berteman dengan lawan jenis, untuk menghilangkan sepi atau untuk
menenangkan suatu naluri seksual. Cinta kasih dapat merangsang keinginan untuk
bersatu secara seksual. Namun apabila penyatuan fisis tadi tidak dilandasi oleh
cinta kasih maka hanya akan membawa pada penyatuan yang bersifat pesta pora dan
sementara saja. Cinta kasih erotis, apabila benar-benar sebuah cinta sejati,
mempunyai satu pendirian yaitu bahwa seseorang sungguh-sungguh mencintai dan
mengasihi dengan jiwanya yang sedalam-dalamnya dan menerima pribadi lawan
jenisnya. Cinta ini terjadi antara dua orang anak manusia berlainan jenis, yang
ingin menyatukan diri mereka untuk mengisi kekosongan hidup dan sebagai teman
hidup dalam mengarungi bahtera kehidupan.
========================================================================
Manusia dan Keindahan
Pengertian Keindahan
Keindahan, sering diutarakan kepada
situasi tertentu, arti kata keindahan yaitu berasal dari kata indah, artinya
bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keindahan identik dengan
kebenaran. Keindahan identik dengan kebenaran, sesuatu yang indah itu selalu
mengandung kebenaran. Walaupun kelihatanya indah tapi tidak mengandung
kebenaran maka hal itu pada prinsipnya tidak indah. Keindahan atau keelokan
merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang
memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak
dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian
dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan yang
ideal” adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan
dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Dalam bahasa Latin, keindahan
diterjemahkan dari kata “bellum” Akar katanya adalah “benum” yang berarti kebaikan.
Dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Prancis “beao”
sedangkan Italy dan Spanyol ”beloo”. Kata benda Yunani klasik untuk “keindahan
” adalah κάλλος, kallos, dan kata sifat untuk “indah” itu καλός, kalos. Kata
bahasa Yunani Koine untuk indah itu ὡραῖος, hōraios, kata sifat etimologis berasal dari kata ὥρα, hora, yang berarti “jam.” Dalam bahasa Yunani Koine, keindahan demikian
dikaitkan dengan “berada di jam (waktu) yang sepatutnya.”
C. Hakikat dari Keindahan
Keindahan adalah susunan kualitas atau
pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal kulitas yang paling disebut adalah
kesatuan (unity) keselarasan (harmony) kesetangkupan (symmetry) keseimbangan
(balance) dan pertentangan (contrast).
Herbet Read merumuskan bahwa keindahan adalah
kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat diantara
pencerapan-pencerapan indrawi manusia. Filsuf abad pertengahan Thomas Amuinos
mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.
Menurut luasnya pengertian keindahan
dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Keindahan dalam arti luas, menurut
Aristoteles keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan
2. Keindahan dalam arti estetik murni,
yaitu pengalaman estetik seseorang dalam hubungan dengan segala sesuatu yang
diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas, yaitu
yang menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan yakni berupa
keindahan bentuk dan warna
Keindahan identik dengan kebenaran,
keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai
nilai yang sama yaitu abadi dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah yang
tidak mengandung kebenaran tidak indah.
Ada 2 nilai yang penting dalam Keindahan :
1. Nilai ekstrinsik yakni nilai yang
sifatnya sebagai alat atau membantu untuk sesuatu hal. Contohnya tarian yang
disebut halus dan kasar.
2. Nilai intrinsik yakni sifat baik yang
terkandung di dalam atau apa yang merupakan tujuan dari sifat baik tersebut.
Contohnya pesan yang akan disampaikan dalam suatu tarian.
Teori estetika keindahan menurut Jean M.
Filo dalam bukunya “Current Concepts of Art” dikelompokkan dalam tiga kelompok
besar, yaitu :
1. Kelompok yang
berpendapat bahwa keindahan itu bersifat subjektif adanya, yakni karena
manusianya menciptakan penilaian indah dan kurang indah dalam pikirannya
sendiri.
2. Kelompok yang
berpendapat bahwa keindahan bersifat objektif adanya, yakni karena keindahan
itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu objek.
3. Kelompok yang
berpendapat bahwa keindahan itu merupakan pertemuan antara yang subjektif dan
yang objektif, artinya kualitas keindahan itu baru ada apabila terjadi
pertemuan antara subjek manusia dan objek substansi.
D. Hubungan Manusia dengan
Keindahan
Manusia dan keindahan memang tak bisa
dipisahkan sehingga kia perlu melestarikan bentuk dari keindahan yang telah
dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni
pertunjukan) yang nantinya dapat menjadi bagian dari suatu kebudayaan yang
dapat dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur politik. Kawasan
keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai
pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu
keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia.
Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan
siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan identik dengan kebenaran.
Keindahan merupakan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya
mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu
bertambah. Sesuatu yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena
itu hanya tiruan lukisan Monalisa yang tidak indah, karena dasarnya tidak
benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran
menurut konsep dalam seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan makna
sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan.
Manusia yang menikmati keindahan berarti
manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersifat
terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua
bidang tersebut.
Keindahan tersebut pada dasarnya adalah
almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu adalah wajar tidak berlebihan dan
tidak kurang. Konsep keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan
kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan
pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu
bertambah, sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai
daya tarik. Orang yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu
berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang
lainya. Dengan kata lain imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu benda
dengan benda lain sebagai objek imajinasi. Demikian pula kata indah diterapkan
untuk persatuan orang-orang yang beriman, para nabi, orang yang menghargai
kebenaran dalam agama, kata dan perbuatan serta orang –orang yang saleh
merupakan persahabatan yang paling indah.
E. Cara untuk Mengetahui Suatu
Keindahan
1. Renungan
Renungan berasal dari kata renunag,
merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu
dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung.
Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu
kadar renungannya satu sarna lain berbeda, meskipun obyek yang direnungkan
sama, lebih pula apabila obyek renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkan
itu bergantung kepada obyek dan subyek.
2. Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi-serasi
dari kata dasar rasi artinya cocok, sesuai, atau kena benar. Kata cocok sesuai
atau kena mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang.
Keserasian identik dengan keindahan.
Sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan yang tidak serasi tidak indah.
Karena itu sebagian ahli pikir berpendapat, bahwa keindahan ialah sejumlah
kualita pokok tertentu yang terdapat pada suatuhal.
3.Kehalusan
Kehalusan berasal dari kata halus artinya
tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan
berarti sifat-sifat yang halus.
Halus itu berarti suatu sikap manusia
dalam pergaulan baik dalam masyarakat kecil maupun dalam masyarakat luas. Sudah
tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar atau sikap orang-orang yang sedang
emosi, bersikap sombong, bersikap kaku sikap orang yang sedang bermusuhan. Oleh
karena itu kehalusan dapat menunjukan nilai keindahan seseorang dan sikap kasar
bisa mengurangi nilai keindahan dari seseorang.
4. Kontemplasi
Suatu proses bermeditasi, merenungkan atau
berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai makna, manfaat, dan
tujuan, atau niat hasil penciptaan.
========================================================================
Manusia dan Penderitaaan
Pengertian Penderitaan
Penderitaan adalah bahasa
yang sering kita dengar. Penderitaan berasal dari kata derita.Kata derita
berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita
artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. penderitaan
bisa bersifat lahir dan bersifat batin. Setiap manusia memiliki penderitaan
yang berbeda –beda. Manusia dikatakan menderita apa bila dia memiliki masalah,
depresi karena tekanan hidup, dan lain lain.
Penderitaan termasuk realitas
dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang
berat dan ada juga yang ringan. Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada
yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan
kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak
bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang
lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.
Menurut agama
penderitaan itu adalah teguran dari tuhan. Penderitaan ada yang ringan dan
berat contoh penderitaan yang ringan adalah ketika seseorang mengalami
kegagalan dalam menggapai keinginannya. Sedangkan contoh dari penderitaan berat
adalah ketika seorang manusia mengalami kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia
merasa tertekan jiwanya sampai terkadang Ingin mengakhiri hidupnya.
Penderitaan adalah
termasuk realitas manusia di dunia. Namun peranan individu juga menentukan
berat-tidaknya intensitas penderitaan.Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan
oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Penderitaan
adalah bagian dari kehidupan.
2.2.
Siksaan
Penderitaan biasanya di
sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya.Siksaan atau penyiksaan
(Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit
untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan
penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja
dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman,
pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau
tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan
sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat
digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan
kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah.Arti siksaan,
siksaan berupa jasmani dan rohani bersifat psikis, kebimbangan, kesepian,
ketakutan.
Siksaan Yang Sifatnya Psikis :
Kebimbangan.
memiliki arti tidak dapat menetukan pilihan
mana yang akan dipilih.
Kesepian.
merupakan rasa sepi yang dia alami pada
dirinya sendiri / jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai.
Ketakutan.
adalah sebuah sesuatu yang tidak dinginkan
yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu
dibesar – besarkan tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia.
penyebab seseorang merasakan ketakutan,
antara lain:
Claustrophobia dan agrophobia adalah rasa
takut terhadap ruangan tertutup.
Gamang adalah rasa takut akan tempat yang
tinggi.
Kegelapan adalah rasa takut bila seseorang
berada di tempat gelap.
Kesakitan merupakan ketakutan yang
disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami.
Kegagalan ketakutan dari seseotang
disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan.
2.3.
Kekalutan Mental
Gejala-gejala permulaan pada orang yang
mengalami kekalutan mental adalah sebagai berikut :
nampak pada jasmani yang sering merasakan
pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas,
ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya
dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi sangat agresif,
berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan bunuh diri.
Komunikasi sosial putus dan ada yang
disorientasi social
Kepribadian yang lemah atau kurang percaya
diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang
melankolis)
Terjadinya konflik sosial – budaya akibat
dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.
Tahap – tahap gangguan jiwa :
Gangguan kejiwaan nampak dalam
gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya.
Usaha mempertahankan diri dengan cam
negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada
orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru
lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan
melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
Kekalutan merupakan titik patah (mental
breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah
menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa, terutama gangguan
kecemasan.
Dipicu oleh faktor psychoeducational.
Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak
kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil
yang tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase
perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa
yang lebih parah.
Faktor sosial atau lingkungan juga dapat
berperan bagi timbulnya gangguan jiwa, misalnya budaya, kepadatan populasi
hingga peperangan. Jika lingkungan sosial baik, sehat tidak mendukung untuk
mengalami gangguan jiwa maka seorang anak tidak akan terkena gangguan jiwa.
Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular, tetapi mempunyai
kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini tidak berlaku secara
absolut.
Sebab-sebab Timbulnya Kekalutan Mental
Kepribadian yang lemah akibat kondisi
jasmani atau mental yang kurang sempurna.
Terjadinya konflik sosial-budaya akibat
adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dan yang ada dalam
masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi.
Cara pematangan bathin yang salah dengan
memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial; overacting sebagai
overkompensasi dan tampak emosional.
Proses – proses kekalutan mental:
Positif, bila trauma (luka
jiwa) yang dialami seseorang, akan disikapi untuk mengambil hikmah dari
kesulitan yang dihadapinya, setelah mencari jalan keluar maksimal, tetapi belum
mendapatkannya tetapi dikembalikan kepada sang pencipta yaitu Allah SWT, dan
bertekad untuk tidak terulang kembali dilain waktu.
Negatif, bila trauma yang
dialami tidak dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi,
yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang dicita-citakan.
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa
sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau
merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau
batin, atau lahir batin. Sedangkan perjuangan merupakan usaha manusia untuk keluar
dari penderitaan.
2.4.
Penderitaan dan Perjuangan
Setiap manusia pasti
mengalami penderitaan, baik secara berat ataupun ringan. Penderitaan adalah
bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada
manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal
mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah
makhluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang
mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi
penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati
penderitaan.
Penderitaan dikatakan sebagai
kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia
hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena
itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian
penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan
hidupnya. Allah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan
merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
Pembebasan dari penderitaaan pada
hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi
tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan
disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Kita
sebagai manusia hanya bisa merencanakan namun yang Tuhanlah yang yang
menentukan hasilnya.
2.5.
Penderitaan, media massa, dan seniman
Berita mengenai penderitaan
manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV, pesawat radio, dengan
maksud agar semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan
manusia. Dengan demikian dapat mengunggah hati manusia untuk berbuat sesuatu.
Media massa adalah alat yang paling
tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara
cepat kepada asyarakat luas. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai
untuk menentukan sikap anatara sesama manusia, terutama bagi mereka yang
simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman
melalui karya seni, sehingga para pembaca dapat mengambil hikmah dan pelajaran
dari karya tersebut.
2.6.
Pengaruh Penderitaan Terhadap Kelangsungan Hidup Manusia
Penderitaan mungkin akan
memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul
dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya
penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup
bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari
penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.
Orang yang merasa dirinya menderita
akan mendapat tekanan dari dalam jiwanya dan rasa malu. Tak jarang banyak
manusia yang ingin mengakhir hidupnya karena tidak kuat menopang siksaan dalam
hidupnya. Ini terjadi di karenakan kekalutan mental. Kekalutan mental
merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacuan dan
kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya.
Gejala- gejala permulaan pada orang yang
mengalami kekalutan mental sebagai berikut :
a) Fisiknya sering merasa pusing, sesak
napas, demam dan nyeri pada lambung.
b) Jiwanya sering menunjukkan rasa cemas,
ketakutan, patah hati, apatis (kurangnya emosi, motivasi, atau antusiasme).
Terkadang kekalutan mental bisa
berujung pada gangguan jiwa dikarenakan kepribadiaan yang lemah akibat
kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna sehingga orang tersebut merasa
rendah diri.
2.7.
Contoh–contoh Penderitaan dan Penyebabnya
Berdasarkan sebab-sebab timbulnya
penderitaan, maka penderitaan manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian
sebagai berikut :
Nasip buruk penderitaan ini karenakan
perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan
alam sekitarnya. Perbedaan nasip buruk dan takdir adalah jika takdir di
tentukan oleh tuhan sedangkan nasib buruk penyebabnya Karena ulah manusia itu
sendiri. Contohnya : penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab
tuhan. Namun dengan kesabaran dan tawakal dan optimise merupakan usaha
manusia untuk mengatasi penderitaan tersebut.
Kehilangan orang tua, setiap manusia pasti
mencintai orang tuanya dan memiliki hubungan yang erat dengan keluarganya.
Penderitaan ini adalah yang paling sering kita jumpa dan sangat sedih tentunya
.tapi kesedihan Karena penderitaan diharapkan tidak berlarut larut karena semua
manusia yang hidup pasti akan kembali kepada tuhannya.
Kemiskinan , banyak orang yang mederita
karena kemiskinan , merasa tidak pernah cukup dengan apa yang telah ia punya
sehingga mengakibatkan seseorang merasa menderita karena tidak bisa memiliki
sesuatu yang ia inginkan. Ini di karena kan kurangnya rasa syukur manusia atas
apa yang telah di berikan oleh tuhan.
Bencana, tidak ada seorang pun yang dapat
menghindari bencana yang tuhan berikan. Bencana bisa kapan saja dating dan
menimpa siapa saja bahkan seringkali mengakibatkan kehilangan anggota keluarga.
Trauma batin yang diakibatkan karena bencana juga sulit di sembuhkan.
========================================================================
Manusia dan Keadilan
KEADILAN
Keadilan adalah idealnya atau seimbangnya suatu kondisi mengenai suatu hal baik
yang menyangkut benda maupun orang. Setiap orang mempunyai hak keadilan masing
– masing. Yang menjadi hak setiap orang yaitu di akui dan di perlakukan sesuai
harkat dan martabatnya sama derajatnya dan tidak membedakan agama, suku dan ras
tertentu.
Menurut W.J.S Poerwodarminto, kata adil berarti tidak berat sebelah dan tidak
semena – mena serta tidak memihak. Di Indonesia, keadilan ada dalam PANCASILA,
UUD 1945 DAN GBHN. Di dalam pancasila yaitu sila ke dua dan sila ke lima. Di
dalam UUD 1945 yaitu alinea kedua dan keempat pembukaan UUD 1945. Di dalam GBHN
yaitu GBHN 1999-2004 tentang visi.
Pembagian keadilan menurut Aristoteles :
Keadilan Distributif, perlakuan terhadap
seseorang sesuai dengan jasa – jasa yang telah di buatnya.
Keadilan Komutatif, perlakuan terhadap
seseorang yang tidak melihat jasa – jasa yang telah di lakukannya.
Keadilan Konvensional, seseorang yang
telah menaati segala peraturan perundang – undangan yang telah di wajibkan.
Keadilan Kodrat Alam, memberi sesuatu
sesuai yang di berikan orang lain kepada kita.
Keadilan menurut Teori Perbaikan,
seseorang yang telah berusaha memulihkan nama baik seseorang yang telah
tercemar.
KEADILAN SOSIAL
Pengertian keadilan sosial memang jauh lebih luas daripada keadilan hukum.
Keadilan sosial tidak hanya berbicara tentang keadilan dalam arti tegaknya
peraturan perundang – undangan atau hukum, tetapi berbicara lebih luas tentang
hak kewarganegaraan dalam sebuah negara. Keadilan sosial adalah keadaan dimana
kekayaan dan sumberdaya suatu negara di distribusikan secara adil kepada
seluruh rakyat.
Menurut keadilan sosial, setiap orang berhak atas “kebutuhan manusia yang
mendasar” tanpa memandang perbedaan seperti ekonomi, ras, etnis, agama, suku
dan usia. Untuk mencapai tujuan tersebut, harus dilakukan penghapusan
kemisikinan secara mendasar, pemberantasan buta huruf, pembuatan kebijakan
lingkungan yang baik, dan kesamaan kesempatan bagi perkembangan pribadi dan
sosial.
Keadilan sosial pun juga dapat di artikan keadilan yang pelaksanaannya
tergantung dari struktur proses – proses ekonomis, politis, sosial, budaya dan
ideologis dalam masyarakat.
Selain harus di usahakan oleh negara, keadilan sosial uga harus secara nyata di
usahakan sendiri oleh mereka yang tertimpa ketidakadilan. Tidak ada keadilan
sosial tanpa demokrasi, karena hanya dalam sistem politik demokrasilah mereka
yang terkena ketidakadilan mungkin menyuarakan harapan dan cita – cita mereka.
MACAM – MACAM KEADILAN
macam – macam keadilan :
a. Keadilan Legal/Moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari
masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang
adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang paling cocok bagi dirinya.
Pendapat Plato itu disebut keadilan moral. Sunoto menyebutnya keadilan legal.
Keadilan timbul karena penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat yang
selaras kepada masyarakat. Keadilan terwujud dalam masyarakat apabila setiap
anggota masyarakat melakukan funsinya secara baik.
b. Keadilan Distributif
Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana pabila hal – hal yang
sama di perlakukan secara sama dan hal – hal yang tidak sama diperlakukan
secara tidak sama.
c. Keadilan Komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum.
KEJUJURAN
Jujur adalah tidak berbohong, lurus hati dan apa adanya. Jujur juga berarti
tidak curang dan mengikuti aturan yang berlaku. Semua kehidupan manusia modal
pertamanya adalah kepercayan. Kepercayan bahwa mereka pasti jujur yang telah
menjadi kesepakatan dan kepercayaan membaa kesuksesan.
Kejujuran memang pada awalnya akan mengorbankan “jangka pendek” untuk sesuatu
yang lebih baik pada “jangka panjang”. Kebohongan adalah mengambil kenikmatan
“jangka pendek” untuk sesuatu yang lebih buruk pada “jangka panjang”.
Banyak orang sukses dan beberapa tahun kemudian mereka hancur itu di karenakan
mereka sukses untuk berbohong. Lihatlah Indonesia mengalami kesulitan untuk
maju itu di karenakan sebagian oknum pemerintahan sukses untuk berbohong.
Lihatlah Singapura negara kecil lebih cepat maju daripada Indonesia itu karena
sebagian oknum pemerintahan belaku jujur. Kebesaran suatu negara berawal dari
individu yang jujur.
KECURANGAN
Curang bisa berarti sedikit menyeleweng dari jalur yang ada. Kecurangan identik
dengan ketidakjujuran atau bohong. Curang bisa juga di artikan suatu usaha
seseorang tanpa kerja keras dan usaha dengan maksud memperoleh keuntungan.
Apabila sikap curang di biasakan dalam kehidupan yang terjadi adalah menyebabkan
orang menjadi serakah, tamak, egois, ingin menang sendiri. Korupsi merupakan
salah satu bentuk kecurangan yang terjadi pada saat ini. Akibat dari korupsi
ini yaitu merugikan negara dan dirinya sendiri.
Unsur – unsur dari kecurangan :
– harus terdapat salah pernyataan
– fakta bersifat material
– di lakukan secara sengaja
– dengan maksud untuk menyebabkan suatu
pihak beraksi
– pihak yang di rugikan harus beraksi
terhadap salah pernyataan tersebut
– yang merugikannya
PEMULIHAN NAMA BAIK
Nama baik adalah nama yang selalu di jaga agar tidak hilang reputasinya. Nama
baik merupakan tujuan utama orang hidup. Jika telah wafat maka setiap orang
pasti nama baik nya yang akan di kenang seperti halnya para pahlawan dan para
nabi nabi. Terlebih apabila ia menjadi teladan di lingkungan sekitarnya maka
menjadi suatu kebanggaan batin yang tidak ternilai harganya.
Ada peribahasa berbunyi “daripada berputih mata lebih baik berputih tulang”
artinya orang lebih baik mati daripada malu. Betapa besar nilai nama baik itu
sehingga nyawa menjadi taruhannya.
Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau
bisa di katakan nama baik atau tidak baik itu adalah tingkah laku atau
perbuatannya. Maksud dari tingkah laku atau perbuatan itu adalah cara
berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang,
perbuatan yang dianggap halal, dsb.
PEMBALASAN
Pembalasan adalah suatu perilaku yang bertujuan untuk membalas perbuatan
seseorang. Hal ini bisa menjadi negatif dan bisa pula menjadi positif. Sebagai
contoh yang positif yaitu pembalasan budi terhadap kebaikan seseorang kepada
kita. Sebagai contoh negatif yaitu suatu balasan dendam akibat adanya kontak
yang memicu terjadinya konflik sehingga ingin membalas perbuatannya.
========================================================================
Manusia dan Pandangan Hidup
PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan
hidup itu bersifat kodrati. Karena itu ia menentukan
masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan
pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat
atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan. Pendapat atau
pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman
sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Dengan
demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul
seketika atau dalam waktu yang singkat saja,
melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus
menerus, sebingga basil pemikiran itu dapat diuji
kenyataannya.Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui
kebenarannya. Atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran
itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang
disebut pandangan hidup.
Pandangan hidup banyak sekali macamnya
dan ragamnya, akan tetapi pandangan
hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya
yaitu terdiri dari 3 macam :
(A) Pandangan hidup yang berasal
dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
(B) Pandangan hidup yang berupa
ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan nonna yang terdapat
pada negara tersebut.
(C) Pandangan hidup
hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif
kebenarannya.
Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung
suatu organisasi, maka pandangan hidup itu
disebut ideologi. Jika organisasi itu organisasi
politik, ideologinya disebut ideologi politik.
Jika organisasi itu negara, ideologinya disebut
ideologi negara. Pandangan hidup pada
dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu
cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur
ini merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan. Cita
– cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat
dicapai dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang
hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala
hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tentram.
Usaha atau peIjuangan adalah kerja keras yang dilandasi
keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan
akal, kemampuan jasmani, dan kepercayaan kepada Tuhan.
B. CIT A-CIT A
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia,
yang disebut cita-cita adalah keinginan,
harapan, tujuan yang selalu ada dalam
pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun
tujuan merupakan apa yang mau diperoleh
seseorang pada masa mendatang. Dengan
demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan,
merupakan pandangan hidup yang akan datang. Pada
umumnya cita-cita merupakan semacam garis
linier yang makin lama makin tinggi, dengan
perkataan lain: cita-cita merupakan keinginan,
harapan, dan tujuan manusia yang makin
tinggi tingkatannya.
Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin
terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan.
Disini persyaratan dan kemampuan tidak/belum dipenuhi
sehinga usaha untuk mewujudkan cita-cita itu tidak
mungkin dilakukan. Misalnya seorang anak bercita-cita
ingin menjadi dokter, ia belum sekolah, tidak
mungkin berpikir baik, sehingga tidak punya
kemampuan berusaha mencapai cita-cita. Itu baru
dalam taraf angan-angan.
Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang
akan datang sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu.
Dapatkah seseorang mencapai apa yang dicita-citakan, hal itu
bergantung dari tiga faktor. Pertama, manusianya yaitu yang
memiliki cita-cita; kedua, kondisi yang dihadapi selama mencapai
apa yang dicita-citakan; dan ketiga, seberapa tinggikah cita-cita
yang hendak dicapai.
Faktor manusia yang mau mencapai cita-cita
ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada orang yag tidak
berkemauan, sehingga apa yang dicita-citakan hanya merupakan khayalan
saja. Hal demikian banyak menimpa anak-anak muda yang memang senang berkhayal,
tetapi sulit mencapai apa yang dicita-citakan karena kurang mengukur dengan
kemampuannya sendiri. Sebaliknya dengan anak yang dengan
kemauan keras ingin mencapai apa yang di cita-citakan,
cita-cita merupakan motivasi atau dorongan dalam menempuh hidup
untuk mencapainya. Cara keras dalam mencapai cita-cita merupakan suatu
perjuangan hidup yang bila berhasil akan menjadikan dirinya
puas.
Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umumnya dapat
disebut yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan
merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya suatu cita-cita. Sedangkan
faktor yang menghambat merupakan kondisi yang merintangi
tercapainya suatu cita-cita, Misalnya sebagai
bcrikut :
Amir dan Budi adalah dua anak pandai dalam
satu kelas, keduanya bercita-cita menjadi sarjana. Amir anak orang
yang cukup kaya, sehingga dalam mencapai cita-citanya tidak mengalami hambatan.
Malahan dapat dikatakan bahwa kondisi ekonomi orang tuanya merupakan faktor
yang menguntungkan atau memudahkan mencapai cita-cita si
Amir.Sebaliknya dengan Budi yang orang tuanya
ekonominya lemah, menyebabkan ia tidak mampu mencapai
cita-citanya. Ekonomi orang tua Budi yang lemah merupakan hambatan
bagi Budi dalam mencapai cita-citanya.
c. KEBAJIKAN
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan
pada hakekatnya sarna dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai
dengan norma-norma agama dan etika. Manusia berbuat
baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk
bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia
cenderung berbuat baik.
Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan
badan. Kedua unsur itu terpisah bila manusia meninggal.
Karena merupakan pribadi, manusia mempunyai pendapat
sendiri, ia mencintai diri sendiri, perasaan sendiri,
cita-cita sendiri dan sebagainya. Justru karena itu,
karena mementingkan diri sendiri, seringkali manusia tidak mengenal
kebajikan.
Manusia merupakan mahluk sosial: manusia hidup bermasyarakat,manusia saling
membutuhkan, saling menolong,saling menghargai sesama anggota masyarakat.
Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan,dan
sebagainya.
Manusia sebagai mahluk Tuhan, diciptakan
Tuhan dan dapat berekembang karena Tuhan. Untuk itu manusia
dilengkapi kemampuan jasmani dan rohani juga
fasilitas alam sekitarnya seperti tanah, air,
tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu
manusia sebagai mahluk pribadi, manusia sebagai anggota
masyarakat,dan manusia sebagai mahluk Tuhan.
Sebagai mahluk pribadi, manusia dapat
menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk.Baik buruk itu ditentukan
oleh suara hati. Suara hati adalah semacam bisikan di dalam
hati yang mendesak seseorang untuk menimbang dan
menentukan baik buruknya suatu perbuatan,tindakan atau tingkah laku. Jadi suara
hati dapat merupakan hakim untuk diri sendiri. Sebab itu,
nilai suara hati amat besar dan penting dalam
hidup manusia. Misalnya orang tahu, bahwa
membunuh itu buruk, jahat: suara hatinya mengatakan
demikian, namun manusia kadang-kadang tak
mendengarkan suara hatinya.
Suara hati selalu memilih yang baik,
sebab itu ia selalu mendesak orang untuk berbuat yang baik
bagi dirinya. Oleh karena itu, kalau
seseoraang berbuat sesuatu sesuai dengan bisikan suara
hatinya, maka orang tersebut perbuatannya pasti baik. Jadi berbuat atau
bertindak menurut suara hati, maka tindakan atau perbuatan
itu adalah baik. Sebaliknya perbuatan atau tindakan
berlawanan dengan suara hati kita, maka perbuatan atau tindakan itu
buruk. Misalnya, suara hati kita mengatakan “tolonglah orang yang menderita
itu”, dan kita berbuat menolongnya, maka kita membuat
kebajikan. Sebaliknya, apabila hati kita berkata demikian,namun
kita hanya seolah-olah tak mendengarkan suara hati itu,
maka munafiklah kita.
Karena merupakan anggota masyarakat, maka seseorang juga terikat dengan
suara masyarakat. Setiap masyarakat adalah kumpulan
pribadi-pribadi, sehingga setiap suara masyarakat pada hakekatnya adalah
kumpulan suara hati pribadi-pribadi dalam masyarakat itu. Sebagaimana
suara hati tiap pribadi itu pasti selalu menginginkan yang
baik,maka masyarakat yang terdiri atas pribadi-pribadi itu pun
pasti suara hatinya juga menginginkan yang baik, maka masyarakat yang
terdiri atas pribadi-pribadi pasti suara hatinya juga menginginkan yang baik
untuk kehidupan masyarakatnya. Sebab itu jika benar-benar berdasarkan
pada suara hati anggota-anggotanya. Suara hati masyarakat pada dasarnya adalah
baik. Misalnya, warga disuatu daerah menghendaki kerja bakti
dengan mengadakan pembersihan saluran air di kampung. Bila kita ikut
beramai-ramai kerja bakti, berarti kita mengikuti suara hati
masyarakat, kerja bakti itu. Tetapi bila kita tidak mengikutinya berarti
kita tidak mau mengikuti suara hati masyarakat.
Sesuatu yang baik bagi masyarakat, berarti baik bagi kepentingan
masyarakat. Tetapi dapat saja terjadi, bahwa sesuatu yang baik bagi
kepentingan umum/masyarakat tidak baik bagi salah seorang atau
segelintir orang didalamnya atau sebaliknya. Dengan demikian, seseorang harus tunduk
kepada apa yang baik bagi masyarakat umum.
Contoh : Budi tidak setuju jalan di depan
rumahnya diperlebar, karena harus memotong bagian depan rumahnya. Tetapi
masyarakat kampung mengusulkan dan telah disetujui jalan itu harus
diperlcbar demi keamanan. Akhimya karena desakan seluruh warga, dengan
sangat terpaksa Budi menyetujuinya.
Jadi baik atau buruk itu dilihat menurut suara hati sendiri. Meskipun
demikian harus dinilai dan diukur menurut suara atau pendapat umum.
Disini tidak berarti bahwa pendapat umum atau kepentingan umum itu di atas
segala-galanya, sehingga suara hati, pendapat atau kepentingan
pribadi-pribadi diperkosa begitu saja.
Sebagai mahluk Tuhan, manusia pun
harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar
manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi,untuk
mengukur perbuatan baik buruk, harus kita dengar pula suara Tuhan atau kehendak
Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk hukum Tuhan atau
hukum agama.
Jadi kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita,
suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan berarti
berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah tamah
terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang
melihatnya.
Baik-buruk, kebajikan dan ketidakbijakan menimbulkan daya
kreatifitas bagi seniman. Banyak hasil seni lahir dari
imajinasi kebajikan dan ketidakbajikan.
Namun ada pula kebajikan semua, yaitu kejahatan yang berselubung kebajikan.
kebajikan semu ini sangat berbahaya, karena pelakunya orang-orang munafik, yang
bermaksud meneari keuntungan diri sendiri.
Kebajikan manusia nyata dan
dapat dirasakan dalarn tingkah lakunya. Karena tingkah
laku bersurnber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku
sendin-sendiri, sehingga tingkah laku setiap orang
berbeda-beda.
Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku
setiap orang ada tiga hal. Pertama faktor pembawaan
(heriditas) yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam
kandungan. Pembawaan merupakan hal yang diturunkan atau
dipusakai oleh orang tua. Tetapi mengapa mereka yang
saudara sekandung tidak memiliki pembawaan yang sarna? Hal
itu disebabkan, karena sel-sel benih yang mengandung
faktor-faktor penentu (determinan) berjumlah sangat
banyak: pada saat konsepsi
saling berkombinasi dengan cara bermacam-macam sehingga
menghasilkan anak yang bermacam-macam juga
(prinsip variasi dalam keturunan). Namun mereka yang
bersaudara memperlihatkan kecondongan kearah rata-rata,
yaitu sifat rata-rata yang dimiliki oleh mereka yang saudara
sekandung (prinsip regresi filial). Pada masa konsepsi atau
pembuahan itulah terjadi pembentukan
temperamen seseorang.
Faktor kedua yang
menentukan tingkah laku seseorang adalah Iingkungan (environ
ment). Lingkungan yang membentuk seseorang
merupakan alam kedua yang terjadinya
setelah seorang anak lahir (masa pembentukan
seseorang waktu masih dalam kandungan
merupakan alam pertama ). Lingkungan membentuk
jiwa seseorang meliputi lingkungan keluarga, sekolah,
dan masyarakat. Dalarn lingkungan keluarga orang tua maupun anak
-anak yang lebih tua merupupakan panutan
seseorang, sehingga bila yang dianut sebagai teladan berbuat yang
balk-balk, maka si anak yang tengah membentuk diri pribadinya
akan baikjuga. Dalarn lingkungan
sekolah yang menjadi panutan utama
adalah guru, sementara itu ternan-ternan sekolah ikut serta memberikan
andilnya. Dalam lingkungan sekolah tokoh panutan seorang anak
sudah memiliki posisi yang lebih luas
dibandingkan dengan dalarn keluarga.
Pembentukan pri bad i dalarn sekolah
terjadi pada masa anak-anak at
au masa sekolah. Lingkungan ketiga adalah
masyarakat, yang menjadi panutan bagi
seseorang adalah tokoh masyarakat dengan masa setelah
anak-anak menjadi dewasa atau duduk di perguruan
tinggi. Selain tokoh-tokoh dalarn rumah tangga,
sekolah dan masyarakat yang merupakan person,
kepribadian seorang anak juga memperoleh pengaruh dari benda-benda
atau peralatan dalarn lingkungaan tersebut yang merupakan non
person. Karena itu dalarn pembentukan kepribadian pada
umumnya anak-anak kota lebih trampil dibandingkan
dengan anak pedesaan, namun dalam hubungan
bermasyarakat lebih-lebih yang berjenjang anak-anak
dari daerah pedesaan lebih unggul. Faktor ketiga yang
menentukan tingkah laku seseorang adalah pen gala man yang
khas yang pemah diperoleh. Baik pengalaman pahit
yang sifatnya negatif, maupun pengalarnan manis
yang sifatnya positif. Memberikan pada manusia suatu bekal yang selalu
dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum seseorang mengarnbil
tindakan. Mungkin sekali bahwa berdasarkan hati nurani seseorang
mau menolong orang dalarn kesusahan, tetapi
karena pemah memperoleh pengalarnan pahit
waktu mau menolong seseorang sebelumnya, maka niat baiknya itu
tertahan, sehingga diurungkan untuk membantu. Belajar hidup dari pengalarnan
inilah yang merupakan pembentukan budaya
dalarn diri seseorang.
Dalarn prakteknya, dari ketiga faktor diatas. yaitu hereditas, lingkungan, dan
pengalarnan. manakah yang paling dominan? Sulit diberikan
jawaban, karena ketiga-tiganya terjalin erat
sekali. Disarnping itu ketiga faktor tersebut dalam
membentuk pribadi seseorang berbeda kekuatannya dengan
pembentukan pada pribadi lain.
D. USAHA / PERJUANGAN
Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap
manusia hams kerja keras untuk kelanjutan hidupnya,
Sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan. Perjuangan
untuk hidup, dan ini sudah kodrat manusia.
Tanpa usaha/perjuangan, manusia tidak dapat hidup
sempuma. Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, ia harus kerja
keras. Apabila seseorang bercita-cita menjadi ilmuwan, ia harus rajin belajar
dan tekun serta memenuhi semua ketentuan akademik.
Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun dengan
tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya. Para ilmuwan lebih banyak
bekerja keras dengan otak/ilmunya daripada dengan
jasmaninya. Sebaliknya pam buruh,
petani lebih banyak menggunakan jasamani
daripada otaknya. Para tukang dan pam ahli lebih banyak
menggunakan kedua-duanya otak dan jasmani
daripada salah satunya. Para politisi lebih banyak
kerja otak daripada jasmani. Sebaliknya para prajurit
lebih ban yak kerja jasmani daripada otak.
Kerja keras pada dasamya menghargai dan meningkatkan harkat dan
martabat manusia. Sebaliknya pemalas membuat manusia
itu miskin, melarat, dan berarti menjatuhkan harkat dan
martabatnya sendiri. Karma itu tidak boleh bermalas-malas,
bersantai-santai dalam hidup ini. Santai dan istirahat
ada waktunya dan manusia mengatur waktunya itu.
Dalam agama pun diperintahkan untuk kerja keras. Sebagaimana
hadist yang diucapkan Nabi Besar Muhammad S.A.W. yang
ditujukan kepada para pengikutnya:”Bekerjalah kamu
seakan-akan kamu hidup selama-lamanya. dan
beribadahlah kamu seakan-akan kamu akan mati besok.
Allah berfirman dalarn Al-Qur’an surat Ar-Ra’du ayat
II : “sesungguhnya Allah tidak mengubah
keadaan suatu kaum, kecuali jika mereka
mengubah keadaan diri mereka sendiri”. Dari haidst dan
firman ini dapat dinyatakan bahwa manusia perlu kerja keras untuk
mempenbaiki nasibnya sendiri.
Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena
kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kernakmuran
antara manusia satu dan manusia lainnya. Kemampuan itu
terbatas pada fisik dan keahlian/ketrampilan.
Orang bekerja dengan fisik lemah memperoleh hasil
sedikit, ketrampilan akan memperoleh penghasilan lebih banyak
jika dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai
ketrampilan/keahlian. Karena itu mencari ilmu dan
keahlian/ketrampilan itu suatu keharusan. Sebagaimana
dinyatakan dalam ungkapan sastra: “tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke
liang lahat” dalam pendidikan dikatakan sebagai “long life
education”
Karena manusia itu mempunyai rasa
kebersamaan dan belas kasihan (cinta kasih)
antara sesama manusia. maka ketidakmampuan atau kemampuan terbatas yang
menimbulkan perbedaan tingkat kemakmuran
itu dapat diatasi bersama-sama secara
tolong menolong, bergotong-royong. Apabila sistem
ini diangkat ke tingkat organisasi negara,maka negara akan
mengatur usaha/peljuangan warga negaranya
sedemikian rupa, sehingga perbedaan tingkat
kemakmuran antara sesama warga negara dapat dihilangkan atau tidak
terlalu mencolok. Keadaan ini dapat dikaji melalui
pendangan hidup/ideologi yang dianut oleh
suatu negara.
E. KEYAKINAN / KEPERCAYAAN
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau
kekuaasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada tiga aliran
filsafat,yaitu aliran naturalisme, aliran intelektualisme, dan aliran gabungan.
(a) Aliran Naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan
tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur, dan itu dari Tuhan. Tetapi bagi yang
tidak percaya pada Tuhan, natur itulah yang tertinggi. Tuhan menciptakan alarn
semesta lengkap dengan hukum-hukumnya. secara mutlak dikuasai Tuhan. Manusia
sebagai mahluk tidak mampu menguasai alarn ini, karena manusia itu lemah.
Manusia hanya dapat berusaha/berencana tetapi Tuhan yang menentukan .
Aliran naturalisme berintikan spekulasi, mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak
ada Tuhan. Lalu mana yang benar ? Yang benar adalah keyakinan. Jika kita yakin
Tuhan itu ada, maka kita katakan Tuhan ada. Bagi yang tidak yakin, dikatakan
Tuhan tidak ada yang ada hanya natur.
Bagi yang percaya Tuhan, Tuhan itulah kekuasaan tertinggi. Manusia adalah
mahluk ciptaan Tuhan. Karena itu manusia mengabdi kepada Tuhan berdasarkan
ajaran-ajaranTuhan yaitu agarna. Ajaran agarna itu ada dua macarn yaitu :
1. Ajaran agarna dogmatis, yang
disarnpaikanoleh Tuhan melalui nabi-nabi. Ajaran agarna yang dogmatis bersifat
mutlak (absolut),terdapat dalam kitab suci Al-Quran dan Hadist. Sifatnya tetap,
tidak berubah-ubah.
2.Ajaran agarna dari
pemuka-pemukaagarna,yaitu sebagaihasil pemikiranmanusia, sifatnya
relatif(terbatas).Ajaranagarnadari
pemuka-pemukaagarnatermasukkebudayaan,terdapat dalarn buku-buku agarna yang
ditulis oleh pemuka-pemuka agarna. Sifatnya dapat berubah-ubah sesuai dengan
perkembanganjarnan.
Apabila aliran naturalisme ini dihubungkan dengan
pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bennula dan
Tuhan.Jadi, pandangan hidup dilandasi oleh
ajaran-ajaran Tuhan melalui agamanya Manusia yakin
bahwa kebajikan itu diridhoi oleh Tuhan. pandangan
hidup yang dilandasi keyakinan bahwa
Tuhanlah kekuasaan tertinggi, yang
menentukan segala-galanya disebut pandangan hidup
religius (keagamaan).
Sebaliknya, apabila manusia tidak mengakui adanya
Tuhan, natur adalah kekuatan tertinggi, maka
keyakinan itu bermula dan kekuatan natur.
Pandangan hidupnya dilandasi oleh kekuatan natur.
Manusia yakin bahwa kebajikan adalah
kebajikan natur. Pandangan hidup yang dilandasi
oleh kekuatan natur sifatnya atheisme. Ini
disebut pandangan hidup komunis.
(b) Aliran intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika / akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan
akal manusia berpikir. Mana yang benar menu rut
akal itulah yang baik, walaupun
bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Manusia
yakin bahwa dengan kekuatan pikir (akal) kebajikan itu dapat
dicapai dengan sukses. Dengan akal diciptakan teknologi. Teknologi adalah
a1at bantu mencapai kebajikan yang maksimal, walaupun
mungkin teknologi memberi akibat yang
bertentangan dengan hati nurani.
Akal berasal dan bahasa Arab,
artinya kalbu, yang berpusat di hati, sehingga timbul
istilah “hati nurani”, artinya daya rasa Di Barat hati nurani ini
menipis, justru yang menonjol adalah akal yaitu logika
berpikir, Karena itu aliran ini banyak dianut di
kalangan Barat di Timur orang mengutamakan
hati nurani,yang baik menurut akal belurn tentu
baik menurut hati nurani.
Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka
keyakinan manusia ito bennula dan akal. Jadi pandangan hidup
ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal.
Benar menurut akal itulah yang baik. Manusia
yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh
dengan akal (ilmu dan teknologi). Pandangan hidup ini disebut
llberalisme.Kebebasan akal menimbulkan
kebebasan bertingkah laku dan berbuat,
walaupun tingkah laku dan perbuatan itu
bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan akallebih
ditekankan pada setiap individu. karena itu individu yang berakal
(berilmu dan berteknologi tinggi) dapat menguasai individu
yang berpikir rendah (bodoh).
(c) Aliran Gabungan
Dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan
juga akal. kekuatan gaib aninya kelruatan yang berasal dan
Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan.
Sedangkan aka! adalah dasar kebudayaan, yang menentukan
benar tidaknya sesuato. Segala sesuatu
dinilai dengan akal, baik sebagai logika berpikir
maupun sebagai rasa (hati nurani). Jadi, apa yang benac
menurut logika berpikir juga dapat diterima oleh hati
nurani.
Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbul
dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat
didasarlcan pada logika berpildr, sedangkan hati nurani
dinomor duakan, kekuatan gaib dari Tuhan
diakui adanya tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir tidak
ditekankan pada logika berpikir individu, melainkan logika berpikir
kolektif (masyarakat), pandangan hidup ini disebut sosialisme.
Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan
akal, kedua-duanya mendasari keyakinan secara berimbang, akal dalam arti baik
sebagai logika berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani), logika berpikir
baik secara individual maupun secara kolektif pandangan hidup ini disebut
sosialime – religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut
logika berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat
karunia Tuhan.
Apabila kita kaji maka antara dua pandangan hidup ini terdapat perbedaan pokok.
Pandangan hidup sosialisme menekankan pada logika berpikir kolektif,
sedangkan pandangan hidup sosialisme religius menenkankan pada logika
berpikir kolektif individual.Pandangan hidup sosialisme mengutamakan
logika berpikir dari pada hati nurani, sedangkan sosialisme religius
mengutamakan kedua-duanya logika berpikir dan hati nurani. Pandangan hidup
sosialisme tidak begitu menghiraukan kekuasaan Tuhan, sebaliknya sosialisme
religius kekuasaan Tuhan begitu menentukan.
F. LANGKAH-LANGKAH
BERPANDANGAN HIDUP YANG BAlK
Manusia pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimana
kita memeperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yang
bersangkutan. Ada yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana
mencapai tujuan dan ada pula yang memperlakukaan sebagai penimbul
kesejahteraan, ketentraman dan sebagainya.
Akan tetapi yang terpenting, kita seharusnya rnernpunyai langkah-langkah
berpandangan hidup ini. Karena hanya dengan rnernpunyai langkah-langkah
itulah kita dapat memperlakukan pandangan hidup sebagai
sarana mcncapai tujuan dan cita-cita dengan baik. Adapun langkah-langkah
itu sebagai berikut :
(1) Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi rnanusia yaitu rnerupakan tahap
pertarna dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam jal ini rnengenal apa itu
pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa sctiap manusia itu
pasti rnernpunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan
hidup itu ada sejak rnanusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia
itu bel urn turun ke dunia. Adam dan hawalah dalam hal ini yang merupakan
manusia pertama, dan berarti pula mereka rnernpunyai pandangan hidup yang
digunakan sebagai pedoman dan yang rnernberi petunjuk kepada mereka.
Sedangkan kita sebagai mahluk yang bernegara dan atau beragama pasti mempunyai
pandangan hidup juga dalam beragama, khususnya Islam, kita
rnernpunyai pandangan hidup yaitu AI-Qur’an, Hadist dan ijmak Ulama, yang
rnerupakan satu kesatuan dan lidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lainnya.
(2) Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini
dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila
dalam bernegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan
hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan
bagaimana mengatur kehidupan bernegara. Begitu
juga bagai yang berpandangan hidup pada agama Islam.
Hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur’an, Hadist dan ijmak itu dan
bagaimana ketiganya itu mengatur kehidupan baik di dunia
maupun di akherat Selain itu juga kita mengerti untuk apa dan dari mana Al
Qur’an, hadist, dan ijmak itu. Sehingga dengan demikian mempunyai
suatu konsep pengertian tentang pandangan hidup dalam Agama
Islam.
Mengerti terhadap pandangan
hidup di sini memegang peranan penting. Karena dengan mengerti, ada
kecenderungan mengikuti apa yang terdapat dalam
pandangan hidup itu.
(3) Menghayati
Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah
menghayati pandangan hidup itu. Dengan menghayati
pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan
benar mengenai kebenaran pandangan hdiup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung
didalanmya, yaitu dengan memperluas dan memperdalam pengetahuan
mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah
yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati
ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan
hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih
tabu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai
pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hid
up kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang
pandangan hidup itu sendiri.
Yang perIu diingat dalam langkah mengerti
dan menghayati pandangan hidup itu, yaitu
harus ada. Sikap penerimaan terhadap pandangan hidup
itu sendiri. Dalam sikap penerimaan pandangan hidup
ini ada dua altematif yaitu
penerimaan secara ikhlas dan penerimaaan
secara tidak ikhlas.
Dengan kata lain langkah mengenai mengerti dan menghayati ini ada sikap
penerimaan dan hal lain merupakan langkah yang menentukan
terhadap langkah selanjutnya. Bila dalarn mengerti dan
menghayati ini ada penerimaan secara ikhlas,maka langkah selanjutnya akan
memperkuat keyakinannya. Akan tetapi bila sebaliknya
langkah selanjutnya tidak berguna.
(4) Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara
kemanusiaan, maupun ditinjau dan segi
kemasyarakatan maupun negara dan dari kehidupan
di akherat, maka hendaknya kita meyakini pandangan
hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini ini merupakan
suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat
mencapai suatu tujuan hidupnya.
Dengan meyakini berarti secara
langsung ada penerimaan yang ikhlas
terhadap pandangan hidup itu. Adanya sikap
menerima secara ikhlas ini maka ada kecenderungan
untuk selalu berpedoman kepadanya dalam segala tingkah laku dan tindak
tanduknya selalu dipengaruhi oleh pandangan hidup yang diyakininya. Dalam
meyakini ini penting juga adanya iman yang teguh. Sebab dengan iman
yang teguh ini dia tak akan terpengaruh oleh pengaruh dari luar dirinya yang
menyebabkan dirinya tersugesti.
Contoh bahwa keyakinan itu penting dalam
tingkah laku. Kita sebagai umat yang beragama Islam yakin bahwa Allah itu
mempunyai sifat yang malla dari segala yang diantaranya adalah maha mengetahui.
Sifat maha mengetahui ini membuat orang yang meyakininya selalu berbuat
baik, Dalam hal ini adalah keyakinan yang sebenar-benamya. Akan tetapi
dalam kasus tertentu ada pula orang yang walaupun meyakini, tetapi karena
imannya tipis maka terpaksa melanggar ketentuannya.
(5.) Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini
sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh
orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya Sedangkan
perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan
manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah
meninggal yaitu di alam akherat.
Dampak berpandangan hidup Islam yang antara lain yaitu mengabdi kepada
orang tua (kedua orang tua). Dalam mengabdi kepada orang tua bila didasari oelh
pandangan hidup Islam maka akan cenderung untuk selalu disertai dengan ketaatan
dalam mengikuti segala perintahnya. Setidak-tidaknya kita menyadari
bahwa kita sudah selayaknya mengabdi kepada orang tua. Karena kita dahulu yaitu
dari bayi sampai dapat berdiri sendiri tokh diasuhnya dan juga kita dididik
kepada hal yang baik.
Oleh karena itu seharusnya mengabdi kepada orang tua kita dengan
perwujudannya yang berupa perbuatan yang menyenangkan hatinya, baik secara
langsung maupun secara tidak langsung. Artinya apapun yang menjadi hambatan dan
tantangan kita untuk tidak mengabdi kepadanya harus selalu ditumbangkan.
Jadi jika kita sudah mengenal, mengerti, menghayati, dan meyakini
pandangan hidup ini, maka selayaknya disertai dengan pengabdian. Dan
pengabdian ini hendaknya dijadikan pakaian, baik dalam waktu tentram
Iebih-lebih bila menghadapi hambatan, tantangan dan sebagainya.
(6) Mengamankan
Mungkin sudah merupakan sifat manusia bahwa bila sudah mengabdikan diri pada
suatu pandangan hidup lalu ada orang lain yang mengganggu dan atau
mayalahkannya tentu dia tidak menerima dan bahkan cenderung untuk
mengadakan perlawanan. Hal ini karena kemungkinan merasakan
bahwa dalam berpandangan hidup itu dia telah mengikuti
langkah-langkah sebelumnya dan langkah-langkah yang ditempuhnya itu telah
dibuktikan kebenarannya sehingga akibatnya bila ada orang lain yang
mengganggunya rnaka dia pasti akan mengadakan suatu respon entah respon itu
berwujud tindakan atau lainnya.
Proses mengamankan ini merupakan langkah terakhir.Tidak mungkin atau
sedikit kemungkinan bila belum mendalami langkah sebelumnya
lalu akan ada proses mengamankan ini. Langkah yang terakhir ini
merupakan langkah terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang
teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan
hidup itu.
Misalnya seorang yang beragama Islam dan berpegang teguh kepada pandangan
hidupnyaa,lalu suatu ketika dia dicela baik secara langsung
ataupun secara tidak langsung, maka jelas dia
tidak menerima celaan itu. Bahkan bila ada orang
yang ingin merusak atau bahkan ingin memusnahkan
agama Islam baik terang-terangan ataupun
secara diam-diam, sudah tentu dan sudah
selayaknya kita mengadakan tindakan terhadap
segala sesuatu yang menjadi pengganggu.
========================================================================
Manusia dan Tanggung Jawab
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah
keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut
kamus umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung,memikul jawab,
menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tangung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajibannya.
Seorang mahasiswa mempunyai kewajiban belajar. Bila belajar, maka hal itu
berarti ia telah memenuhi kewajibannya. Berarti pula ia telah bertanggung jawab
atas kewajibannya. Sudah tentu bagaimana kegiatan belajar si mahasiswa, itulah
kadar pertanggungjawabannya. Bila pada ujian ia mendapat nilai A, B atau C
itulah kadar pertanggung-jawabannya.
Bila si mahasiswa malas belajar, dan ia sadar akan hal itu. Tetapi ia tetap
tidak mau Belajar dengan alasan capek, segan dan lain-lain. Padahal ia
menghadapi ujian.Ini berarti bahwa si mahasiswa tidak memenuhi
kewajibannya,berarti pula ia tidak bertanggung jawab.
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa
bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk
perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan
pengabdian atau pengorbanannya.Untuk memperoleh atau meningkatkan
kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui
pendidikan,penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
B. MACAM-MACAM TANGGUNG
JAWAB
Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau
untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia manghadapi
manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi
lingkungan alamo Dalam usahanya itu manusia juga menuadari
bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu
kekuasaan Tuhan. Dengan demikian
tanggung jawab itu dapat dibedakan
menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya.
Atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung
jawab, yaitu :
(a) Tanggung jawab terhadap diri
sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang
untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan
kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa
memecahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya
sendiri Menurut sifat dasamya manusia adalah mahluk bermoral, tetapi
manusia juga seorang pribadi. Karena merupakan seorang
pribadi maka manusia mempunyai pendapat sendiri,
perasaan sendiri angan-angan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat,
perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan
bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari
kesalahan, kekeliruan,baik yang disengaja maupun tidak.
Contoh:
Rudi membaca sambil berjalan. Meskipun sebentar-sebentar ia melihat
jalan, tetap juga ia lengah, dan terperosok ke sebuah
lobang. kakinya terkilir. Ia menyesali dirinya sendiri akan kejadian
itu.Ia harus beristirahat dirumah beberapa hari. Konsekwensi tinggal di
rumah beberapa hari merupakan tanggung jawab sendiri akan kelengahannya.
(b) Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri
dari suami-istri. ayah-ibu dan anak-anak. dan juga
orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota
keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung
jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung
jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan. pendidikan, dan kehidupan.
Contoh :
Seorang ibu telah dikarunia tiga anak, kemudian
oleh sesuatu sebab suaminya meninggal dunia, karena ia tidak
mempunyai pekeIjaan/tidak beketja pada waktu suaminya
masih hidup maka demi rasa tanggung
jawabnya terhadap keluarga ia melacurkan diri.
Ditinjau dari segi moral hal ini tidak bisa diterima karena
melacurkan diri tennasuk tindakan di kutuk,
tetapi dari segi tanggung jawab ia
tennasuk orang yang dipuji. karena
demi rasa tanggung jawabnya terhadap keluarga ia
rela berkorban menjadi manusia yang hina dan
dikutuk.
(c) Tanggung jawab terhadap
Masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan
manusia lain. sesuai dengan kedudukannya sebagai
mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia
lain maka ia hams berkomunikasi dengan manusia
lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia
di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya
mempunyai mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat
yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat
tersebut Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya
harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Contoh:
Hanafi terlalu congkak dan sombong, ia mengejek dan menghina
pakaian pengantin adat Minangkabau. Ia tidak memakai
pakaian itu, bahkan penutup kepala yang
dikeramatkan pun semula ditolak. Tetapi setelah ada ancaman dari
pihak pengiring, terpaksa Hanafi mau memakainya juga. Di
dalam peralatan itu hampir-hampir pernikahan
dibatalkan,karena timbul perselisihan antara pihak kaum
perempuan dengan pihak kaum laki-laki. Pangkalnya dari Hanafi
juga. Ia berkata pakaian mempelai yang masih sekarang
dilazimkan di negerinya, yaitu pakaian secara zaman dahulu,
disebutkannya cara anak komedi Istambul. Jika ia dipaksa memakai
secara itu, sukalah urung sahaja, demikian katanya
dengan pendek. Setelah timbul pertengkaran di dalam keluarga
pihaknya sendiri akhimya diterimalah, bahwa ia
memakai smoking, yaitu jas hitam, celana hitam, dengan berompi dan
berdasi putih. Tetapi waktu hendak menutup kepalanya,
sudah berselisih pula. Dengan kekerasan ia
menolak pakaian dester suluk,yaitu pakaian
orang Minangkabau. Bertangisan sekalipun perempuan meminta
supaya ia jangan menolak tanda keminangkabauan yang satu, yaitu
selama beralat saja. Jika peralatan sudah selesai, bolehlah ia nanti memakai
sekehendak hatinya pula. Hanafi tetap menolak kehendak orang tua, ia tidak
hendak menutup kepala, karena lebih gila pula
dari pada anak komidi, bila memakai dester
saluk dengan baju smoking dan dasi. Setelah ibunya sendiri
hilang sabamya dan memukul-mukul dada di muka anak yang “terpelajar” itu,
barulah Hanafi menurut kehendak orang banyak, sambil mengeluh dan teringat akan
badannya yang sudah “tergadai”. Untunglah ia menurutkan hal menutup
kepala itu, karena sekalian pengantar dan pasuinandan (pengiring bangsa
perempuan) sudah berkata bahwa mereka talc sudi mengiringkan “mempelai
didong”. Akhimya Hanafi tunduk pula dengan norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat, Meskipun harus bersitegang dahulu. Sebagai pertanggungjawaban kecongkakan
dan kesombongannya itu, Hanafi harus menerima rasa antipati dari
masyarakat Minangkabau yang sangat ketat terhadap adat itu (salah asuhan)
(d). Tanggung jawab kepada
Bangsa / Negara
Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga
negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku
manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara.
Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah,
maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.
Contoh:
1) Dalam novel jalan tak ada
ujung karya Muchtar Lubis, Guru Isa yang tekenal sebagai guru yang baik,
terpaksa mencuri barang-barang milik sekolah demi rumah tangganya.
Perbuatan guru isa ini harus pula dipertanggung jawabkan kepada pemerintah
kalau perbuataan itu diketahui ia harus berurusan dengan pihak kepolisian dan
pengadilan.
2) Kumbakarna menolak perintah
kakaknya, juga rajanya yaitu Rahwana untuk berperang melawan rama,
karena kakanya berbuat keburukan. Bukan main Rahwana. Ia membangkit-bangkitkan
hutang budi Kumbakama terhadap kerajan Alengka. Kumbakama menyadari
kedudukannya sebagai pang1ima perang, karena itu berangkat juga ia ke medan
perang menghadapi Rama. Akan tetapi ia maju ke medan perang bukan karena
membela kakanya, melainkan karena rasa tanggung jawabnya sebagai panglima yang
harus membela negara ( Ramayana)
(e). Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan
untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab Iangsnng
ternadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari
hukuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab sud melalui
berbagai macam agama Pelanggaran dari hukuman-hukuman tersebut akan segera
diperingatkan oleh Tuhan dan jika dengan peringatan yang keraspun manusia masih
juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan
mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab
yang seharusnya dilakukan manusia ternadap Tuhan sebagai
penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawabnya, manusia perlu
pengorbanan.
Contoh:
Seorang biarawati dengan ikhlas tidak menikah selama hidupnya karena dituntut
tanggung jawabnya terhadap Tuhan sesuai dengan hukum-hukum yang ada
pada agamanya, hal ini dilakukan agar ia dapat sepenuhnya
mengabdikan din kepada Tuhan demi rasa tanggung jawabnya.
Dalam rangka memenuhi tanggung jawab ini ia
berkorban tidak memenuhi kodrat manusia
pada umumnya yang seharusnya
meneruskan keturunannya yang sebetulnya juga merupakan
sebagian tanggung jawabnya sebagai mahluk Tuhan.
C. PENGABDIAN DAN
PENGORBANAN
Wujud tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan.
Pengabdian dan pengorbanan adalah perbuatan baik untuk
kepentingan manusia itu sendiri.
(a). Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga
sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat,
atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggung jawab.
Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk
mencukupi kebutuhan. hal itu berarti mengabdi kepada
keluarga.
Lain halnya jika kita membantu ternan dalam kesulitan,
mungkin sampai berhari-hari itu bukan pengabdian.
tetapi hanya bantuan saja.
Berikut ini diberikan gambaran bagaimana orang tua
mengabdi kepada putra-putrinya demi kebahagiaan keluarga mereka.
Sepasang suami istri guru sekolah dasar
di sebuah desa. Anaknya cukup banyak. yaitu 6
orang. Untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga
besar tesebut. si ibu tetap bekerja sebagai guru.
karena tahu bahwa gaji suaminya juga kecil, Si
ibu di rumah tidak melepaskan tanggung jawabnya sebagai
ibu rumah tangga, karena memang tidak mampu
membayar pembantu. Untuk urusan pendidikan di
sekolah si bapak yang bertanggung jawab,
sedangkan si ibu untuk urusan pendidikan yang bersangkutan dengan
rumah tanggga. Si Bapak mcmbimbing putra-putrinya
dalam belajar di rumah malam hari.
scdangkan siang hari saling dengan praktek
biologi seperti menanam sayur. memelihara ternak yang
hasilnya langsung dapat dimanfaatkan oleh keluarga. Si ibu mcngajar
putra-putrinya memasak, mencuci piring. mencuci pakaian.
membersihkan rumah. Anak-anaknya yang mulai
besar menjadi semacam asistennya. Setelah anak-anaknya
mulai harus sckolah di kota, mereka itu hanya disewakan kamar yang murah dengan
harus memasak dan mencuci sendiri yang sudah terlatih baik waktu di
desa. Demikianlah maka kamar itu makin
banyak penghuninya oleh adik-adik yang
juga menyusul kakak untuk belajar di
kota. Sekali seminggu seorang pulang untuk
mengambil uang dan perbekalan di desa,
dan sekali sebulan ayah-ibu datang ke
kota untuk tetap mengakrabkan hubungan mereka
sebagai keluarga, sekaligus mengontrol apakah
anak-anaknya menjalankan kewajibannya
secara benar. Hal demikian juga dilakukan oleh
keluarga itu waktu anak terbesar harus masuk ke
perguruan tinggi. Pada waktu si sulung sudah tarnat dan bekerja, ia
pindah ke tempat kerjanya dan berfungsi sebagai donateur
ternadap adik-adiknya.Walhasil seluruh putra-putri keluarga guru tersebut
dapat menamatkan sekolahnya dan menjadi
sarjana. Sementara itu si bapak dan ibu bertahan bekerja
sebagai guru di desa demi mengabdi kepada putra-putrinya
agar dapat menjadi manusia yang hidupnya
tidak sesulit dirinya. Waktu mereka sudah
pensiun, mereka merasakan bahwa pengabdiannya pada
putra-putrinya juga sudah cukup, mereka merasa puas karena
mampu membekali putra-putrinya dengan ilmu yang
dijadikan kail dalam menempuh kehidupan
ini. Orang tua itu tidak membekali
dengan ikan, karena akan cepat habis tanpa bekas !
Manusia tidak ada dengan sendirinya,tetapi merupakan mahluk ciptaan Tuhan.
Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian
berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu merupakan
perwujudan tanggung jawabnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pengabdian kepada agama atau kepadaTuhan terasa menonjolnya seperti yang
dilakukan oleh para biarawan dan biarawati. Pada umumnya mereka itu adalah
orang-orang yang terjun di ladang Tuhan karena kesadaran moralnya,karena
panggilanTuhan. Mereka meningggalkan keluarganya dan tidak akan
berkeluarga, Sehingga hampir seluruh waktu waktu, pikiran, tenaga maupun
kegiatan hanya tercurah untuk memuliakan Tuhan. Dalam agama yang tidak
membedakan manusia atas dasar ras ataupun bangsa itu, para biarawan atau
biarawati ditempatkandi daerah – daerah yangjauh dan terpencil.Semuanya
dilakukan dengan semboyan tugas sud. Selain pada gereja Katolik,pada agama
Budha juga dikenal biarawati atau biarawan dengan sebutan bhiksu dan bhiksuni
dengan cara kehidupan yang tidak jauh berbeda.
Pengabdian kepada negara dan bangsa yang juga menyolok antara lain dilakukan
oleh pegawai negeri yang bertugas menjaga mercusuar di pulau yang terpencil.
Mereka bersama keluarganya hidup terpencil terpencil dari masyarakat ramai,
sementara ito sctiap ban tiupan angin kencang dan laut tidak pernah bernenti,
apalagi bila terjadi badai. Mereka bersunyi diri dalam rnengabdikan diri demi
keselamatan kapal yang lalu lalang. Kesenangan yang dapat dirasakan oleh
pegawai negri di kota tidak dapat dirasakan,mungkin sekali-sekali bila mereka
memperoleh cuti tahunan. Kesenangandan kegembiraansesamapegawai negri haanya
mereka bayangkan secara terang di alam yang demikian sepi. Anak-anak mereka
sulit berkembang sebagai mahluk sosial, dan tebatas untuk dapat mengembangkan
diri akibat terpencilnya tempat tinggalnya. Dengan membandingkanmereka dan
kehidupan kawan-kawannya di kota atau di tempat yang lebih enak terasa arti
pengorbanan mereka demi keselamatan manusia lain, bangsa dan negara sendiri.
Berapa banyakkah orang yang mau dan mampu menghayati pengorbanan mereka itu.?
(b). Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti
persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk
menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat
kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih. Suatu
pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.
Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat
dirasakan bila kita membaca atau mendengarkan kotbah agama. Dari kisah
para tokoh agama atau nabi, manusia memperoleh tauladan, bagaimana
scmestinya wajib berkorban. Berikut ini diberikan dua buah
penggambaran.
Pangeran Sidharta Gautama dari Kapilawastu diharapkan oleh ayahnya untuk
kemudian menggantikan kedudukannya sebagai raja. Tetapi, Pangeran tersebut
lebih tetarik pada kehidupan pertapa untuk memperoleh penerangan agung
bagaimana caranya manusia dapat membebaskan dirinya dari
sengsara (samsara) melalui pelepasan (mokhsa) dan mencapai kehidupan
abadi di sorga (nirvana). Ia mengorbankan kehidupannya yang mewah duniawi dalam
istana, ia mengorbankan kepentingan keluarganya, karena memandang bahwa
kepentingan umat manusia yang bodoh (avidhya) perlu didahulukan. Usahanya
berhasil memperoleh penerangan agung di tcmpat pertapaan Bodh Gaya, yang
kemudian disiarkan kepada umat manusia. Ia rela mengorbankan duniawinya,
keluarganya. demi kepentingan umat manusia yang derajatnya lebih tinggi.
Ia menjadi seorang Budha yang akhimya tidak dilahirkan kembali dan menjadi
pendiri agama Budha.
Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah untuk mengorbankan putra
tunggalnya Ismail. Walaupun ia sangat sayang pada putranya tersebut,
perintah Allah untuk mengorbankan tetap dipatuhinya. Allah menguji
kesetiaan dan besamya pengorbanan Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim tidak sampai
hati melihat pisaunya dipotongkan ke leher putranya, tetapi ia sudah
bertekad setia menjalankan perintahNya. Kemudian terbukti. bahwa putra yang mau
dikorbankan kepada Allah sudah berganti dengan biri-biri. Pengorbanan
yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim kepada Allah lebih tinggi kadamya daripada
pengorbanan oleh nabi ibrahim sekarang yang ditiru oleh oleh umat Islam yang
menjalankan ibadah haji di Tanah Suci maupun umat Islam di wilayah lain dengan
mengorbanan temak untuk keperluan fakir miskin pada hari raya Idul Qurban.
Perbedaan antara pengertian pcngabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas.
Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesama
kawan, sulit dikatakan pengabdian, karena kata pengabdian mengandung arti lebih
rendah tingkatannya. Tetapi untuk kala pengorbanan dapat juga diterapkan
kepada sesama teman.
Pengorbanan merupakan akibat dan pengabdian. Pengorbanan dapat
berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat
juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan
secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian,
tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.
Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan
sedangkan, pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada
pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya,
waktu. Dalam pengabdian selalu
dituntut pengorbanan,tetapi pengorbanan belum tentu menuntut
pengabdian.
Kesediaan seorang guru sekolah dasar ditempatkan di pelosok
terpencil daerah transmigrasi, adalah pengabdian yang juga menuntut
pengorbanan. Dikatakan pengabdian karena ia mengajar disitu
tanpa menerima gaji dari pemerintah, tanpa diurus
oleh pihak berwenang usul pengangkatannya, ia hanya bertanggung
jawab untuk kemajuan dan kecerdasan masyarakat / bangsanya. Ia
hanya menerima penghargaan dan belas kasihan dari masyarakat setempat.
Pengorbanan yang ia berikan berupa tenaga,
pikiran,waktu untuk kepentingan anak didiknya.
Dalam novel berjudul “Siti Nurbaya” karya
Marah Rusli, betapa besar pengorbanan gadis
Siti Nurbaya sebagai pengabdiannya kepada
orang tua. Orang tua Siti Nurbaya tidak mampu
membayarhutang kepada Datuk Maringgih. Sebagai tebusannya, Siti
Nurbaya dibujuk agar bersedia kawin dengan Datuk Maringgih,
si tua bangka, walaupun sebenamya ia sudah mengikat
janji dengan pemuda pujaannya bemama Syamsul Bahri.
Demi pengabdian kepada bapaknya , Siti Nurbaya bersedia
memutuskan hubungannya dengan Syamsul Bahri dan mau
dikawinkan dengan Datuk Maringgih, walaupun
dcngan perasaan yang sangat berat.
========================================================================
Manusia dan Kegelisahan
A. PENGERTIAN
KEGELISAHAN
Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang
berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang,
tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang
menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kawatir,
tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari
gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala
tingkah laku atau gerak.-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya
berjalan mundar-mandir dalam ruang tertentu
sambil menundukkan kepala, memandang jauh ke depan sambil
mengepal-ngepalkan tangannya, duduk termenung sambil memegang kepalanya, duduk
dengan wajah murung atau sayu, malas bicara, dan lain-lain.
Kegelisahan merupakan salah satu
ekspresidari kecemasan.Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga
diartikan sebagai kecemasan, kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan
atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi
dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan
tidak tecapai.
Sigmund Freud ahli psikoanalisa
berpendapat,bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan
kenyataan (obyektit), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.
(a). Kecemasan obyektif
Kecemasan tentang kenyataan
adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat
pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap
kcadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam
untuk meneelakakannya. Pengalaman bahaya dan
timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa
seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia
berada dekat dengan benda-benda tertentu atau keadaan
tertentu dari lingkungannya.
Kenyataan yang pernah dialami seseorang
misalnya pernah terkejut waktu diketahui dipakaiannya
ada kecoa. Keterkejutannya itu demikian hebatnya, sehingga kecoa
merupakan binatang yang mencemaskan. Seseorang wanita
yang pernah diperkosa oleh sejumlah pria yang tidak
bertanggung jawab, sering ngeri melihat pria bila ia
sendirian, lebih-lebih bila jumlahnya sama dengan yang pernah
memperkosanya. Kecnemasan akibat dan kenyataan yang
pemah dialami sangat terasa bilamana pengalaman itu
mengancam eksistensi hidupnya. Karena seseorang tidak
mampu mengatasinya waktu itu, terjadilah kemudian apa
yang disebut stress. Kecemasan yang dialami oleh seorang bayi
atau anak keeil dan sangat berkesan akan nampak kembali pada
waktu ia sudah dewasa, misalnya ia mendapat perlakuan yang
kejam dari ayahnya. Mungkin ia selalu ccmas bila berhadapan dengan orang
yang seusia ayahnya, tetapi ada pula yang memberikan
reaksi membalik karena ia mendendam, maka ia
berusaha selalu untuk ganti berbuat kejam sebagai
pelampiasannya.
(b). Kecemasan neorotis
(syarat)
Kecemasan ini timbul karena
pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund
Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :
(1) Kecemasan yang
timbul karena penyesuaian diri dcngan lingkungan.
Kecemasan timbul karena orang itu takut
akan bayangannya scndiri, atau takut akan
id-nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai
ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari
seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa
seseuatu yang hebat akan terjadi.
Contoh:
Didi anak laki-laki
berumur 10 tahun. Ia duduk di kelas V SO. Pada
suatu hari ia diberitahu ayahnya, bahwa bulan depan
ayahnya dipindahkan ke kota lain. Mereka sekeluarga
harus pindah. Sudah tentu Didi harus ikut. Jadi
ia harus pindah sekolah di kota tempat ayahnya
bertugas. Ibu Didi nampak gelisah, karena tinggal di tempat
yang lama ia sudah betah, berkat adanya seorang ibu yang aktif
mengumpulkan dan memajukan ibu-ibu. Lebih-Iebih
Didi, karena baik di kampung maupun di sekolah Didi banyak
kawannya. Karena itu ia takut kalau di tempat yang bam kelak ia
tidak akan merasa betah. Bila tidak ikut pindah, akan
ikut siapa, ikut pindah bagaimana di tempat yang
bam nanti. Ia takut pada bayangannya sendiri.
(2) Bentuk
ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia).
Bentuk khusus dari phobia adalah, bahwa
intensitet ketakutan melebihi proporsi yang
sebenamya dan obyek yang ditakutkannya.
Misalnya seorang gadis takut memegang benda
yang terbuat dari karet. Ia tidak mengetahui sebab
ketakutan tersebut, setelah dianalisis; ketika
masih kecil dulu ia sering diberi balon karet oleh ayahnya. satu
untuk dia dan satu untuk adiknya. Dalam suatu
pertengkaran ia memecahkan balon adiknya, sehingga ia
mendapat hukuman yang keras dari
ayahnya. Hukuman yang didapatnya dan
perasaan bersalah menjadi terhubung dengan
balon karet.
(3) Rasa takut
lain ialah rasa gugup, gagap dan
sebagainya. Reaksi ini munculnnya secara tiba-tiba
tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan meredakan
diri yang bertujuan untuk membebaskan
seseorang dari kecemasan neorotis yang sangat
menyakitkan dengan jalan melakukan sesuatu yang dikehendaki
oleh id meskipun ego dan superego melarangnya.
Contoh:
Seseorang yang tidak biasa menyanyi atau
bicara didepan umum, sekonyong-konyong diminta untuk menyanyi atau
berpidato. maka ia gelisah, gemetar, dan hilang keseimbangan,
sehingga sulit berbicara atau menyanyi.
(c). kecemasan moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi
seseorang.Tiap pribadi memiliki bermacam-macam emosi
antara lain: iri, dendam, dengki, marah, gelisah,
cinta, rasa kurang.
Rasa iri, benci, dengki,
dendam itu merupakan sebagian dari pernyataan individu secara
keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat Oleh
karena itu sering alasan untuk iri, benci, dengki itu
kurang dapat dipahami orang lain.
Sifat-sifat seperti itu adalah sifat yang
tidak terpuji, bahkan mengakibatkan manusia akan merasa
khawatir, takut, cemas, gelisah dan putus
asa. Misalnya seseorang yang merasa dirinya kurang
cantik, maka dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan,
sementara itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan, sehingga
kawan-kawannya lebih dinilai sebagai lawan. Ketidakmampuannya
menyamai kawan-kawannya demikian menimbulkan
kecemasan moril.
B. SEBAB-SEBAB ORANG GELISAH
Apabila kita kaji,
sebab-sebab orang gelisah adalah karena
pada hakekatnya orang takut kehilangan
hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik
ancaman dari luar maupun dari dalam.
Contoh:
Bila ada suatu tanda bahaya
(bahaya banjir, gunung meletus, atau perampokan), orang tentu
akan gelisah. Hal itu disebabkan karena bahaya itu mengancam akan hilangnya
beberapa hak orang sekaligus.
misalnya hak hidup, hak milik,
hak memperoleh perlindungan, hak kemerdekaan hid
up, dan mungkin hak nama baik.
c. USAHA-USAHA MENGATASI KEGELISAHAN
Mengatasi kegelisahan ini
pertama-tama harus mulai dari diri kna scndiri,
yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan
sikap tenang kita dapat berpikir tenang,
sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.
Contoh
Dokter yang menghadapi istri
dan anaknya yang sedang sakit, justru tidak dapat merasa
tenang, karena ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak dapat berbuat
apa-apa bila menghadapi keluarganya yang
sakit, karena ia merasa khawatir. Dalam
hal ini dokter itu harus bersikap seperti
menghadapi pasien yang bukan keluarganya.
Cara lain yang mungkin juga baik
untuk digunakan dalam mengatasi kegelisahan atau
kecemasan yaitu dengan memerlukan sedikit pemikiran;
pertama-tarna, kita tanyakan kepada diri kita sendiri
(introspeksi). akibat yang paling buruk yang bagaimanakah
yang akan kita tanggung atau yang akan terjadi, mengapa hal itu terjadi,
apa penyebabnya dan sebagainya. Apabila kita dapat menganalisa akibat
yang akan ditimbulkan olch kecernasan tersebut dan bila
kita tidak dapat mengatasinya, kita dapat
mempersiapkan diri untuk menghadapinya,karena
tidak semua pengalaman di dunia ini
menyenangkan. Yang kedua kita bersedia menerima
akibatnya dengan rasa tabah dan senang
hati niscaya kecemasan tersebut akan sima dalam jiwa kita.
Dan yang ketiga, dengan bersama-sama berjalannya waktu kita
dapat mencoba untuk memperkecil dan
mengurangi keburukan-keburukan akibat timbulnya
kecernasan,dengan demikian kita akan tidak merasakan lagi
adanya rasa kecemasan / kegelisahan dalam jiwa.
Untuk mengatasi kegelisahan yang
paling ampuh kita memasrahkan diri kepada
Tuhan.Kita pasrahkan nasib kita sepenuhnya
kepada-Nya, kita harus percaya bahwa Tuhanlah
Maha Kuasa. Maha Pengasih, Maha penyayang dan
Maha Pengampun.
D. KETERASINGAN
Keterasingan berasal dari kata
terasing. dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata asing
berarti sendiri, tidak dikenal orang.
sehingga kata terasing berarti, tersisihkan
dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain. atau
terpencil. Jadi kata keterasingan berarti hal-hal
yang berkenaan dengan tersisihkan dari
pergaulan,terpencil atau terpisah dari yang lain.
Terasing atau
keterasingan adalah bagian hidup manusia.
Sebentar atau lama orang pemah
mengalami hidup dalarn keterasingan, sudah
tentu dengan sebab dan kadar yang berbeda
satu sarna lain.
Yang menyebabkan orang berada dalam
keterasingan itu ialah perilakunya yang tidak dapat
diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau
kekurangan yang ada pada diri seseorang, sehingga ia
tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.
Perilaku yang tidak dapat diterima
atau tidak dapat dibenarkan itu selalu menimbulkan keonaran
dalam masyarakat, sifatnya
bertentangan dengan atau menyentuh nilai-nilai
kemanusiaan. Hal itu akan merugikan harta,
nama baik, martabat, harga diri orang lain.
Karena itu orang yang berbuat itu dibenci oleh
masyarakat dan berada dalam keterasingan. Perbuatan itu misalnya
mencuri, memperkosa, mengganggu istri orang, menghina orang,
sombong.
Keterasingan dalam hal ini sifatnya
dapat dipaksakan oleh anggota masyarakat, ataupun oleh institusi yang
diciptakan oleh masyarakat kepada si pelaku. Maksudnya supaya
si pelaku ini tidak merugikan orang lain lagi
atau membuat gelisah orang lain. dan si
pelaku dapat menjadi sadar, sehingga dapat memperbaiki
perilakunya yang bertentangan dengan nilai-nilai kemasyarakatan
itu. Kesadaran itu mungkin dapat terjadi
apabila orang itu terasing yang membuat ia
gelisah.
Keterasingan yang
dipaksakan oleh manusia lain dalam masyarakat
misalnya, tidak simpati, tidak mau berurusan, tidak mau mendekati,
tidak mempedulikan, memboikot, bahkan mengisolasi di
pelaku. Apabila dengan perilaku
masyarakat ini masih tidak mempan
menyadarkan si pelaku itu, maka keterasingan itu dapat dipaksakan oleh
istitusi yang diciptakan masyarakat misalnya pengadilan.
Orang yang bersikap
angkuh, sombong. besar kepala, tidak
menghonnati orang lain selalu akan tersisih dari
pergaulan masyarakat, karena perilaku semacam ini tidak
disenangi dan dibenci oleh masyarakat. Orang lain
akan merasa tersentuh nilai-nilai kemanusiaannya apabila
bergaul dengan orang angkuh, sombong. dan
tidak menghonnati orang lain. Karena itu ia dibenci orang
lain. sehingga membuat ia dalam keterasingan.
Dalam karya sastra Abdul Muis
yang berjudul “Salah Asuhan”,
Hanafi yang berpendidikan Barat adalah tipe orang yang
sombong, angkuh, tak menghonnati orang lain. Ia
menganggap rendah dan kolot masyarakat Minangkabau,
sehingga ia terasing karena dibenci, tak disukai oleh
masyarakat sekitarnya. Dikalangan teman-temannya sendiri ia dibenci
dan dijauhi karena sifatnya yang
membeda-bedakan teman-temannya. Ini terbukti
ketika ia bersama istrinya Corrie de Busye mengadakan
pesta makan malam di rumahnya di Jakarta. dengan mengundang
teman-temannya tetapi yang diundang
hanya ternan-ternan tamatan sekolah di Negeri Belanda
Pembedaan seperti ini tak disenangi oleh teman-temannya. sehingga tak
seorangpun yang hadir pada malam itu. Hanafi dan
Corrie istrinya dalam keterasingan.
Kekurang yang ada pada diri
seseorang dapat juga membuat keterasingan. Dalam
hal ini bukan masyarakat yang membuat
orang itu terasing. melainkan dirinya sendiri
karena ketidak mampuan atau karen a
membuat kesalahan. Ketidakmampuan
atau kesalahan ini berpengaruh pada
nama baik atau harga diri atau
martabat orang yang bersangkutan.
Ketidakmampuan disini meliputi
kekurangan ilmu pengetahuan yang
dimiliki ataupun ketidakmampuan fisiko Kurang
ilmu pengetahuan ini disebabkan taraf pendidikannya
yang belurn sampai pada taraf tertentu yang
dihadapinya sekarang. Dengan demikian orang yang
bersangkutan tidak japat menyesuaikan diri
dengan masyarakat ilmiah yang dihadapinya
Karena itu ia merasa gelisah, terasing.
Kesalahan yang dibuat
seseorang juga dapat membuat orang itu dalam
keterasingan, dan karena itu ia merasa gelisah.
E. KESEPIAN
Kesepian berasal dari kata sepi yang
berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa
sunyi atau lengang. tidak berteman. Setiap orang pemah mengalami
kesepian, karena kesepian bagian hidup manusia,
lama rasa sepi itu bergantung kepada mental orang
dan kasus penyebabnya.
Sebab-sebab terjadinya
kesepian
Bermacam-macam penyebab teIjadinya
kespian. Frustasi dapat mengakibatkan kesepian. Dalam hal
seperti itu orang tidak mau diganggu, ia lebih senang
dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan
sebagainya. la lebih senang hidup sendiri.
Contoh
Pangeran Sidharta
meninggalkan istana, tempat kemewahan, keramaian dan
ketidakpastian. Karena frustasi menyaksikan kontradiksi
keadaan istana dengan keadaan luar istana yang penuh penderitaan,
maka ia meninggalkan istana pergi ke tempat yang sepi,
mencari hakekat hidup.
Bila kita perhatikan
sepintas lalu keterasingan dan kesepian itu
serupa tetapi tidak sarna, namun ada hubungannya. Beda
antara keduanya hanya terletak pada sebab akibat.
Jadi kesepian itu akibat dari
keterasingan. Keterasingan akibat sikap sombong. angkuh,
kaku, keras kepala, sehingga dijauhi ternan-ternan sepergaulan. Karena
ternan-ternan menjauhi, maka orang yang bersikap sombong itu hidup terasing.
terpencil dari keramaian hidup sehingga kesepian.
Orang yang frustasi itu bersikap rendah
diri, sengaja menjauhi pergaulan ramai, kebalikan dengan orang
yang bersikap sombong. Orang yang bersikap
rendah diri, pemalu, minder. merasa dirinya
kurang berharga dibanding orang lain. maka orang itu lebih suka
menyendiri. Karena menyendiri itu akibatnya
kesepian.
F. KETIDAKPASTIAN
Ketidak pastian berasal dari kata tidak
pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa
arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidak pastian
artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak
tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yangjelas.
ltu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidakkonsentrasian
disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau.
Ketidakpastian tentang
lulus atau tidak dalam ujian sarjana yang sudah
lama ditunggu-tunggu membuat orang gelisah.lulus atau tidak
lulus ujian sarjana akan menentukan status atau karir seseorang dalam
hidupnya. Ketidakpastian ini akan merugikan. karena
status dari karir itu terancam.Karena ketidakpastian
itu status yang telah ditetapkan oleh atasan menjadi
hilang, berhubung ada orang lain yang lebih dulu memenuhinya.
G. SEBAB-SEBAB TERJADI
KETIDAKPASTIAN
Orang yang pikirannya terganggu tidak
dapat lagi berpikir secara teratur, apalagi mengambil kesimpulan. Dalam
berpikir manusia selalu menerima rangsang-rangsang lain, sehingga jalan
pikirannya menjadi kacau oleh rangsang-rangsang barn. Kalau toh ia dapat
berpikir baik akan memakan waktu yang cukup lama dan sukar. Mereka menampakkan
tanda-tandaobsesi, phobia, delusi, gerakan-gerakan gemetar,kehilangan
pengertian,kehilangan kemampuan untuk menangkap sesuatu.
Beberapa sebab orang tak dapat berpikir
dengan pasti ialah :
1. Obsesi
Obsesi merupakan gejala neurosa jiwa,
yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus, biasanya
tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh
penderita. Misalnya selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia.
Contoh:
Seorang pedagang yang maju pesat, pada
suatu saat terpikir olehnya ada kawannya yang ingin menjatuhkannya. Pikiran itu
tidak hilang, tetapi justru menjadi-jadi. Apalagi setelah ia merugi.
2. Phobia
lalah rasa ketakutan yang tak
terkendali,tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui
sebab-sebabnya.
3. Kompulasi
lalah adanya keragu-raguan tentang apa
yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan
perbuatan yang serupa berkali-kali.
Contoh:
a.Keinginan untuk mengambil barang
(mencuri), padahal barang itu tak bermanfaat baginya, dan andaikan ingin
membeli, mampu juga dia (kleptomania)
b.Keinginan minum minuman keras. Orang itu
bukan pemabuk, tetapi bila dilanda pikiran atau perasaan kecewa keinginan
minumnya tak dapat dibendung.
4. Histeria
lalah neorosa jiwa yang disebabkan oleh
tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf,
tidak mampu menguasai diri, sugesti dari sikap orang lain.
Contoh:
Ketika Ibu Bakri sedang melayani anaknya
makan, datang orang-orang mengetuk pintu, mengucap salam. OIjawabnya dan
keluarlah ia. Di luar, kagetlah ia melihat orang banyak mengusung
jenazah yang ditutupi kain. Ibu itu langsung bertanya
siapa itu ? .. itu kan bukan Kang Bakri !”
semua orang yang ditanya diam. Akhimya
dia berteriak histeris lalu pingsan (film orang-orang
laut)
5. Delusi
Menunjukkan pikiran
yang tidak beres, karena berdasarkan
suatu keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak
ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman. Delusi ini ada
tiga macam, yaitu :
a. Delusi persekusi :
menganggap keadaan sekitamya jelek. Seseorang
yang mengalami delusi persekusi tidak mau
mengenal tetangga kiri kanan karena menganggap
jelek.
b. Delusi keagungan :
menganggap dirinya orang penting dan
besar. Orang seperti itu biasanya gila
honnat Menganggap orang-orang disekitamya
sebagai orang-orang tidak penting. Akhimya semua
orang menjauhi juga.
c. Delusi melancholis :
merasa dirinya bersalah, hina,
dan berdosa. Hal ini dapat
mengakibatkan buyuten atau dikenal dengan nama delirium trements,
hilangnya kesadaran dan menyebabkan otot-otot tak
terkuasa lagi.
Contoh:
Pak Joyo orang kampung pada suatu
hari dipanggil ke pengadilan untuk diminta
kesaksiannya. Tetapi karena takutnya, ia gemetar, keringat
dingin mengucur, ditanya ini itu tak bisa
menjawab, mulutnya gemetar. Akhimya jaksa
tak memperoleh kesaksian apa-apa darinya.
6. Halusinasi.
Khayalan yang terjadi tanpa
rangsangan pancaindera. Dengan sugesti diri orang dapat juga
berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang
mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena halusinai orang merasa
mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan dasarnya,
sehingga dengan timbulnya halusinasi dorongan-dorongan itu
menemukan sasarannya. Ini nampak dalam
perbuatan perbuatan penderita. ( penderita itu
dapat menyadari perbuatan itu, tetapi tidak dapat
menahan rangsang khayalan sendiri)
7. Keadaan Emosi
Dalam keadaan tenentu
seseorang sangat berpengaruh oleh emosinya. lni nampak
pada keseluruhan pribadinya: gangguan pada nafsu makan,
pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah
tinggi/lemah. Sikapnya dapat apatis atau terlalu gembira dengan gerakan
lari-larian, nyanyian, ketawa atau berbicara.
Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bemafsu,
tidak bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak mau berbicara,
diam seribu bahasa, tennenung, menyendiri.
Contoh:
Dalam liburan, seperti biasa
Samsulbahri pulang ke kampungnya,dan biasa pula setiap pulangnya Samsul
bennain ke rumah Nurbaya, bekas pacamya. Kedatangan Samsul di rumah
Nurbaya ialah untuk mengulang cintanya. Pada saat itu terketahuilah Samsulbahri
oleh Datuk Maringgih, suami Nurbaya.
Melihat itu Samsul bahkan menghamtam si tua
bangka itu. Siti Nurbaya menjerit histeris. Jeritan itu
terdengar oleh ayah Nurbaya; ayah Nurbaya keluar
melihat kejadian itu gemetar, jatuh terus
meninggal ( Siti Nurbaya, Marah Rusli )
H. USAHA-USAHA PENYEMBUHAN
KETIDAKPASTIAN
Orang yang tidak
dapat berpikir dengan baik, atau kacau pikirannya ada
bermacam-macam penyebabnya.Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu
bergantung kepada mental si penderita. Andai kata penyebab sudah
diketahui, kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila
hal itu terjadi, maka jalan yang paling baik bagi penderita ialah
diajak atau pergi sendiri ke psikolog.
Bila penyebabnya itu jelas, misalnya
rindu, obatnya mudah, yaitu dipertemukan dengan orang yang dirindukan.
Phobia atau jenis takut bisa dilatih dari sedikit,
sehingga tidak takut lagi. Orang takut ular, takut ulat yang
berbulu, dapat disembuhkan karena dibiasakan dengan benda-benda
tersebut.
Orang yang bersikap sombong atau angkuh
bila mengalami musibah, baru berkurang kesombongannya,
tetapi mungkin tidak. Andai kata mereka
sadar, kesembuhan itu adalah karena pengalaman. Jadi
yang menyembuhkan masyarakat sekitamya dan dirinya sendiri.
Courtesy & Source from :
- https://bagaskawarasan.wordpress.com/2012/12/08/tugas-1-ilmu-budaya-dasar-ibd-tinjauan-tentang-ilmu-budaya-dasar/
- https://robyyuliardi.wordpress.com/2013/05/23/tinjauan-tentang-ilmu-budaya-dasar/
- https://sanusiadam79.wordpress.com/2013/03/14/manusia-dan-kebudayaan/
-http://imstuff-it.blogspot.com/2013/04/konsepsi-ilmu-budaya-dasar-dalam.html
- http://afriduarchan.blogspot.com/2015/04/manusia-dan-cinta-kasih_21.html
- https://mariefrancis65.wordpress.com/2013/12/03/makalah-tugas-ibd-ilmu-budaya-dasar-manusia-dan-keindahan/
- https://rrachman.wordpress.com/2013/10/15/ibd-manusia-dan-penderitaan/
- https://sanusiadam79.wordpress.com/2013/04/17/manusia-dan-keadilan/
- https://sanusiadam79.wordpress.com/2013/04/25/manusia-dan-pandangan-hidup/
- https://sanusiadam79.wordpress.com/2013/05/01/manusia-dan-tanggung-jawab/
- https://sanusiadam79.wordpress.com/2013/05/09/manusia-dan-kegelisahan/
- http://sap.gunadarma.ac.id/upload/KU-000204.pdf/